Merasakan payudara bengkak yang terasa sakit sekali sesudah melahirkan? Mungkin Mama mengalami mastitis atau peradangan payudara. Mastitis merupakan masalah yang sering dijumpai pada ibu-ibu yang sedang menyusui. Diperkirakan sekitar 3-20% ibu menyusui dapat mengalaminya.
Berbeda dengan bengkak karena payudara penuh, mastitis merupakan kondisi saat payudara terinfeksi bakteri. Bakteri yang sering menjadi penyebabnya adalah staphylococcus karena jenis bakteri ini komensal yang banyak dijumpai di kulit manusia.
Sebagian besar pembengkakan terjadi dalam 6 minggu pertama setelah si kecil lahir (paling sering pada minggu ke-2 dan ke-3). Meskipun mastitis dapat terjadi sepanjang masa menyusui bahkan pada Mams yang sementara tidak menyusui.
Baca Juga : Mama Menyusui Tetap Berpuasa? Penuhi Kebutuhan Gizi Dengan Makanan Saat Sahur!
Mari Mams kita pelajari apa saja gejala yang timbul, penyebab, serta cara mengatasinya.
Bagaimana Gejala yang Akan Timbul?
- Payudara menjadi merah, bengkak kadangkala diikuti rasa nyeri dan panas
- Demam atau badan meriang serta nyeri atau ngilu seluruh tubuh
- Peningkatan kadar natrium dalam ASI yang membuat si kecil menolak menyusu karena ASI terasa asin
- Sering timbul garis-garis merah ke arah ketiak
Apa Penyebabnya?
Selain bakteri Staphylococcus yang merupakan bakteri yang paling sering menjadi penyebab terjadinya mastitis, bakteri E.Coli juga pernah dilaporkan menjadi penyebab mastitis tersebut. Ada kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan mastitis selama Mams menyusui, kondisi tersebut:
- Sering kali terjadi pada Mams yang jarang sekali mengosongkan payudara dengan teratur. Contohnya: jika Mams tertidur malam maka si kecil tidak menyusui, atau ketika Mams bekerja dan tidak mengosongkan payudara dengan pompa perah.
- Pada kondisi gangguan perlekatan bisa saja terjadi akibat si kecil bingung puting sehingga terjadi gangguan atau kegagalan pengosongan payudara.
- Kondisi disaat Mams menggunakan pakaian yang kurang nyaman dan menghambat pengaliran ASI. Misalnya, Mams menggunakan bra dengan kawat saat tidur, atau menggunakan pakaian yang terlalu ketat.
- Kondisi Mams yang sedang stress. Hal ini juga dapat menghambat aliran ASI sehingga hormon oksitosin sebagai hormon mengalirkan ASI menjadi kurang sehingga ASI tidak mengalir secara optimal.
Nah Mams, kondisi-kondisi diatas jika ditambah dengan masuknya bakteri dari kulit payudara yang luka maka dapat timbulah mastitis. Tetapi tidak menutup kemungkinan jika terjadi pada payudara yang tidak luka.
Pada payudara tidak luka pun bisa terjadi mastitis hal ini terjadi pada saat si kecil yang tiba-tiba suka melepas payudara saat menyusu.
Saat menyusu, saluran sedang terbuka lebar dan ada beberapa waktu untuk mengecil kembali. Saat itulah bakteri pun dapat masuk saat payudara dilepaskan.
Bagaimana Mengatasinya?
Untuk mengatasi mastitis dimulai dengan :
- Memperbaiki teknik menyusui. Aliran ASI yang baik merupakan hal penting dalam upaya mengatasi mastitis karena stasis ASI (penyumbatan ASI) merupakan masalah yang biasanya mengawali terjadinya mastitis. Posisikan si kecil pada payudara sedemikian rupa sehingga dagu atau ujung hidung berada pada tempat yang mengalami sumbatan. Hal ini akan membantu mengalirkan ASI dari daerah tersebut.
- Mams dianjurkan agar lebih sering menyusui dimulai dari payudara yang bermasalah. Tetapi bila Mams merasa sangat nyeri, Mams dapat mulai menyusui dari sisi payudara yang sehat, kemudian sesegera mungkin dipindahkan ke payudara bermasalah, bila sebagian ASI telah menetes (let down) dan nyeri sudah berkurang.
- Bantu dengan memijat payudara untuk menghancurkan bila ada sumbatan ASI. Sebelum memijat, kompres payudara dengan air hangat dan air dingin secara bergantian selama beberapa kali agar mengurangi kencangnya payudara. Lalu lakukan gerakan sirkular karena sesuai dengan anatomi payudara yang mempunyai saluran payudara berliku dengan kelenjar-kelenjar.
- Kompres dengan handuk panas (bukan hangat), selama beberapa detik dan jangan sampai melukai kulit.
- Simpan daun kol di lemari pendingin. Gunakan daun kol sebagai kompres payudara bengkak selama beberapa jam dengan menyelipkannya ke dalam bra. Ganti kompresan daun kol setelah efek dinginnya mulai hilang.
- Lakukan perawatan pada puting yang luka atau lecet. Coba oleskan ASI setiap 5 – 10 menit, lalu diangin-anginkan. Semua itu membantu menyembuhkannya.
- Mams bisa mengonsumsi obat penghilang rasa nyeri yang aman untuk ibu menyusui.
- Antibiotik dapat diberikan tergantung derajat keparahan mastitis. Mams dapat berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi mastitis.
- Bisa juga Mams mengunjungi klinik laktasi. Biasanya ahli/konselor laktasi akan membantu memijat payudara yang bengkak agar ASI bisa lebih lancar.
Bagaimana Mencegahnya?
Pencegahan terhadap kejadian mastitis dapat dilakukan dengan memperhatikan kondisi-kondisi dan faktor risiko di atas.
- Bantu pengosongan payudara dengan memerah atau memompa sampai dirasa ASI sudah tidak dapat diperah lagi. Namun, jika masa teraba benjolan / kelenjar berisi ASI yang menggumpal, susui si kecil dengan perlekatan benar untuk membantu melepaskan sumbatan. Sebelum memerah ASI lakukan pijatan di leher dan punggung yang dapat merangsang pengeluaran hormon oksitosin yang menyebabkan ASI mengalir dan rasa nyeri berkurang.
- Rutin kosongkan payudara. Bila sedang bersama si kecil, susui langsung, bila tidak bersama si kecil (Mams yang sedang bekerja), perah atau pompa setiap 2 – 3 jam sekali.
- Kelelahan sering menjadi pencetus terjadinya mastitis. Mama yang stress dan kelelahan sangat dianjurkan untuk tetap cukup beristirahat dan mendapat dukungan dari keluarga karena keberhasilan proses menyusui sangat membutuhkan dukungan keluarga.
- Tetap jaga faktor kesehatan, jangan lupa memperhatikan kebersihan tangan karena bakteri Staphylococcus paling banyak menjadi penyebabnya. Lakukan pencucian tangan sebelum menyusui si kecil. Begitu juga perhatikan alat pompa ASI yang juga biasanya menjadi sumber kontaminasi sehingga perlu dicuci dengan sabun dan air panas setelah digunakan.
Baca Juga : Pijat Oksitosin, Cara Ajaib Melancarkan ASI!
Bagaimana Mams? Sudah tahukan penyebab, tanda dan gejala mastitis. Ada baiknya selama Mams masih menyusui si kecil Mams selalu memperhatikan kondisi-kondisi diatas.
Hati-hati yah Mams salah penanganan mastitis dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius. So, jangan takut konsultasi ke dokter jika mastitis tak kunjung sembuh.
2 tahun lalu putri saya setelah melahirkan dioperasi payudara nya dibuang separuh yang sebelah payudara nya oleh dokter2 biadab, dikatakan ada nanah dalam air susu putri saya, ternyata hasil PA dari laboratorium dinyatakan bersih ga ada nanah, bukan nya nanah yang dikeluarkan tapi jaringan payudara yang dikeluarkan banyak bgt tanpa ijin terlebih dahulu dari pasien… beberapa x putri saya mau bunuh diri karena frustasi & stress disebabkan sudah cacat payudara nya jadi wanita ga normal, oleh perbuatan biadab Dr. Dhian Hangesti Sp B (K) Onkologi & Dr. Kristina Maria Siswiandari Sp B (K) Onkologi Breast Center, kedua dokter itu praktek di RS swasta & RS ABRI. Hati2 dengan kedua dokter ini, bukan nya menolong malah mencelakakan dan membuat cacat pasien dengan tindakan yang tidak sesuai dengan apa yang dikatakan sebelum operasi. Sangat tidak beretika dan tidak berperikemanusiaan.
Semoga ada pejabat yg berwenang berani ambil tindakan tegas, rakyat hanya bisa berdoa ada MALAIKAT pembasmi MAL PRAKTEK dokter2 biadab tsb. Amin…..🙏🙏🙏