“Mama juga manusia, punya rasa punya hati. Jangan samakan dengan pisau belati”……
Yap, seperti lagu rocker juga manusia, begitu pula dengan Mama. Mama juga manusia yang memiliki emosi dan mood dalam menjalani aktifitas sehari-hari. Namun, sebagian Mams masih kesulitan dalam hal manajemen emosi. Padahal, kondisi emosional Mams sangat berpengaruh terhadap emosi Si Kecil.
Pada tanggal 31 Januari 2020 lalu, Mamapapa.id berkolaborasi dengan doktersehat.com mengadakan kuliah wahtsapp (kulwap) dengan tema manajemen emosi. Kulwap kali ini menghadirkan psikolog Irma Gustiana A., M.Psi yang juga founder dari @ruangtumbuh.id. Berjudul “Tips Mengendalikan Emosi Menjadi Seorang Mama”, kulwap ini berlangsung selama dua jam. Bagaimana sih tips mengendalikan emosi versi Irma Gustiana? Yuk simak selengkapnya.
Baca Juga: Waspada, Pola Asuh Orang Tua yang Membuat Anak Menjadi LGBT!
Tips Manajemen Emosi Seorang Mama
Memiliki banyak peran dalam kehidupannya seperti menjadi seorang ibu, istri, bekerja hingga membuka usaha di rumah, seringkali membuat Mams lelah, stres bahkan emosi. Tahukah Mams apa yang menjadi penyebab adanya emosi negatif pada Mama? Bagaimanakah dampaknya pada Si Kecil?
Penyebab Emosi pada Mama
- Terlalu banyak memikirkan masalah sendirian (tidak sharing kepada suami). Sebagian Mama merasa “tidak enak” untuk berbagi cerita dengan suami karena beban pekerjaan yang dimiliki suaminya. Sebagian lagi merasa percuma untuk membicarakannya dengan suami, biasanya tipe ini mama seperti ini memiliki suami yang cenderung cuek dan tidak peka. Padahal, bagaimanapun pekerjaan dan sifat suami, permasalahan rumah tangga harus diselesaikan secara bersama-sama. Tentu saja dengan memilih waktu yang tepat untuk menyampaikannya, seperti misalnya saat pillow talk sebelum tidur.
- Jenuh dengan aktifitas sehari-hari. Aktifitas yang statis membuat sebagian Mams berasa jenuh. Ini merupakan hal yang wajar dialami manusia. Jika Mams tahu cara mengurangi kejenuhan tersebut dan butuh bantuan Papa untuk memenuhinya, segera katakan. Misalnya, Mams tipe orang yang refreshing dengan cara berenang, cuci mata di mall atau sekadar jalan-jalan. Jika hal tersebut dirasa dapat mengurangi tingkat kejenuhan, segera diskusikan dengan Papa.
- Berkespektasi tinggi. Setelah menikah, mungkin sebagian Mams kaget dengan sifat Papa yang cuek dan terkesan tidak mau membantu pekerjaan rumah tangga. Padahal, bisa saja justru Mams yang berekspekasi yang ketinggian. Cobalah didiskusikan, sebab sebagian pria enggan membantu karena takut salah dalam melakukannya.
- Stress hingga frustasi. Jika sudah sampai tahap ini, segera diskusikan dengan Papa. Stres dan frustasi yang berkepanjangan akan berdampak buruk pada keharmonisan rumah tangga dan kondisi emosional Si Kecil.
Dampak Buruk Emosi Negatif Mama
- Perkembangan otak Si Kecil yang menurun
- Kesehatan anak menjadi terganggu
- Berdampak buruk pada masa depan Si Kecil. Merekap sikap negatif Mama dapat membuat Si Kecil mudah depresi, tempramental, dan sebagainya saat dewasa.
- Menyebabkan penyakit kronis seperti sakit punggung, leher, sakit kepala dan lain-lain yang berkepanjangan.
Baca Juga: Pola Pengasuhan Anak dengan Metode Organic Parenting
Cara Mencegah Emosi Mama
- Membuat skala prioritas. Skala prioritas membuat Mams mengerjakan hal yang lebih penting terlebih dahulu dibanding hal lainnya.
- Membuang rasa “tidak enak” kepada orang lain. Jika ada teman atau tetangga yang mengajak Mams untuk melakukan hal yang sia-sia, jangan ragu-ragu untuk mengatakan “tidak”.
- Berbagi tugas dengan Papa. Begitu penting pembagian tugas dengan Papa. Dalam hal ini, Papa juga perlu mengetahui pentingnya berbagi tugas domestik. Tidak peru melakukan hal yang sulit, Papa bisa membantu Mama membuang sampah, menemani Si Kecil bermain, dan sebagainya. Selain Mams akan terbantu, bonding Papa dan Si Kecil pun akan meningkat.
Mams tetap boleh marah dengan anak, tetapi….
Dengan mempelajari manajemen emosi bukan berarti Mams dilarang marah terhadap Si Kecil. Mams tetap boleh marah dengan Si Kecil terutama jika Si Kecil melakukan kesalahan. Namun tetap harus terkontrol agar tidak menimbulkan dampak trauma psikologi bagi Si Kecil.
Misalnya, saat Si Kecil tantrum di depan umum, Mams bisa mengajaknya ke tempat sepi agar ia bisa meluapkan emosinya. Setelah itu, lakukanlah kontak mata dan menasihati dengan intonasi nada yang terjaga. Nada tinggi saat berbicara pada anak justru semakin membuat anak meledak-ledak.
Bagaimana jika mertua ikut campur sehingga membuat Mams emosi?
Bagi Mams yang masih tinggal dengan mertua , hal ini sering terjadi. Bahkan tidak jarang membuat sebagian Mams menjadi stres dan frustasi. Misalnya, mertua selalu memarahinya dan tidak sependapat dengan gaya parenting Mams. Bahkan, sebagian Mams dimarahi oleh mertuanya hampir setiap hari.
Dalam kasus ini, peran penting Papa sangat ditunggu-tunggu. Sebagai kepala rumah tangga, Papa harus menentukan mana yang terbaik. Jika kondisinya memungkinkan, Papa bisa mengajak Mama untuk tidak seatap lagi dengan mertua. Dengan demikian, kondisi emosional Mams ‘aman’, anak senang dan rumah tangga tentram.
Baca Juga: Pola Asuh Anak Berbeda Dengan Mertua? Atasi Segera!
Jika kondisinya tidak memungkinkan, Papa bisa ikut andil dalam memberi masukan kepada orangtuanya untuk mendukung segala peraturan rumah tangga yang telah dibuat. Papa juga harus meyakinkan orang tua bahwa telah memilih istri dan gaya parenting terbaik untuk tumbuh kembang Si Kecil. Tidak mudah memang, namun harus dilakukan pelan-pelan dan setiap hari. Jangan lupa libatkan doa dalam setiap usaha yang dilakukan.
Cara Mencegah Emosi Mama
- Membuat skala prioritas. Skala prioritas membuat Mams mengerjakan hal yang lebih penting terlebih dahulu dibanding hal lainnya.
- Membuang rasa “tidak enak” kepada orang lain. Jika ada teman atau tetangga yang mengajak Mams untuk melakukan hal yang sia-sia, jangan ragu-ragu untuk mengatakan “tidak”.
- Berbagi tugas dengan Papa. Begitu penting pembagian tugas dengan Papa. Dalam hal ini, Papa juga perlu mengetahui pentingnya berbagi tugas domestik. Tidak peru melakukan hal yang sulit, Papa bisa membantu Mama membuang sampah, menemani Si Kecil bermain, dan sebagainya. Selain Mams akan terbantu, bonding Papa dan Si Kecil pun akan meningkat.
Dari pembahasan “Tips Mengendalikan Emosi Menjadi Seorang Mama”, dapat disimpulkan bahwa kunci dari pengendalian emosi adalah komunikasi. Bila perlu, Mams katakan kepada Papa mengenai hal yang harus dilakukannya untuk meredakan emosi Mama, terutama di hadapan Si Kecil.
Diskusi dan pencarian solusi juga perlu dilakukan untuk manajemen emosi. Jadi, diskusikanlah di waktu yang tepat dengan Papa. Yuk ikuti kulwap selanjutnya denga topik bahasan yang tak kalah menarik. Jangan lupa ajak Papa ya, Mams!