Pernahkah Mampaps merasa bersalah, sedih, bahkan menangis setelah memarahi si kecil? Tentu perasaan ini akan muncul pada setiap orangtua yang sudah terlanjur membentak si kecil, ya. Menjadi orangtua memang bukanlah perkara yang mudah ya Mampaps? Namun, apa pun itu hal ini akan membentuk psikologi anak seperti kepribadian dan pola pikir mereka loh! Sehingga kita sebagai orangtua memang harus berhati-hati dalam bertindak ataupun berkata-kata.
Mama Papa Harus Tahu
Membentak si kecil bukanlah cara terbaik dalam berkomunikasi, karena hal ini akan membuat si kecil merasa tidak percaya diri dan dirinya terancam. Bukan hanya itu, membentak akan memberikan dampak buruk bagi kondisi si kecil dalam jangka panjang.
Apa saja nih dampak negatif yang akan si kecil alami saat Mampaps membentak mereka? Simak poin berikut:
- Dengan membentak, si kecil berisiko mengalami depresi yang dikarenakan trauma masa kecil
- Mereka dapat tumbuh sebagai orang yang lebih agresif secara fisik ataupun verbal
- Ia akan merasa, bahwa membentak masalah dapat terselesaikan
- Membentak dengan kata-kata yang tidak baik atau menghina pada si kecil, akan membuatnya kehilangan kepercayaan diri dan hidup dalam kegelisahan
- Si Kecil akan meniru dan melakukan hal yang sama terhadap orang lain
Jika Terlanjur Marah Pada Si Kecil
Lalu, jika sudah terlanjur membentak dan memarahi si kecil pastikan Mampaps tidak terbawa emosi ya! Karena beberapa cara berikut bisa membuat si kecil tidak trauma dan hubungan hangat bersama si kecil tetap terjaga.
Tenangkan Diri
sumber gambar: www.thepragmaticparent.com
Setelah kelepasan memarahi si kecil, Mampaps bisa berdiam diri sejenak dengan menarik napas yang dalam dan panjang. Berusahalah untuk rileks, karena disaat emosi tubuh akan merasa tegang dan jantung akan berdebar.
So, jangan memulai percakapan dengan si kecil dulu ya Mampaps jika diri belum rileks dan tenang. Karena jika memaksakan untuk berbicara akan membuat suasana semakin buruk dan psikologi anak lebih terancam dengan kemarahan Mampaps.
Meminta Maaf
sumber gambar: thelist.com
Setelah hati merasa tenang dan pikiran Mampaps sudah rileks, cobalah untuk mendekati si kecil dan meminta maaf padanya. Peluk dan akui kesalahan Mampaps yang telah memarahinya dengan nada suara yang lembut. Hal ini juga bisa mengajari si kecil bahwa meminta maaf adalah hal yang penting disaat siapapun melakukan kesalahan.
Baca Juga: Mengajarkan Disiplin pada Anak! Penting Dilakukan Sedini Mungkin
Jelaskan Alasan Mengapa Mampaps Marah
sumber gambar: amotherfarfromhome.com
Tentunya marah seseorang ada alasannya bukan? Termasuk marahnya orangtua pada si kecil, namun berikan alasan yang baik yang dapat membuat si kecil menerima mengapa ia dimarahi. Seperti Mama dan Papa sedang lelah atau capek, sehingga terbawa emosi melihat si kecil menumpahkan makanan atau tidak membereskan mainan.
Dengan menjelaskan alasan-alasan marah Mampaps pada si kecil dengan jelas, tentu si kecil juga akan paham apa penyebab orangtuanya menjadi marah. Dengan begini si kecil juga dapat belajar memahami apa yang dialami orangtuanya dari sikap mereka.
Mulai Lagi dari Awal
sumber gambar: heritageseniorcommunities.com
Mengawali dari awal kembali tentu bukan menjadi perkara yang mudah, terlebih jika emosi Mampaps belum terlalu reda. Namun, setelah menjelaskan penyebab marah Mampaps pada si kecil dengan perkataan yang baik dan lembut akan membuat psikologi anak yang awalnya takut menjadi kembali tenang. Jika sudah begini, mulailah percakapan yang baik dengan si kecil.
Ingatkan Si Kecil Bahwa Mampaps Menyayanginya
sumber gambar: sciencenews.org
Setelah meminta maaf dan memberikan penjelasan penyebab marah Mampaps, peluklah si kecil dengan tenang sertakan juga bisikan yang lembut bahwa Mampaps menyayangi mereka. Pelukan bisa membuat kita lebih rileks dan si kecil percaya bahwa apa yang telah Mampaps lakukan membuat psikolog anak menjadi lebih baik lagi. Dengan pelukan akan membuat si kecil percaya bahwa Mampaps sangat menyayanginya.
Baca Juga: Manfaat Yoga Untuk Anak, Ternyata Baik Juga Untuk Psikologisnya Loh!
Tips Agar Tidak Mudah Marah Pada Anak
Lalu bagaimana nih cara menahan diri agar Mampaps tidak membentak si kecil lagi? Yuk, ikuti beberapa tips berikut agar Mampaps tidak mudah marah dan membentak si kecil:
- Pastikan Mampaps cukup istirahat dan cukup tidur. Di saat tubuh lelah dan mengantuk, Mampaps cenderung tidak sabar dan mudah emosi. Mintalah si Kecil untuk menunda permintaannya di saat Mama Papa baru pulang kerja.
- Saat ingin menegur si kecil, pastikan Mampaps selalu mendekatkan diri pada si kecil. Pilihlah posisi yang nyaman dan jangan memarahi si kecil di depan orang lain baik di depan saudaranya. Hal ini berguna agar psikologi anak tidak merasa terintimidasi dan dikucilkan dengan yang lain.
- Tenangkan pikiran Mampaps, buatlah diri selalu rileks jika melihat si kecil melakukan kesalahan yang sama.
- Saat Mampaps mulai merasakan kesal, tarik nafas dalam dan menjauhlah sejenak dari si Kecil sampai tubuh Mampaps rileks kembali.
- Minta si Kecil untuk menjadi sistem kontrol Mama. Mama bisa meminta si Kecil memeluk Mama bila Mama mulai marah. Pelukan si Kecil bisa menurunkan emosi Mama loh!
- Cari tahu penyebabnya. Seringkali Mampaps hanya melihat si Kecil berulah tanpa melihat penyebabnya. Mungkin si Kecil merasa tidak diperhatikan atau malah meniru kebiasaan buruk Mama tanpa disadari.
- Mintalah sesuatu tanpa nada memerintah. Semakin Mama memerintah atau membentak, semakin si Kecil tidak mau menuruti Mama. Gunakan nada meminta dan berusahalah tersenyum agar Mama bisa merubah mood si Kecil lebih baik.
- Tidak perlu segalanya sempurna. Ekspektasi Mama agar semuanya terlihat sempurna seringkali membuat Mama stres dan mudah marah.
Bagaimana Mampaps? Yuk, kendalikan emosi diri dengan mengenal diri terlebih dahulu. Ingat membentak bukan menjadi salah satu solusi untuk membuat si kecil menjadi disiplin, membentak hanya dapat membentuk karakter dan psikologi anak menjadi tidak baik di kemudian hari. Semoga bermanfaat.
Baca Juga: Visual, Auditori, Kinestetik. Ketahui Gaya Belajar Anak yang Sesuai!