Hai Mampaps, pernah mendengar jenis panggul bisa mempengaruhi proses melahirkan nanti? Orangtua jaman dulu sering berkomentar, “Wah, ini nanti susah melahirkan karena panggulnya kecil”. Ternyata ini komentar ini bukan tidak berdasar loh Mams. Bentuk dan jenis panggul Mama memang sangat mempengaruhi proses keluarnya si kecil keluar saat persalinan.
Biasanya dokter akan memeriksa kondisi panggul Mama menjelang kelahiran, sehingga dapat dapat ditentukan apakah Mama dapat melahirkan normal atau karena punya panggul yang kurang sesuai, sehingga harus melahirkan secara caesar.
Mari Mampaps kita cari tahu jenis panggul Mama yang dapat mempengaruhi proses melahirkan nantinya.
Baca Juga: 9 Tips Untuk Mengurangi Rasa Sakit Saat Melahirkan
Jenis-jenis Panggul Wanita dan Pengaruhnya pada Proses Kelahiran
Mampaps, ada 4 jenis dasar panggul Mama yang mempengaruhi proses melahirkan antara lain:
1. Ginokoid (Gynaecoid)
Bentuk ini paling ideal untuk melahirkan si kecil secara normal dengan ukuran rata-rata. Jarak dari sisi kanan ke sisi kiri panggul lebih lebar dibandingkan jarak dari bagian depan ke belakang.
2. Pelvis Anthropoid
Bentuk panggul ini memiliki pinggiran oval atau lonjong dengan rongga panggul yang sedikit sempit. Jarak sisi depan dan belakang lebih lebar dibandingkan sisi kanan dan sisi kiri. Dinding samping sejajar dan bagian belakang cukup luas untuk menampung bagian belakang kepala bayi.
Mama dengan tipe panggul ini masih dapat melahirkan secara normal. Biasanya si kecil lahir menghadap ke atas. Jika Mama menginginkan persalinan normal dengan jenis panggul seperti ini, harus tetap mempertimbangkan kondisi lainnya dan ikuti setiap instruksi dokter.
3. Pelvis Android
Panggul ini memiliki bentuk pinggiran seperti bentuk segitiga atau hati. Biasanya dimiliki oleh wanita bertubuh tinggi. Panggul jenis ini berisiko mengalami hambatan saat melalui persalinan normal.
4. Pelvis Platypelloid
Panggul dengan bentuk oval yang memipih. Jika Mama memiliki jenis panggul ini, lebih berisiko untuk melahirkan dengan proses normal, karena menyebabkan si kecil melewati panggul dengan posisi kepala melintang.
Baca Juga: Proses Pembukaan saat Persalinan
Beberapa Posisi Tubuh Saat Mama Melahirkan
Apapun bentuk panggulnya, yang terpenting saat proses melahirkan adalah Mama dalam posisi nyaman. Hal ini perlu sekali agar Mama rileks dan dapat melalui proses persalinan dengan lancar.
Mama bisa mencoba beberapa posisi tubuh saat proses melahirkan, sesuai dengan kenyamanan Mama.
1. Posisi Berbaring
Posisi berbaring atau litotomi ini yang sering kita jumpai. Mama terlentang dengan kaki menggantung di penopang khusus untuk orang bersalin. Namun dengan posisi ini seringkali Mama merasakan pegal pada punggung, mengalami kesulitan dalam mengejan, serta seringkali dapat meningkatkan tekanan pada perineum yang dapat menimbulkan robek pada jalan lahir. Oleh karena itu, para ahli banyak tidak merekomendasikan posisi tersebut.
2. Posisi Setengah Duduk
Posisi yang paling umum digunakan saat bersalin. Mama berbaring dengan posisi setengah duduk, paha dibuka, dan kaki diletakkan di masing-masing sisi.
Tubuh bertumpu pada tulang ekor dan membentuk huruf ‘C’, sehingga sisi ini sering disebut sebagai C-position. Posisi ini memudahkan dokter atau bidan dalam membantu proses kelahiran.
3. Posisi Miring
Mama berbaring menghadap miring dengan salah satu kaki diangkat dan kaki satunya dalam keadaan lurus. Hal ini dilakukan apabila posisi kepala si kecil belum tepat di jalan lahir.
Manfaat lainnya adalah si kecil mendapat pasokan oksigen melalui plasenta.
4. Posisi Jongkok
Posisi ini cara alami dalam proses kelahiran secara normal. Selain mendapat bantuan gaya gravitasi bumi, Mama masih bisa melakukan kontrol saat mengejan. Namun posisi ini memiliki kekurangan, yaitu menyulitkan dokter atau bidan melakukan pertolongan. Selain itu, robekan jalan lahir bisa tidak beraturan karena proses persalinan yang terlampau cepat.
5. Posisi Berdiri
Caranya bisa dengan berdiri dan mengangkat 1 kaki di atas kursi, berdiri dengan kaki sedikit terbuka dan penolong berada di belakang menekan perut. Posisi ini biasanya disarankan dokter atau bidan pada awal sebelum melahirkan dengan tujuan membantu kontraksi dan mengurangi nyeri.
Namun, setelah si kecil masuk ke jalan lahir, penolong persalinan akan mempersiapkan dan mengubah posisi melahirkan yang lebih aman untuk si kecil keluar.
So Mampaps, penting sekali untuk selalu periksa kehamilan Mama secara rutin. Pemeriksaan panggul awal sangat disarankan sebagai langkah antisipasi agar dapat direncanakan proses persalinan yang paling aman untuk Mama dan juga si kecil.