Menjadi seorang ibu bukanlah hal yang mudah. Tidak hanya harus bisa mengelola keuangan rumah tangga, seorang ibu juga harus banyak wawasan mengenai kesehatan anak meskipun ia bukanlah seorang dokter. Setidaknya, seorang ibu harus mengetahui hal-hal apa yang dapat membahayakan kesehatan Si Kecil dan bagaimana penanganan pertama ketika Si Kecil jatuh sakit. Salah satu penyakit yang sering membuat Mams khawatir adalah demam dan selesma.
Tahukah Mams bahwa demam bukanlah penyakit melainkan gejala penyakit yang lain seperti contohnya influenza dan selesma? Kapan seharusnya pergi ke dokter ketika Si Kecil demam? Hal apa yang bisa Mams lakukan untuk menangani anak yang sedang demam? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, yuk simak Q n A berikut.
Tanya Jawab mengenai Demam dan Selesma
Hari Minggu pada tanggal 24 November 2019 mamapapa.id mengadakan kulwap (kuliah whatsApp) dengan judul “Cara Mengatasi Demam dan Selesma pada Anak”. Kulwap kali ini menghadirkan dr. Arifianto, Sp.A atau yang biasa disapa dokter Apin sebagai narasumber.
Berlangsung selama 2 jam, kulwap dengan dokter Apin ini menghadirkann antusiasme dari para Mams untuk bertanya seputar demam, selesma, dan kawan-kawannya. Berikut tanya jawab yang sudah mamapapa.id rangkum, semoga mewakili pertanyaan para Mams yang belum berkesempatan mengikuti kulwapnya.
Apakah dari selesma yang terjadi secara terus–menerus dapat menyebabkan pneumonia atau bronkhitis?
Tahukah Mampaps bahwa tidak ada hubungan antara durasi/lamanya selesma menjadi resiko ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut)? Ada 2 jenis ISPA yakni ISPA Atas (influenza, selesma, common cold) dan ISPA bawah (pnemonia / bronkiolitis).
Pada kondisi virus, yang awalnya berada di saluran atas menjadi ke saluran bawah, yang awalnya common cold/selesma bisa menjadi pnemonia/bronkiolitis. Hal tersebut bisa terjadi kapanpun, baik tidak lama setelah flu atau dengan durasi yg lebih lama.
Sehingga hal ini tidak ada hubungannya. Namun jika daya tahan tubuh mampu mematikan virus dan mengalahkan infeksi yg ada, common cold tidak akan berlanjut menjadi pneumonia. Hal ini berlaku untuk pnemonia akibat infeksi virus. Ada juga pnemonia dari infeksi bakteri dan infeksi jamur dan ini tentunya bukan dari influenza selesma atau common cold.
Seberapa berpengaruhnya vaksin dalam mengurangi efek selesma dan influenza pada penderita asma?
Pada dasarnya, vaksin berfungsi untuk meminimalisir influenza, bukan untuk meminimalisir selesma/common cold. Sebenernya dari segi efektivitasnya, cukup beragam. Menurut penelitian dari luar, hal tersebut tidak terlalu tinggi tapi cukup membantu.
Biasanya digunakan untuk anak yang ingin pergi ke negara musim dingin, dibawa pergi haji atau umrah, anak yang diagnosis asma/pnemonia karena ditakutkan berulang, serta anak yang tinggal di daycare.
Jika anak didiagnosa asma dan alergi debu, apakah ada vaksin yang dapat meminimalisir resiko selesma?
Selesma dan influenza merupakan 2 penyakit yang berbeda, meskipun memiliki gejala yang mirip. Biasanya, flu dan demam lebih tinggi dan lama serta anak lebih tidak nyaman dibanding dengan common cold. Berbeda dengan influenza yang bisa diminimalisir dengan vaksin influenza, tidak ada vaksin utnuk selesma.
Bagaimana cara meningkatkan imunitas anak? Adakah pengaruh lingkungan yang kotor terhadap menurunnya imun anak?
Meningkatkan imunitas dengan cara melengkapi imunisasi semuanya pada usia yang tepat waktu cara lain adalah melengkapi ASI eksklusif 6 bulan. Selain itu, memberikan makanan bergizi dan menghindarkan anak dari lingkungan yang kurang baik seperti ada asap rokok. Bila ada yang sakit, bisa melakukan pencegahan dengan memberikan masker pada anak. Ketika anak sedang bapil diusahakan jangan keluar rumah agar tidak ada penularan.
Baca Juga: Kulwap: “Yakin dengan Vaksin dan Imunisasi?” bersama dokter Apin
Obat pilek menurut penelitian sebenarnya tidak memiliki manfaat untuk anak-anak. Tapi kenapa masih banyak sekali produsen yang memproduksi dan mengiklankannya? Bukannya obat tersebut sudah memiliki izin BPOM?
Memang bpom sudah memberikan izin edar dan ada catatan usia penggunaannya dan itu masuk kategori otc/obat obtan bebas terbatas. Tiap negara mempunyai regulasi otc berbeda-beda, ada yang setahun, dua, tiga, enam tahu. Prinsipnya, kenapa kok bisa beredar? karena sudah terbukti keamanannya. Berkhasiat atau tidak itu kembalinya bukan di bpom tapi di kembali ke guide line.
Perlukah diberi paracetamol?
Jika paracetamol tidak direkomendasikan untuk sebelum atau sesudah imunisasi, mengapa ada oknum tenaga medis ang meganjurkannya?
Ada penelitian yang menunjukkan bahwa pemberian parasetamol sesudah imunisasi dengan tujuan mencegah terjadinya demam dapat mengurangi kekebalan yang akan dibentuk oleh vaksin tersebut.
Tujuan imunisasi adalah membentuk kekebalan agar seorang anak tidak terkena penyakit. Kesimpulannya, pemberian paracetamol bisa menimbukan turunnya kekebalan yang akan dibentuk tapi tetap masih bisa mencegah penyakit.
Saat anak sedang demam dan dengan suhu 37° tapi terlihat sangat rewel, apakah boleh diberi paracetamol?
Jawabannya adalah Tidak. Karena penyebab rewel bukan karena demam sebab suhunya belum sampai 38o jadi tidak perlu memberikan paracetamol.
Baca Juga: Yuk, Tanya Seputar Kesehatan Si Kecil pada Dokter Apin
Apa benar demam tinggi selalu bisa menimbulkan potensi kejang? Dan apakah bila terjadi kejang, kejang tersebut berbahaya atau bisa menimbulkan komplikasi serius dikemudian hari?
Hanya 4-7 dari 100 anak demam yang akan mengalami kejang. 90% lebih anak demam dengan suhu mencapai 40o tidak mengalami kejang. Ada faktor keturunan jika orang tua semasa kecil pernah mengalami kejang maka anak dapat berpotensi kejang demam yang sama
Mengenai pemberian antibiotik
Apakah ada dampak yang berbahaya jika antibiotik tidak dihabiskan? Apa yg harus dilakukan jika diberi antibiotik ?
Kalau antibiotik karena infeksi bakteri harus dihabiskan. Namun, kalau infeksi virus tidak perlu dihabiskan. Bahayakah jika infeksi bakteri tapi antibiotik tidak dihabiskan? Ini bisa berisiko menyisakan bakteri jahat pembuat sakit dan bakteri ini bisa bermutasi dikemudian hari. Sehingga menjadi bakteri yang kebal terhadap antibiotik yang sebelumnya harusnya mempan. Itulah yang dikhawatirkan, jadi adanya resistensi antibiotik akibat penggunaan antibiotik yang tidak tepat.
Bagaimana tindakan orang tua jika anak sudah terlanjur terbiasa dengan antibiotik?
Jika pernah atau beberapa kali diberikan antibiotik yang tidak rasional dan masih baik baik saja. selanjutnya harus lebih bijak. Antibiotik hanya digunakan untuk luka
Baca Juga: Mengatasi Batuk, Pilek dan Demam pada Anak? Berikut Solusinya!
Bagaimana caranya memberikan pengertian ke pada nenek kakek kalau anak sakit demam tidak perlu langsung pergi ke dokter dan tidak perlu antibiotik?
Bagi Mampaps yang masih tinggal dengan orang tua harus paham megenai yang satu ini. Tahap awal bisa dengan cara mengenal gaya komunikasi yang biasa dilakukan untuk melmberikan informasi agar lebih efektif.
Salah satunya dengan cara memperdengarkan jawaban-jawaban kulwap mengenai kesehatan kepada mereka agar sepemahaman. Bisa juga Mampaps carikan artikel agar mereka membacanya.
Mengenai Mitos yang beredar
Bolehkan anak sedang selesma terapi air panas yang ditetesi minyak telon?
Pertama, hal tersebut tidak ada manfaatnya. Kedua, hal tersebut berisiko menyebabkan luka bakar karena anak bisa tercebur saat orang tuanya lengah. Silahkan pertimbangkan baik baik
Secara umum, jika Si Kecil nyaman dengan aromaterapi atau pijatan ya silahkan. Tapi dengan catatan misalnya saat pijat menggunakan minyak, ada bayi yang kulitnya alergi dengan minyak atau hipersensitif sehingga harus hati hati. Namun jika tidak ada, tidak mengapa selama Si Kecil nyaman.
Apakah boleh minum es selama anak masih batuk pilek ?
Secara umum, Si Kecil boleh minum es lho Mams ketika sedang bapil.
Apakah keju dapat mengurangi resiko demam? Adakah makanan yang dapat meningkatkan metabolisme agar tidak mudah tertular penyakit? Pilek seperti apa yang dikategorikan harus diuap?
Banyak mitos beredar di sekitar kita, termasuk hal yang satu ini. Keju tidak dapat mengurangi risiko demam ya Mams. Adakah yang hal membuat metabolisme baik dan tidak mudah tertular? Jawabannya tidak, terutama masih di kondisi kekebalan tubuh yang masih dalam fase pematangan. Kalau ada suara grok grok saat bapil itu adalah kondisi yang wajar karena dahak. Selama tidak ada asma, Si Kecil tidak perlu dibawa ke RS.
Jika anak mengalami batuk pilek apakah boleh diberikan ramuan yang biasa dikonsumsi orang dewasa seperti rebusan jahe, kayu manis, atau perasan jeruk nipis dengan kecap ?
Sebaiknya Mams tidak perlu memberikan ramuan ramuan tersebut pada anak yang sedang bapil ya Mams.
Ada beberapa petanyaan yang tidak dimuat karena serupa dengan pertanyaan lainnya. Untuk mengetahui informasi kesehatan dari dokter Apin, Mams jangan sampai ketinggalan untuk mengikuti kulwap berikutnya ya.