Halo Mama Papa, siapa disini yang anaknya sering mengalami batuk pilek? Nah, mungkin Mampaps bisa menemukan jawaban untuk mengatasi batuk pilek pada si kecil dengan tepat. Bulan lalu Mama Papa mengadakan webinar parenting bersama dr. Arifianto, Sp.A. Dokter yang akrab dikenal dengan nama dr. Apin ini memang menjadi dokter kesayangan Mampaps di Jakarta loh! Karena dr. Apin selalu memberikan penjelasan seputar kesehatan si kecil yang sangat mudah dimengerti dan membantu mencari solusi tepat jika si kecil terserang penyakit.
dr. Arifianto, Sp.A / dokter Apin
Dokter Apin menyelesaikan pendidikan Ilmu Kesehatan Anak di Universitas Indonesia pada tahun 2012 dan sangat aktif menuliskan pengalamannya sebagai dokter. Mampaps bisa mengenalnya lebih dekat melalui tulisan dr. Apin di blog pribadinya atau melalui bukunya yang berjudul “Berteman dengan Demam”. |
Selain itu, dr. Apin juga sering berbagi ilmu kesehatan dan tips seputar kesehatan tentang si kecil di Instagram nya! Ayo, siapa nih yang sudah follow? Sangat membantu bukan? Nah, di kesempatan kali ini dr. Apin bersama MAMAPAPA.ID telah melakukan webinar yang berjudul “Cara mengatasi batuk, pilek dan demam” Perlu Mampaps ketahui, orangtua adalah dokter pertama buat anak-anaknya karena orangtualah yang mengerti kondisi anak-anak mereka baru dokter menentukan diagnosis dan pengobatannya.
Baca Juga: Yuk, Tanya Seputar Kesehatan Si Kecil pada Dokter Apin
Tanya Jawab Seputar Batuk Pilek dan Demam dengan dr. Apin
Di dalam webinarnya, dr. Apin mengajak Mama Papa untuk mengerti literasi kesehatan. Hal ini tentu sangat penting diketahui oleh semua orang tua, untuk mengurangi penggunaan antibiotik yang tidak diperlukan jika si kecil terserang penyakit.
Ada 5 panduan edukasi kesehatan bagi masyarakat yang perlu diketahui nih, yaitu:
- Berbasis bukti (evidence-base).
- Sesuai dengan panduan (guideline).
- Mudah diakses dan transparan.
- Tujuan: pasien jadi pinter, bukan ‘keminter’.
- Informasi harus utuh.
5 panduan tersebut sangat penting diterapkan untuk dapat melakukan penanganan pertama saat si kecil terserang batuk pilek dan demam. Lalu, bagaimana batuk pilek dan demam pada anak bisa terjadi? Jangan panik ya Mama Papa, yuk baca beberapa info berikut:
Apa sih penyebab si kecil bisa sakit?
Perlu diketahui, ada 2 bagian besar penyebab penyakit pada manusia yaitu menular (infeksi) tidak menular (non infeksi). Nah, pada anak biasanya penyakit terjadi karena adanya kuman yaitu ada virus, bakteri dan lainnya. Mampaps juga harus paham nih, antara virus dan bakteri karena jika penyakit disebabkan oleh virus maka tidak perlu memberikan antibiotik dan jika disebabkan oleh bakteri, barulah memerlukan antibiotik.
Bagaimana demam bisa terjadi?
Tahukah Mampaps, bahwa setiap harinya virus dan bakteri berusaha masuk ke dalam tubuh kita loh! Namun, di dalam tubuh juga ada tentara yang siap siaga untuk melawan semua itu dengan baik. Salah satunya adalah makrofag, yang akan melepaskan berbagai zat kimiawi bernama sitokin ketika serangan kuman, bakteri, atau virus memasuki tubuh.
Nah, organ hipotelamus yang lokasinya di dalam otak inilah yang mengatur suhu tubuh manusia (termo-regulator) yang sesuai dengan kebutuhan. Namun, saat kadar prostaglandin E2 meningkat berarti menaikkan “set point” suhu tubuh, dan berakhir dengan naiknya suhu tubuh.
Nah, di saat suhu tubuh berada di atas 37,5 derajat Celcius di sinilah terjadinya demam! Namun ingat Mampaps, demam bukanlah penyakit, tetapi bisa jadi gejala dari suatu penyakit.
Mengenal penyakit yang ditandai dengan gejala demam
- Gejala batuk dan pilek serta demam, menunjukkan adanya infeksi saluran napas atas.
- Demam yang disertai diare dan muntah, menunjukkan adanya infeksi saluran cerna.
- Selain demam, juga disertai kejang dan penurunan kesadaran, menunjukkan adanya infeksi susunan saraf pusat.
Tentu Mampaps akan panik jika si kecil demam dan kejang, menurut dr. Apin, kejang demam wajar terjadi pada si kecil yang berusia 6 bulan hingga 5 tahun dan ini tidak akan merusak otak. Ini biasanya terjadi karena adanya faktor genetik, namun jika kejang demam terjadi pada si kecil berusia 7 tahun ke atas maka diperlukannya tindakan medis secara cepat.
Lalu, saat demam bolehkan minum obat penurun panas?
Di dalam webinarnya bersama MAMAPAPA.ID, dr.Apin menyarankan pemberian obat penurun panas diberikan saat si kecil rewel saja. Karena tujuan utama minum obat penurun panas bukan segera menurunkan suhu tubuh, melainkan berguna untuk membuat si kecil merasa nyaman.
Nah, jika suhu tubuh si kecil panas dan ia masih bergerak aktif dan lincah maka tidak perlu tergesa-gesa memberikan obat penurun panas ya Mampaps! Karena demam adalah suatu terapi atau obat alami tubuh, jika bakteri hilang maka demam juga akan ikut hilang.
Baca Juga: Cara Alami Turunkan Demam Pada Anak
Bagaimana cara mengukur suhu tubuh si kecil?
Kebanyakan dari Mampaps menyatakan si kecil demam dengan menggunakan “tanganmeter” alias meraba dahinya menggunakan tangan saja, tentu ini SALAH ya! Untuk mengetahui suhu tubuh si kecil maka lakukan pengukuran menggunakan termometer, jadi Mampaps wajib punya termometer di rumah.
Demam lebih dari tiga hari, haruskan periksa ke laboratorium?
Perlu diketahui nih, jika awal si kecil demam yang disertai batuk dan pilek dapat diperkirakan penyakitnya adalah salesma (common cold), namun jika demam hingga 39 derajat Celcius dan tidak ada gejala apakah harus segera bawa ke pusat kesehatan?
Nah, menurut dr. Apin dalam bukunya Berteman dengan Demam, demam dengan suku > 39 derajat Celcius tanpa gejala penyerta yang jelas, berlangsung kurang dari 7 hari, dan terjadi pada anak berusia 3-36 bulan, disebut juga dengan Fever Without Source (FWS). Umumnya penyakit ini dibagi dua, yang pertama anak tampak sakit (cenderung lemah dan lesu sepanjang waktu) dan yang kedua anak masih relatif aktif (ketika demam anak tampak lemas dan rewel, tetapi ketika suhu anak kembali turun maka akan aktif bermain atau beraktivitas).
Nah, pada kondisi pertama ini Mampaps harus membawa si kecil ke dokter ya untuk mendapatkan penanganan cepat. Untuk kondisi kedua, Mampaps bisa lebih tenang dalam mengobservasi kondisi si kecil dalam tiga hari atau lebih.
Baca Juga: Bayi Demam? Jangan Panik, Lakukan Langkah Pertama Ini!
Mengapa harus ada batuk dan pilek?
Saat si kecil demam dan terjadi batuk pilek, Mampaps jangan khawatir ya! Karena inilah upaya virus dan berbagai macam kuman keluar dari tubuh. Untuk itu, saat si kecil batuk dan pilek usahakan untuk selalu cuci tangannya menggunakan sabun dan menggunakan masker.
Saat batuk, bagaimana si kecil membuang lendir dahaknya?
Pertanyaan yang paling banyak ditanyakan Mampaps saat anaknya batuk pilek adalah, bagaimana lendir itu keluar? Sementara si kecil tidak dapat mengeluarkannya sendiri dan mereka harus menelannya, apakah lendir itu akan mengendap dalam lambung?
Nah, penjelasan dr. Apin tetap membuat Mampaps menjadi tenang loh. Meski lendir ditelan oleh si kecil, mereka berusaha mengeluarkannya melalui saluran cerna. Misalnya seperti membuang air besar atau memuntahkannya, jadi lendir tersebut tidak akan mengendap dalam lambung.
Lalu bagaimana cara pengobatan yang tepat?
Lagi-lagi dalam penjelasan dr. Apin bisa membuat Mampaps lega! Saat si kecil demam yang disertai batuk pilek, maka sabarlah dan gendong si kecil untuk mendapatkan posisi yang tegak agar hidung tidak tersumbat dan dada si kecil menjadi lega. Yang paling pasti, tetap jaga cairan tubuh si kecil, jangan sampai dia dehidrasi.
Bagaimana Mampaps? Sudah tidak perlu khawatir lagi kan saat si kecil terserang demam? Untuk info lengkap mengenai penjelasan dr. Apin, bisa langsung cek webinarnya di youtube channel MamaPapaId ya. Semoga bermanfaat.
Baca Juga: Jangan Panik! Kenali Penyebab Kejang Demam Pada Si Kecil