Menghadapi kenyataan si kecil yang sudah ditunggu-tunggu ternyata meninggal dalam kandungan tentunya membuat Mama manapun sangat sedih. Stillbirth atau kematian bayi dalam kandungan pada umumnya diketahui melalui pemeriksaan oleh dokter kandungan.
Setelah stillbirth, tubuh Mama tetap akan mengalami perubahan seperti normalnya Mama sehabis melahirkan, seperti terjadinya pendarahan, payudara membengkak, dll.
Tentunya kejadian ini sangat tidak diharapkan ya, Mampaps! Yuk kita pelajari lebih lanjut penyebab kematian bayi meninggal dalam kandungan serta apa yang harus dilakukan untuk mencegahnya.
Baca Juga: Ayo Cari Tahu! Pemeriksaan Kehamilan Penting Bagi Mama
Apa itu Stillbirth?
Stillbirth atau bayi meninggal dalam kandungan adalah kondisi di mana bayi meninggal dalam kandungan setelah kehamilan berusia di atas 28 minggu atau berat badan lebih atau sama dengan 1000 gram.
Berbeda dengan kondisi keguguran, dikatakan keguguran jika bayi yang mati sebelum usia kandungan mencapai 20 minggu.
Baca Juga: Waspada dan Ketahui Penyebab Keguguran Pada Ibu Hamil
Apa yang Menjadi Penyebab Stillbirth?
Pada banyak kasus, penyebab stillbirth tidak diketahui. Namun, beberapa penyebab umumnya adalah:
1. Gangguan Plasenta
Plasenta merupakan organ yang menyalurkan nutrisi dan oksigen dari Mama ke bayi dalam kandungan. Sebagian kasus bayi meninggal dalam kandungan ini sering dikaitkan dengan plasenta yang tidak bekerja dengan baik.
Jika plasenta mengalami gangguan, maka tumbuh kembang si kecil dalam kandungan akan terhambat dan menyebabkan kematian di dalam kandungan.
2. Infeksi
Sekitar 1 dari 10 kejadian bayi lahir meninggal disebabkan oleh infeksi. Hal ini dapat terjadi ketika ibu hamil terinfeksi bakteri, dan tidak mendapatkan penanganan yang tepat. Beberapa infeksi yang dapat menyebabkan bayi meninggal dalam kandungan adalah sitomegalovirus, rubella, sifilis, toksoplasmosis, infeksi saluran kemih, dsb.
3. Cacat atau Adanya Kelainan Kromosom
Kelainan kromosom bisa terjadi sekitar 15-20% dari semua kejadian bayi meninggal dalam kandungan. Biasanya terjadi kelainan struktural yang tidak hanya disebabkan oleh kelainan kromosom saja, tetapi juga dapat disebabkan oleh genetik, lingkungan, dan penyebab yang tidak diketahui.
4. Penyakit Bawaan Diderita Mama
Penyakit yang sebelumnya diderita Mama juga dapat mempengaruhi keadaan si kecil di dalam kandungan. Beberapa penyakit bawaan seperti kencing manis (diabetes), darah tinggi (hipertensi), gangguan autoimun (lupus) dsb dapat menyebabkan bayi meninggal dalam kandungan.
Mama yang menderita tekanan darah tinggi tidak terkontrol, dapat menyebabkan preeklampsia yang dapat meningkatkan risiko bayi meninggal dalam kandungan.
5. Bayi Terlilit Tali Pusar
Kondisi tali pusar yang melilit atau terpuntir di leher bayi dapat meningkatkan risiko mengalami stillbirth. Karena lilitan tali pusar dapat menghambat aliran oksigen ke bayi dan meningkatkan risiko stillbirth.
Baca Juga: Janin Hilang Saat Hamil 7 Bulan? Apa yang Terjadi?
Apa yang akan Dilakukan Dokter?
Mampaps, bayi yang telah meninggal dalam kandungan harus tetap dilahirkan. Jika usia kehamilan Mama masih berada di trimester dua, Mama akan disarankan untuk dilakukan tindakan dilasi dan kuretase (D & C) atau lebih dikenal dengan istilah kuret.
Namun, jika usia kehamilan Mama diatas trimester kedua biasanya akan disarankan bayi dilahirkan secara normal ataupun harus dengan cara operasi.
Dokter akan memberikan obat pada vagina Mama untuk merangsang pelebaran leher rahim. Mama juga akan diberi infus hormon oksitosin untuk merangsang kontraksi rahim.
Namun, ada juga beberapa Mama dengan kondisi tertentu akan disarankan untuk menjalani operasi caesar:
- Posisi bayi tidak normal (kepala bayi tidak berada di bawah dekat leher rahim)
- Mama mengalami atau pernah mengalami kelainan plasenta
- Bayi lebih besar dari ukuran panggul Mama
- Riwayat Mama melahirkan secara operasi sebelumnya
- Kehamilan kembar dan kondisi khusus lainnya
Operasi caesar dilakukan untuk menghindari komplikasi saat persalinan, seperti terjadinya perdarahan.
Bagaimana Mencegah Kematian Bayi dalam Kandungan?
Mampaps, untuk menghindari terjadinya stillbirth ada beberapa tips untuk mencegahnya.
- Selama hamil, jalani gaya hidup sehat. Mengonsumsi makanan sehat, terbebas dari asap rokok dan minuman beralkohol serta obat-obatan.
- Bila Mama mempunyai riwayat penyakit diabetes atau hipertensi, pastikan kondisinya terkendali dan terkontrol.
- Perhatikan pergerakan bayi dalam kandungan, yang biasanya mulai dirasakan pada minggu ke-26 hingga ke-28 masa kehamilan. Jika tiba-tiba bayi dalam kandungan tidak bergerak aktif seperti biasanya, segera kontrol langsung ke dokter.
- Mengonsumsi obat vitamin yang dianjurkan dokter.
- Rutin memeriksakan kandungan ke dokter ahlinya sesuai dengan jadwal yang dianjurkan.
- Hindari stress
So Mampaps perlu sekali untuk mendeteksi tumbuh kembang si kecil sejak dini. Lakukanlah pemeriksaan rutin yang dianjurkan oleh dokter untuk mencegah terjadinya stillbirth atau bayi meninggal dalam kandungan.