Artikel ini di buat oleh Mama Vianida Hardiningsih dari Ibu Punya Mimpi
Ngaku, siapa disini yang pusing melihat Si Kecil nggak mau makan? Pasti geregetan ya Mampaps, apalagi kalo udah dimasakin dengan lauk pauk lengkap tapi malah dilepeh. Tenang, Mampaps gak sendirian kok. Banyak banget di luar sana mengalami pengalaman serupa saat anak melakukan GTM atau gerakan tutup mulut. Jadi, apa sih sebenarnya maksud istilah itu, apa penyebabnya, dan gimana solusinya? Yuk, simak artikel ini sampai habis ya!
Pengertian GTM
GTM atau gerakan tutup mulut adalah istilah yang digunakan saat anak melakukan penolakan makan dengan cara menutup mulutnya. Biasanya GTM ini sangat sering dialami oleh anak yang memasuki usia 1 hingga 2 tahun. Pada fase ini, anak sudah mulai menunjukkan keinginan dan kemandiriannya sehingga tak jarang muncul perlawanan. Salah satunya adalah berontak dengan menutup mulut saat makan.
Dikutip dari penjelasan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), periode emas anak hingga usia 2 tahun adalah masa optimal yang membutuhkan asupan nutrisi seimbang, dengan kondisi ini, tak heran jika banyak Mampaps merasa cemas terlebih jika berat badan Si Kecil jadi terdampak karena GTM. Itulah mengapa sangat penting bagi para Mampaps untuk segera mencari akar masalah dari sikap GTM anak dan mempelajari solusinya.
Penyebab GTM
Beberapa pokok masalah yang menjadi penyebab GTM sebenarnya sudah sering dibahas oleh berbagai pakar. Namun, tentu setiap anak memiliki kondisi yang beragam. Jadi sebagai orang tua kita harus bijak mengkategorikan penyebab Si Kecil menolak makan. Biar lebih jelas, yuk kita simak poin penyebab GTM bisa terjadi.
1. Growth Spurt
Periode ini adalah masa emas Si Kecil dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya. Tak heran jika dalam satu tahun pertama kehidupan, ia akan mengalami beberapa kali fase pertumbuhan secara pesat yang sering disebut growth spurt. Mampaps tak perlu khawatir, karena fase ini biasanya tak akan berlangsung lama dan akan berakhir di tahun kedua.
Nah, ketika memasuki fase growth spurt ini, Mampaps harus bersiap karena Si Kecil akan mengalami penurunan nafsu makan.
2. Praktik Pemberian Makan yang Tidak Tepat
Berdasarkan informasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), GTM juga bisa disebabkan karena inappropriate feeding practice atau praktik pemberian makan yang kurang tepat. Ini biasanya terjadi saat fase transisi dari masa ASI ke masa MPASI pertama atau fase MPASI ke fase makan dengan menu keluarga. Banyak kasus GTM terjadi disebabkan karena orang tua kurang tepat memilih jenis makanan, menentukan porsi makan, dan menentukan jadwal makan.
Contohnya, anak yang berusia 2 tahun malah diberi makan lembek seperti nasi tim lumat atau pure daging. Tentu hal ini akan memicu GTM karena Si Kecil seharusnya sudah diperbolehkan makan dengan menu orang dewasa. Jadi, memang harus disesuaikan ya, Mampaps!
3. Distraksi saat Proses Makan
Hal penting yang harus dipraktikkan saat pemberian makan pada Si yKecil selanjutnya adalah penerapan feeding rules. Salah satunya dengan meminimkan distraksi. Wajar jika di periode umurnya yang masih tertarik dengan hal baru dan sangat senang bereksplorasi. Jadi, adanya distraksi sangat mungkin membuat Si Kecil gagal fokus. Memang tidak mudah ya, tapi Mampaps harus semangat untuk menerapkan kebiasaan baik agar Si Kecil bisa duduk tenang saat makan. Yuk bisa yuk, Mampaps!
Cara Mengatasi GTM
GTM faktanya tak hanya akan mengancam berat badan tetapi dalam jangka panjang juga akan berpengaruh pada status gizi dan proses tumbuh kembang Si Kecil. Dengan beragam penyebab yang mungkin terjadi, lalu bagaimana solusi terbaik agar anak terhindar dari perilaku GTM ini? Berikut cara mengatasi anak yang GTM yang telah kami rangkum.
-
Membuat Jadwal Makan
Mampaps bisa coba cara pertama dengan membuat jadwal makan yang jelas dan konsisten. Hal ini akan membantu untuk membangun kesadaran akan rasa lapar dan kenyang. Contoh jadwal makan ini misalnya dengan menerapkan jam makan berat 3 kali sehari, makanan selingan 1-2 kali, dan ASI/susu 2-3 kali. Jadwal dapat disesuaikan dengan mengikuti ritme si kecil. Melalui praktik ini, Mampaps juga bisa sekaligus mengajaknya untuk belajar patuh dengan aturan.
-
Berkreasi dengan Makanan
Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan membuat makanan yang unik dan menarik perhatian Si Kecil untuk mencobanya, seperti membuat bentuk sayuran atau lauk yang unik. Dalam prosesnya, Mampaps juga bisa mengajak Si Kecil untuk membuat dan menyiapkan makanan agar ia belajar terlibat dalam proses penyiapan makanan. Hal ini tentu akan lebih merangsangnya untuk mencoba makanan yang berhasil ia kreasikan, kan?
-
Motivasi Anak untuk Makan Sendiri
Sebelumnya, telah dibahas jika adanya distraksi berlebihan akan membuat anak tidak fokus dalam proses makan. Nah, Mampaps bisa coba untuk mengarahkan Si Kecil agar menyentuh, menjilat, dan makan dengan makanannya sendiri. Hal ini akan membuat ia lebih fokus. Jangan lupa untuk memberi alat makan plastik dengan gagang ergonomis agar lebih mudah dipegang juga ya, Mampaps!
Nah, itulah ulasan tentang seluk beluk GTM yang bisa Mampaps pelajari. Semoga artikel ini bermanfaat untuk para orang tua yang sedang membersamai buah hati. Tetap sabar dan semangat ya, Mampaps!