Buah hati merupakan anugerah yang didambakan setiap pasangan. Banyak yang dianugerahi dengan cepat, tapi tak sedikit juga yang menantikan lama dan perlu perjuangan untuk mendapatkannya. Program kehamilan yang saat ini banyak dipilih pasangan adalah program bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF). Nah, bagi Mampaps yang berencana melakukan program bayi tabung, ketahui 10 hal yang penting untuk kita ketahui sebelum menjalani program ini yuk, Mampaps.
Baca Juga: Perbedaan Program Hamil Bayi Tabung dan Inseminasi
10 Hal Penting Tentang Program Kehamilan dengan Metode bayi Tabung
Awal mulanya bayi tabung dilakukan sebagai program yang membantu para wanita yang memiliki masalah dengan saluran tuba (saluran sel telur). Tapi, seiring perkembangan zaman program bayi tabung atau IVF manfaatnya berkembang lebih luas lagi yaitu untuk mengatasi beragam masalah kesuburan.
1. Perawatan Mama sudah dilakukan bahkan sebelum proses bayi tabung dimulai
Sebelum bisa melakukan bayi tabung, Mampaps harus melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Hal ini untuk mengetahui tentang program tersebut, prosedurnya, risikonya, dan hal lain yang ingin Mampaps konsultasikan. Pada sesi konsultasi ini pastikan Mampaps mengetahui program ini secara detail ya.
Setelah memutuskan untuk menjalankan program bayi tabung, dokter akan memastikan tubuh Mama memenuhi syarat untuk menjalani IVF. Mama harus menjaga berat badan tubuh ideal, membatasi alkohol dan rokok. Terutama bila Mama memiliki penyakit tekanan darah tinggi dan diabetes, Mama memerlukan treatment dokter sebelum memulai prosedur bayi tabung.
Baca juga: Apakah Mama Cukup Sehat untuk Menjalani Kehamilan?
2. Prosedur Bayi Tabung Memerlukan Waktu dan Tenaga
Banyak Mampaps mengira bayi tabung merupakan cara cepat untuk mendapatkan momongan. Kenyataannya, program bayi tabung memerlukan waktu dan tenaga yang tidak sedikit.
Ada serangkaian prosedur yang harus Mampaps lakukan dalam program bayi tabung ini, apalagi proses pembuahan berbeda dengan pembuahan alami yang terjadi dalam tubuh. Nah, berikut serangkaian prosedur bayi tabung yang harus Mampaps jalani setelah melakukan konsultasi dengan dokter.
- Stimulasi indung telur (ovarium)
Pada tahap ini biasanya indung telur dirangsang oleh obat-obatan penyubur untuk menghasilkan beberapa produksi indung telur. Proses ini memerlukan waktu sekitar 10-12 hari dan biasanya memerlukan pemeriksaan darah dan USG rutin oleh dokter setiap hari. Biasanya target indung telur yang terkumpul adalah dua sel indung telur tentunya dengan ukuran yang sesuai.
- Pembuahan sel telur
Selanjutnya tahap pengambilan sel telur dari indung telur yang kemudian akan dibuahi oleh sel sperma. Prosedur pengambilan sel telur ini berlangsung 30 menit sampai 1 jam menggunakan jarum. Mama bisa diberikan obat penahan sakit atau bisa dengan proses bius.
Nah, jika biasanya pembuahan terjadi alami di dalam tubuh, pada proses bayi tabung, pembuahan terjadi di laboratorium. Biasanya, sel telur yang akan terbuahi sebanyak 50 persen.
- Penyuntikan ke dalam rahim
Setelah pembuahan berhasil, embrio (sel telur yang sudah dibuahi) akan disuntikkan ke dalam rahim Mama dalam waktu 3-5 hari setelah pengambilan telur menggunakan tabung kateter.
Jumlah embrio yang dimasukkan beragam, disesuaikan dengan usia, riwayat kehamilan, dan kualitas embrio yang sudah ada. Embrio lain yang tidak dimasukkan ke rahim Mama biasanya dibekukan untuk proses IVF berikutnya.
- Hasil bayi tabung
Setelah semua prosedur dilakukan, maka dua minggu setelah transfer embrio dilakukan, Mama akan diminta untuk melakukan tes kehamilan.
3. Penentu keberhasilan bayi tabung
Kita tentunya bertanya-tanya sejauh mana program ini akan berhasil. Segala bentuk usaha tentunya ada faktor penentu keberhasilannya ya, Mampaps. Usia Mams adalah salah satu faktor utama dalam keberhasilan bayi tabung ini.
Mama Papa Harus Tahu
Biasanya, tingkat keberhasilan bayi tabung bagi wanita di bawah 35 tahun sebesar 30-35 persen, wanita 35-37 tahun sebesar 25 persen, wanita 38-40 tahun sebesar 15-20 persen, sedangkan wanita di atas 40 tahun hanya 6-10 persen.
Tapi, pada dasarnya tingkat keberhasilan kehamilan program bayi tabung ini tergantung pada faktor lainnya, termasuk sejarah reproduksi, usia ibu, penyebab infertilitas, dan faktor gaya hidup.
4. Tidak Semua Pasangan Bisa Melakukan Proses Bayi Tabung
Program bayi tabung bisa menjadi solusi bagi Mampaps yang mengalami kesulitan mendapatkan momongan karena masalah berikut:
- Mams memiliki masalah pada saluran sel telur (tuba falopi) atau saluran tuba yang tersumbat
- Paps memiliki masalah infertilitas berat (sperma yang lemah atau jumlah dan pergerakannya lambat)
- Usia yang sudah tua dan masih menstruasi (sudah di atas usia kepala 3)
- Mama dengan periode menstruasi tidak teratur
- Mama memiliki endometriosis parah, dimana jaringan endometrium yang biasanya luruh saat menstruasi menebal di luar rahim dan tidak luruh.
- Berbagai masalah infertilitas lainnya yang gagal dengan program-program yang sebelumnya dilakukan.
Namun tidak semua Mampaps bisa melakukan proses bayi tabung. Ada beberapa kondisi dimana Mama memiliki resiko gagal yang cukup besar, yaitu:
- Mama tidak bisa memproduksi sel telur yang cukup sehat
- Memiliki fibroid tumor atau pertumbuhan sel yang tidak normal pada rahim
- Tubuh Mama memiliki level hormon yang tidak normal
- Mama memiliki masalah disfungsi rahim dimana rahim gagal berfungsi secara normal. Hal ini menyebabkan rahim tidak bisa menghasilkan hormon estrogen dalam jumlah normal dan melepaskan sel telur secara teratur.
Baca Juga: Awasi Faktor Resiko dan Penyebab Susah Hamil
5. Risiko Menjalankan Proses Bayi Tabung
Biasanya saat awal konsultasi dokter akan memberikan informasi mengenai risiko dari proses bayi tabung. Risiko yang mungkin terjadi di antaranya:
- Keguguran
- Jika embrio yang ditanamkan ke dalam rahim lebih dari satu maka memungkinkan kehamilan kembar
- Bayi berat lahir rendah atau bahkan terjadinya kelahiran prematur
- Kehamilan ektopik atau di luar kandungan
- Bayi terlahir dengan cacat fisik atau kelainan
- Stres. Karena selain menguras keuangan, prosedur ini menguras tenaga dan menuntut kesabaran Mama
Selain resiko pada janin, pada saat prosedurnya dilakukan pun banyak risiko yang mungkin terjadi pada Mama. Misalnya pada saat prosedur pengambilan sel telur dapat menyebabkan infeksi, pendarahan atau menyebabkan kerusakan pada usus atau organ lainnya.
Bahkan saat awal stimulasi sel telur, tak jarang banyak Mama yang mengalami kram perut, kembung, sembelit, berat badan bertambah, nyeri perut dan terutama masalah perubahan hormon.
Baca Juga: Waspada dan Ketahui Penyebab Keguguran Pada Ibu Hamil
6. Mama akan merasakan perubahan Mood
Pengaruh dari stimulasi sel telur dengan menyuntikan hormon ke tubuh Mama menyebabkan naik turun mood Mama. Mama bisa merasakan sedih, stres dan kelelahan serta lebih sensitif.
7. Pantangan yang harus dilakukan saat proses bayi tabung
Jika ada risiko tentunya akan ada pantangan saat menjalani program bayi tabung yang harus Mampaps lakukan.
- Menghindari hal-hal yang bisa menghambat program bayi tabung, seperti mengonsumsi obat-obatan, termasuk suplemen herbal. Alangkah baiknya jika Mampaps memberitahu dokter tentang obat dan suplemen yang dikonsumsi saat proses konsultasi berlangsung.
- Istirahat dengan cukup, usahakan sementara untuk menghindari olahraga berat atau olahraga yang berlebihan
- Menghindari rokok dan minuman beralkohol minimal tiga bulan sebelum memulai prosedur
Baca Juga: Hati-Hati! Ini 9 Pantangan Makanan Ibu Hamil yang Tidak Disangka
8. Biaya yang tak sedikit
Pada dasarnya Mampaps yang mengambil keputusan untuk melakukan program ini sudah mengetahui bahwa biaya yang dibutuhkan tak sedikit. Perkiraan biaya proses bayi tabung di Indonesia dimulai dari 40juta rupiah per siklus. Mampaps juga harus mempertimbangkan tambahan biaya tak terduga sekitar 20-30% apabila terdapat masalah atau komplikasi yang memerlukan perawatan lebih lanjut.
Maka, bagi Mampaps yang baru akan berencana sebaiknya mencari tahu terlebih dahulu mengenai perkiraan biaya-biaya yang akan dikeluarkan dalam menjalani setiap prosedurnya. Riset tentunya sangat penting baik mengenai dokter ataupun rumah sakit yang akan kita pilih.
9. Bisa menentukan jenis kelamin bayi yang kita harapkan
Bila dalam proses awal bayi tabung disertai dengan pemeriksaan genetik, Mampaps bisa memilih jenis kelamin bayi sesuai dengan yang Mampaps harapkan. Namun ini tergantung pada prosedur klinik atau rumah sakit tempat Mampaps melakukan IVF.
Beberapa klik atau rumah sakit lebih mengutamakan untuk memilih embrio terbaik dari proses pembuahan daripada berdasarkan jenis kelamin.
10. Bayi tabung tidak bisa menjamin keberhasilan kehamilan
Tak sedikit yang berhasil, tapi banyak juga yang gagal dalam proses bayi tabung ini. Banyak pasangan yang harus mencoba proses bayi tabung lebih dari sekali sampai akhirnya berhasil. Ada juga yang berhasil di percobaan pertama.
Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan IVF, biasanya faktor umur menjadi penentu keberhasilan bayi tabung ini. Tapi, semuanya tergantung kesehatan Mampaps dan juga keberuntungan dari Tuhan.
Nah, jika Mampaps berencana melakukan program bayi tabung ini 10 hal di atas perlu Mampaps ketahui sebagai bahan pertimbangan dan informasi ya Mampaps.
Baca Juga: 10 Jawaban Untuk Pasangan Agar Cepat Hamil