Banyak orang tua yang sering mengatakan hal ini kepada anak laki-lakinya, “Anak cowok gak boleh nangis” atau dalam bahasa inggrisnya, ‘boys dont cry‘. Jaman dulu, sosok laki-laki merupakan orang yang paling diandalkan dalam keluarga sehingga tuntutan anak laki-laki harus menjadi orang yang kuat sangat penting. Namun di jaman modern, metode mendidik anak laki-laki sudah jauh berbeda, Mampaps. Pengajaran ‘garis keras’ terhadap anak laki-laki justru bisa membuatnya menjauh dari orang tua bahkan tertutup.
Pendekatan mendidik anak perempuan dan laki-laki mungkin berbeda, tapi secara psikologis, anak laki-laki juga memerlukan perlakuan yang sama dari Mama dan Papanya. Anak perempuan mungkin lebih ekspresif dalam menunjukkan emosinya namun meski tidak ditunjukkan secara terang-terangan, anak laki-laki juga bisa merasakan emosi yang sama.
Seringkali tanpa Mama dan Papa sadari, kesalahan mendidik anak laki-laki berikut bisa membuatnya menjadi anak yang kurang peka, tertutup, dan menjauh dari keluarga saat dia besar nantinya.
Baca juga: 7 Cara Mendidik Anak Agar Disiplin, Mandiri, dan Tanggung Jawab
7 Cara Mendidik Anak Laki – laki yang Salah
1. Mengharuskan si kecil menjadi Sosok Yang Tangguh
Melarangnya menangis saat terjatuh atau harus menahan sakit saat terluka berbeda dengan mengajarkan si kecil untuk menjadi anak yang tangguh ya, Mampaps. Mengajarkan anak menjadi tangguh bukan berarti dia tidak boleh mengekspresikan diri secara emosi.
Justru si kecil harus diajarkan mengenai perasaan sedari kecil. Ajarkan anak untuk mengekspresikan: Kesedihan, frustrasi, rasa malu, kesombongan, ketakutan, malu, cinta, keinginan, keberanian, ketidakamanan. Mampaps bisa mengenalkannya melalui karakter dalam buku dan film, dan gunakan kata-kata itu untuk menggambarkan perasaan Mama sendiri.
Mengajarkan anak laki-laki untuk mengekspresikan perasaan, membuat dia tumbuh menjadi anak yang lebih terbuka pada Mama dan Papa serta mempunyai rasa empati yang tinggi. Juga pahami bahwa beberapa anak laki-laki akan lebih nyaman berbicara tentang perasaan mereka ketika melakukan aktivitas bersama ayahnya.
2. Beranggapan Anak Perempuan Perlu Mendapatkan Perlindungan Lebih dari Anak Laki-laki
Banyak orang tua lebih memberikan perlindungan pada anak perempuan, terutama masalah kejahatan seksual dan keamanan. Padahal resiko kejahatan ini sama besarnya pada anak laki-laki. Kurangnya pendidikan yang diberikan pada anak laki-laki, seringkali membuat mereka takut menceritakan pada orang tua apabila mendapatkan perlakuan yang tidak seharusnya.
Mengajari anak laki-laki mengenai bagian tubuh sangat penting. Lakukanlah percakapan dengan anak laki-laki Mampaps sedini mungkin dan tentang batasan bagian tubuh mana yang boleh dipegang orang lain dan mana yang tidak. Agar mereka tahu bahwa mereka berhak mengatakan “tidak” untuk setiap kontak yang tidak diinginkan kapan saja.
Penting memberitahukan si kecil bahwa mereka dapat berbicara dengan Mama dan Papa tentang apa pun. Mampaps akan selalu mendengarkan dan mereka tidak akan mendapat masalah karena mengatakan yang sebenarnya.
Baca Juga: 7 Rekomendasi Model Rambut Anak Laki – laki Keren & Terbaru
3. Anak Laki-Laki Harus Hebat Di Bidang Olahraga
Olahraga itu luar biasa, tetapi itu bukan untuk semua orang. Banyak Mama dan Papa yang memasukkan anak laki-laki mereka ke tim olahraga ketika mereka masih muda. Jika si kecil memang memiliki ketertarikan dalam bidang olahraga, tak ada salahnya Mama dan Papa untuk mendukung dan memberikan mereka semangat.
Namun banyak juga anak laki-laki yang memiliki ketertarikan berbeda, misalnya menari atau main drama. Ketakutan anak laki-laki menjadi ‘kemayu’ dan harapan Mama Papa agar si kecil menjadi juara olahraga membuat orang tua sering mengabaikan kesukaan si anak.
Biarkan si kecil memilih hobi yang disukai, ya, Mampaps. Olahraga memang sangat baik untuk kesehatan, tapi bila si kecil tidak suka olahraga, mungkin Mama Papa bisa mengajaknya melakukan aktivitas lain yang mungkin dia sukai, misalnya bermain layangan. Tidak semua anak laki-laki harus hebat dalam olahraga.
4. Hukuman Fisik
Pandangan bahwa anak laki-laki harus kuat dan tahan banting seringkali dianut oleh beberapa orang tua. Terutama untuk Mama dan Papa yang mendapatkan pendidikan keras yang sama disaat kecil dulu. Menghukum anak laki-laki dengan hukuman fisik, misalnya pukulan, akan membuatnya tumbuh dengan kebiasaan yang sama.
Anak laki-laki yang sering mendapatkan hukuman fisik dari Mama Papa nya, seringkali terlibat dalam perkelahian, memukul temannya dan bertindak agresif.
5. Anak Laki-Laki Harus Berani
Anak laki-laki juga memiliki rasa takut loh Mams. Jadi daripada mengejek mereka, “Anak laki-laki masa penakut?” Cobalah minta mereka untuk memberi tahu Anda lebih banyak tentang apa yang membuat mereka takut. Bicarakan dan jelaskan bahwa orang yang berani bukan orang yang tidak pernah takut, karena mereka adalah orang yang takut tetapi memutuskan untuk menghadapi tantangannya.
Baca Juga: Jangan Dipaksa, Ini Cara Mengajarkan Anak Menulis
6. Tidak Mengajarkan Empati Terhadap si Kecil
Mama dan Papa semua pasti ingin memikirkan yang terbaik untuk anak-anak. Membesarkan anak laki-laki yang kuat dan berani tentunya harapan Mama dan Papa ya karena nantinya mereka akan menjadi kepala keluarga.
Tetapi kita juga perlu mengajarkan empati kepada anak laki-laki seperti halnya mengajarkannya pada anak perempuan kita. Meski secara alamiah anak laki-laki tidak terlalu perasa, perasaan empati ini sangat penting untuk dimiliki anak laki-laki. Mereka harus belajar sejak usia dini untuk berpikir tentang bagaimana tindakan mereka membuat orang lain merasa.
Dengan mengajarkan anak tentang empati, si kecil akan tumbuh menjadi orang yang bisa menghargai orang lain dan memiliki rasa pengertian yang tinggi.
7. Berhenti Memeluk Dan Mencium Mereka Saat Mereka Tumbuh Dewasa
Seringkali Mama dan Papa berhenti memeluk anak laki-laki ketika mereka mencapai usia pubertas. Karena tentu, mereka tidak lagi menampilkan wajah imut ala anak kecil seperti saat mereka masih bayi, tapi pelukan merupakan kebutuhan dasar bagi banyak orang.
Meski mungkin saat memasuki usia pubertas biasanya anak-anak akan mulai merasa malu dipeluk orang tuanya, terutama di depan umum. Mama dan Papa bisa memeluk mereka saat akan tidur atau saat mereka terlihat sedih dan kecewa. Penting bagi mereka untuk merasa nyaman saat Mampaps memeluk mereka disaat mereka mengalami hari yang buruk. Si kecil juga akan merasa Mama dan Papa akan selalu ada kapanpun mereka mendapat kesulitan.
Baca Juga: 5 Cara Ampuh Agar Anak Cepat Bicara
Kira-kira, bagaimana nih Mama dan Papa, apa sering melakukan kesalahan tersebut saat mendidik si kecil? Yuk, hindari agar kelak dia bisa tumbuh menjadi sosok anak yang baik, bertanggung jawab, dan memiliki empati pada sesama. Semoga artikel singkat ini bisa membantu Mama dan Papa ya.