Banyak Mama yang terlalu khawatir jika anak mengalami perkembangan yang berbeda dari setiap perkembangannya. Padahal perlu Mama ingat ya bahwa perkembangan anak mulai dari bayi sampai besar masing-masing berbeda. Tapi, ada suatu kondisi di mana Mama harus cemas dan lebih perhatian jika anak mengalami masalah tumbuh kembang, tentunya perlu deteksi dini bagaimana tumbuh kembang anak sesuai usianya.
Nah, karena para orang tua terutama para Mama yang memiliki pertanyaan segunung seputar tumbuh kembang anak. Maka pada hari Minggu 23 Februari 2020 lalu, Mamapapa.id membuat acara kulwap yang bertema “Deteksi Dini Masalah Tumbuh Kembang Anak” bersama dr. Kanya Fidzuno, Sp.A. Acara ini akan di isi dengan materi seperti 4 aspek perkembangan anak yang perlu diperhatikan serta tanda bahaya yang harus Mama tindak lanjuti. Selain itu ada juga sesi QnA bersama dokter. Jadi Mama bisa bertanya apapun yang berhubungan dengan tumbuh kembang anak.
Di acara ini dokter Kanya menyebutkan bahwa ada empat aspek dalam tumbuh kembang anak. Empat aspek itu antara lain aspek sosial emosi, aspek motorik halus, aspek bahasa dan bicara, dan aspek motorik kasar. Menurut dokter Kanya, seorang anak bisa saja terlambat dalam satu aspek di atas, tapi bisa juga lebih. Minimal ada dua aspek yang mengalami keterlambatan itu tidak masalah. Di usia < 5 tahun disebut keterlambatan umum, tapi jika > dari 5 tahun maka perlu adanya tes IQ dan ini disebut retardasi mental.
Baca Juga: Usia 2 Tahun Belum Bicara, Tahapan Tumbuh Kembang Anak Terhambat?
Tanda Masalah Tumbuh Kembang Anak
Lalu tanda bahaya apakah yang harus Mama tindak lanjuti mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak? Berikut penjelasan dari dokter Kanya.
Sosial Emosi
- Jarang senyum di usia 6 bulan
- Kurang mengeluarkan suara dan ekspresi di usia 9 bulan
- Tidak merespon panggilan di usia 12 bulan
- Belum mengeluarkan kata-kata di usia 15 bulan
- Belum bisa bermain playdate di usia 18 bulan
- Tidak bisa menggabungkan 2 kata di usia 24 bulan
- Tidak ada babbling, kemampuan interaksi dan bicara pada semua usia
Motorik Kasar
- Gerakan asimetris tubuh bagian kanan dan kiri
- Refleks bayi tetap muncul sampai usia lebih dri 6 bulan
- Hiper/hipotonia (gangguan tonus otot)
- Hiper/hiporefleksia (gangguan refleks)
- Ada gerakan tak bisa dikontrol
Bahasa dan bicara - Tidak bisa menunjuk sesuatu sampai usia 20 bulan
- Tidak bisa membuat frase yang berarti pada usia lebih 24 bulan
- Mama dan Papa tidak bisa mengerti perkataannya
- Respon tidak konsisten dengan bunyi
- Tidak ada ketertarikan kepada orang lain di usia 20 bulan
Baca Juga: Waspada! Mitos dan Faktanya Tumbuh Kembang Anak yang Menyesatkan
Motorik Halus
- Setelah usia 4 bulan masih menggenggam
- Sebelum satu tahun hanya aktif menggunakan salah satu tangan
- Setelah 14 bulan eksplorasi oral masih berlanjut
- Penglihatan inkonsisten
Tanya Jawab Seputar Masalah Tumbuh Kembang Anak
Setelah dokter Kanya menyampaikan tanda bahaya bagi Mama saat memantau pertumbuhan dan perkembangan anak, selanjutnya ada acara QnA atau sesi tanya jawab. Para Mama ini sangat antusias untuk bertanya lho.
Bagaimana pengaruh pertumbuhan terhadap perkembangan? Karena si kecil BB-nya kurang, perkembangannya juga melambat. Apa yang harus dilakukan?
Memang benar pertumbuhan akan sangat berpengaruh kepada perkembangan. Saat BB anak berkurang maka gizinya juga berkurang. Jadi asupan untuk beraktivitas dan bergerak juga berkurang, bahkan ibaratnya rebutan untuk memperbesar ukuran otak. Maka dari itu perkembangannya menjadi lambat.
Apakah semua bayi harus melewati tahapan tengkurap? Apa yang membuatnya harus tengkurap?
Menurut dokter Kanya, proses tengkurap ini harus dilewati oleh semua bayi. Ini karena saat tengkurap inilah bayi akan belajar mengangkat bagian kepalanya ke atas sehingga leher akan bisa tegak dan siap untuk makan. Saat dia sudah bisa memakai lengannya untuk mendorong tubuh lebih ke atas lagi maka punggung menjadi kuat dan bisa duduk tegak nantinya. Fase tengkurap juga awalan dari proses merangkak loh Mama. Normalnya ini terjadi di usia 6 bulan. Ingat ya Mama untuk tidak membantu mengangkat anak ke atas agar terangsang karena itu salah.
Apabila bayi agak lambat perkembangannya. apakah kita harus stimulasi anak terus walaupun anaknya menangis? dan apakah pengaruh berat badan atau faktor genetik?
JMerangsang dan menstimulus anak harus dilihat kondisi anaknya. Kalau anaknya gaknyaman, ngantuk atau laper tp disuruh main kan pasti anaknya gamau crancky. Jadi nanti kalau sudah selesai nen, bobo, mandi baru deh kita rangsang. Misal sesudah mandi kita rangsang dgn pijatan-pijatan. Kalau faktor BB sudah dijelaskan ya diatas, dan kalau faktor genetik, selama tidak ada kelainan penyakit genetik harusnya tidak berpengaruh ya. Tiap anak akan punya kemampuan individual jadi tidak ada faktor seperti itu.
Dokter, apakah panas tinggi hingga step mempengaruhi kecerdasan anak/tumbuh kembang anak?
Step atau kejang demam tidak mempengaruhi kecerdasan anak atau tumbuh kembang anak. Mams bisa baca di IG saya tentang kejang demam termasuk hal-hal emergency apa yg harus dipersiapkan bila keulang lagi kejang demamnya karena itu akan berulang hingga anak usia 6 tahun.
Baca Juga: Kenapa Bayi Belum Bisa Berjalan? Kenali Dulu Penyebabnya!
Itu dia rangkuman dari acara kulwap dr. Kanya Fidzuno, Sp.A, dengan tema “Deteksi Dini Masalah Tumbuh Kembang Anak”. Menyenangkan sekali rasanya bisa berbagi informasi mengenai tumbuh kembang anak yang mungkin sangat diperlukan oleh Mama. Semoga setelah ikut acara ini semakin bisa aware ya tentang tumbuh kembang si kecil Mams!