Pandemi Covid-19 masih belum juga berakhir. Kini, gejala Covid-19 bisa dikatakan beragam bahkan bisa berbeda setiap orangnya. Emfisema, salah satu penyakit yang memiliki gejala yang mirip dengan Covid-19. Meskipun demikian, penyakit emfisema juga termasuk ke dalam jenis penyakit kronis atau jangka panjang sehingga harus ditangani dengan serius. Yuk mengenal emfisema lebih dalam berikut ini.
Mengenal Emfisema
Di Amerika Serikat, sekitar 3,8 juta orang menderita penyakit ini. Jumlah yang tidak sedikit tersebut sudah cukup membuat kita sadar akan pentingnya mengenal penyakit berbahaya yang satu ini.
Definisi Emfisema
Emfisema masuk ke dalam kategori Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK). Biasanya, penyakit kronis yang satu ini ditandai dengan adanya kerusakan pada alveoli atau disebut juga kantung udara di dalam paru-paru. Hal ini dapat mengakibatkan alveoli kehilangan elastisitasnya selamanya.
Apa itu alveoli? Alveolus merupakan tempat bertukarnya oksigen dengan karbondioksida di dalam paru-paru. Jika bagian ini mengalami kerusakan, tentu akan mempengaruhi proses masuknya oksigen bahkan penyalurannya ke seluruh tubuh.
Emfisema atau kerusakan alveoli ini belum ditemukan obatnya sehingga dinilai tidak dapat sembuh secara sempurna. Bahkan, penangannya pun dilakukan untuk meringankan gejala serta menghambat perkembangan penyakit.
Gejala Emfisema
Emfisema memiliki gejala yang berbeda di setiap pasiennya, namun ada beberapa gejala umum yang bisa dijadikan sinyal bahwa adanya kemungkinan penyakit ini, seperti:
- Napas pendek atau dikenal juga dengan dispnea, yakni merupakan gejala yang khas dari emfisema. Selain pendek, penderita juga memiliki napas yang dalam.
- Bernapas cepat atau dikenal dengan istilah takipnea, hal ini terjadi aibat terlalu rendahnya kadar oksigen dalam darah.
- Batuk dan mengi. Batuk dapat berupa batuk berdahak maupun tidak berdahak. Sedangkan mengi adalah istilah yang digunakan untuk bunyi yang muncul ketika bernapas.
- Dada yang menonjol, pasien emfisema mengalami perubahan penampilan sebab bagian dada terlihat menonjol ke luar.
- Sesak atau nyeri dada
Jika emfisema sudah memasuki fase yang lebih parah, gejalanya dapat bertambah, seperti
- Jantung berdebar
- Mudah lelah
- Infeksi paru
- Depresi
- Sakit kepala di pagi hari
- Bibir dan kuku menjadi biru
- Mengalami kaki bengkak
- Kesulitan saat berhubungan intim
- Kuran nafsu makan, sebab selalu tersedak saat mengunyah atau menelan makanan.
- Mengalami gangguan tidur yang disebabkan oleh serangkaian gejala yang telah disebutkan sebelumnya.
Baca Juga: Batuk Itu Tidak Semua Sama Loh, Yuk Kenali 7 Jenis Batuk Ini!
Kapan Harus ke Dokter?
Emfisema yang tidak segera ditangani dengan penanganan yang tepat dapat menyebabkan beberapa komplikasi seperti Pneumothorax, Pneumonia, Hipertensi, pulmonal hingga Covid-19. Oleh sebab itulah perlu segera periksa ke dokter untuk mencegahnya.
Gangguan pada jantung Mams bisa langsung memutuskan untuk segera pergi ke dokter ketika mengalami sesak napas dalam jangka panjang. Pemeriksaan dini dapat mencegah perkembangan penyakit menjadi lebih serius. Segera ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) jika bibir dan kuku sudah membiru atau adanya kesadaran yang mulai turun seperti munculnya rasa kantuk hingga kebingungan.
Penyebab Emfisema
Emfisema merupakan penyakit yang menyerang paru-paru. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko emfisema adalah:
- Perokok aktif maupun pasif
- Berusia 40 tahun ke atas
- Memiliki riwayat defisiensi alfa-1 antitripsin atau PPOK
- Terpapar polutan, contohnya seperti seseorang yang sering menghirup asap rokok atau bahan kimia berbahaya seperti karyawan pabrik atau industri
Diagnosis Emfisema
DIlansir dari alodokter.com, ketika periksa ke dokter ada serangkaian pertanyaan yang harus dijawab oleh pasien terkait keluhan, riwayat kesehatan, kebiasaan serta lingkungan rumah maupun pekerjaan. Selain itu, dokter juga melakukan beberapa langkah pemeriksaan penunjang, berupa:
- Foto Rontgen dada, bertujuan untuk melihat ada tidaknya perubahan pada paru-paru yang menandakan kondisi emfisema
- CT Scan, untuk mendeteksi perubahan yang terdapat pada paru-paru secara lebih jelas dan rinci
- Tes fungsi paru-paru atau spirometri, yang bertujuan untuk mengukur kapasitas paru-paru saat bernapas
Pada kasus tertentu, dokter juga melakukan pemeriksaan berikut.
- Tes analisis gas darah, untuk melihat jumlah oksigen dan karbon dioksida di dalam aliran darah
- Elektrokardiogram, untuk memantau aktivitas listrik jantung yang akan tampil di layar monitor
Baca Juga: Sesak Napas Tanda Awal Kanker? Kenali Gejala Kanker Anak Berikut!
Pencegahan Emfisema
Terlihat dari penjelasan di atas bahwa kondisi tersebut dapat terjadi akibat kebiasaan atau lingkungan yang buruk. Oleh sebab itu, Mampaps bisa mencegahnya dengan cara berikut ini.
- Berhenti merokok bagi perokok aktif
- Menghindari asap rokok bagi perokok pasif
- Mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang
- Berolahraga dengan rutin
- Menghindari adanya polutan di lingkungan pekerjaan maupun rumah, gunakan air purifier bila perlu.
- Gunakan masker untuk mengurangi paparan polusi
Nah itulah beberapa hal yang perlu diketahui mengenai Emfisema. Jangan diremehkan ya Mampaps!