Halo Mampaps, pernah mengalami anak malas makan, mogok makan, atau makan malah dilepehkan? Itu kita kenal dengan GTM (Gerakan Tutup Mulut). Tak heran jika Mampaps mulai resah, khawatir, dan mengeluhkan si kecil susah sekali makan.
Gerakan Tutup Mulut Anak

Menurut penelitian IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), penyebab tersering GTM pada anak adalah inappropiate feeding practice, perilaku makan yang tak benar atau pemberian makanan yang tidak sesuai usia. Seringkali, hal ini terjadi sejak fase penyapihan atau waktu dimulainya pemberian makanan pendamping ASI (MPASI).
Pemberian makan yang benar harus memperhatikan beberapa hal seperti tepat waktu, kuantitas dan kualitas makanan, kebersihan penyiapan dan penyajian makanan serta harus sesuai dengan tahapan perkembangan anak.
Pemberian makanan sesuai tahapan perkembangan anak mencakup tekstur makanan dan perbandingan makanan padat serta cair.
Untuk Mampaps ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar anak tidak terjadi GTM yaitu dengan melatih perilaku makan yang benar (feeding rules) pada anak, dengan cara ini:
Baca Juga: Ternyata, Cukup Lakukan Ini Agar Si Kecil Lahap Makan Sayur
- DO GTM (Gerakan Tutup Mulut)
- Atur jadwal makanan utama dan makanan selingan (snack) yang teratur yaitu tiga kali makanan utama dan dua kali makanan kecil di antaranya. Susu dapat diberikan dua – tiga kali sehari (500-600 ml/hari).
- Batasi juga waktu makan tidak boleh lebih dari 30 menit.
- Ciptakan lingkungan yang menyenangkan untuk makan. Biasakan makan bersama keluarga di meja makan. Jika tidak memungkinkan untuk makan bersama, sebaiknya tetap latih anak makan di meja makan.
- Dorong anak untuk makan sendiri. Bila anak menunjukkan tanda tidak mau makan (mengatupkan mulut, memalingkan kepala, menangis), tawarkan kembali makanan tanpa memaksa. Bila setelah 10-15 menit anak tetap tidak mau makan akhiri proses makan. Latih anak untuk mengenali rasa kenyang dan laparnya sendiri.
- Ajak si kecil dalam proses mempersiapkan makanan. Bawa serta si kecil saat Mampaps belanja di pasar atau supermarket. Sesampai di rumah, utus si kecil untuk mencuci sayuran, ikut meniris, hingga menyusun perangkat meja makan sesuai dengan kemampuan dan usia si kecil. Tujuannya adalah anak terlibat dari awal proses pembuatan makanan sehingga memiliki ketertarikan secara langsung maupun tidak langsung untuk menghabiskan makanan hingga tuntas.
- Beri penjelasan kepada si kecil dan belajar peka. Si kecil sejatinya bisa diajak komunikasi. Contohnya, apa sih manfaat bahan makanan itu untuk kesehatan si kecil. Selain itu, Mampaps juga perlu peka sama tanda lapar dan kenyang anak. Dengan begitu, Mampaps tahu kapan waktu terbaik untuk mengajak si kecil makan.
Baca Juga : Kapan Mengenalkan Anak Makan Sayur dan Buah? Yuk, Mulailah Sejak Dini!

- DON’T GTM (Gerakan Tutup Mulut)
- Jangan memaksa anak makan, apalagi sampai memarahinya. Di saat Mampaps menggunakan kata- kata marah, rayuan, bujukan atau kalimat bohong belaka, anak- anak malah akan semakin merasa terbebani dan semakin anti terhadap makanan.
- Jangan membiasakan anak makan sambil melakukan aktivitas lain seperti bermain, menonton televisi, berjalan-jalan atau naik sepeda karena dapat mengganggu konsentrasi si kecil ketika makan.
- Jangan memberikan minuman lain selain air putih di antara waktu makan.
- Jangan menjadikan makanan sebagai hadiah ataupun hukuman. Makanan tidak boleh menjadi sebuah hukuman atau hadiah karena si kecil akan menggunakannya sebagai alat untuk memanipulasi keinginan. Mampaps sebaiknya tetap fokus pada fungsi makanan sebagai alat untuk menunjang perkembangan si kecil.
Baca Juga : Alergi Makanan pada Anak, Ini Tandanya!
So, bagaimana Mampaps mungkin ada saran lain untuk cara mengatasinya? Yuk, share di sini ya.
Penulis
Nama : dr. Fitri Hidayati
Instansi : RSUD DR. H. M. Rabain Muara Enim
No Telp : 081368327987
Sosmed IG : Fitrihiday
Motto : Menjadi Lebih Baik