Beberapa waktu lalu tepatnya pada tanggal 11 Februari 2021, KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) merilis 37 daftar program siaran yang berpotensi melanggar protokol kesehatan melalui website resminya. Dari semua daftar program televisi tersebut, ada hal yang menjadi sorotan. Hampir dari semua program yang masuk ke dalam daftar merupakan program variety show. Jika di program tersebut terdapat dugaan pelanggaran protokol kesehatan, bagaimana dengan program sinetron yang bahkan tidak menggunakan masker di setiap adegannya? Timbullah kontra parameter KPI mengenai protokol kesehatan di TV atau dunia entertain. Bagaimana tanggapan KPI terkait pernyataan kontra tersebut?
Baca Juga: Gencar Mutasi Covid-19, 3M Tak Cukup!
Parameter KPI Terkait Protokol Kesehatan di TV
Demi mendunkung kebijakan pemerintah terkait pembatasan sosial d masa pandemi, KPI mengeluarkan Keputusan KPI (KKPI) nomor 12 tahun 2020 tentang Dukungan Lembaga Penyiaran dalam Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Persebaran Covid-19. Di dalam peraturan tersebur, KPI mencantumkan beberapa parameter penerapan protokol kesehatan di TV, antara lain:
- Jaga jarak 1-2 meter;
- Menggunakan masker dan/atau pelindung wajah;
- Tidak melakukan adegan kontak fisik;
- Menayangkan Video Tapping (rekaman) atau penyematan informasi bahwa sebelum siaran dimulai lembaga penyiaran telah melakukan sterilisasi ruangan, peralatan dan perlengkapan shooting serta protokol kesehatan bagi para kru, talen, pembawa acara, maupun narasumber;
- Menghadirkan orang di dalam studio dengan tidak melebihi 25% dari kapasitas ruang
- Visualisasi adegan news anchor membuka masker pada saat memulai membaca berita dan mengakhirinya dengan menutup masker.
Langkah ini diambil sebab KPI menyadari bahwa media memiliki banyak penonton yang bisa saja ditiru oleh orang banyak. “Kebijakan ini diambil mengingat televisi masih menjadi media dengan jangkauan penonton paling banyak dan memiliki daya duplikasi yang tinggi pada masyarakat. Karenanya dalam setiap program yang disiarkan kepada masyarakat, ketaatan terhadap protokol kesehatan merupakan sebuah keharusan”, Ujar Mulyono selaku Wakil Ketua KPI.
Baca Juga: Ini Dia Rekomendasi Layanan Swab Test di Rumah, Mampaps!
Ia juga berpendapat bahwa penerapan protokol kesehatan di TV tidak akan berjalan efektif jika program televisi masih menayangkan program yang abai mengenai prokes tersebut. Seperti menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.
“Kedisiplinan lembaga penyiaran terhadap protokol kesehatan menjadi perhatian penting dari berbagai pemangku kepentingan yang menangani penanggulangan Covid-19. Penegakan protokol kesehatan tidak akan efektif jika di televisi masih menyiarkan perilaku abai terhadap kewajiban mengenakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.” kata Mulyono.
Kontra Parameter KPI
Parameter di dalam KKPI No 12 tahn 2021 tersebutlah yang menjadi acuan KPI dalam evaluasi program televisi yang diduga tidak taat protokol kesehatan. Namun, apakah semua parameter tersebut diberlakukan adil bagi seluruh program televisi? Mengingat tayangan sinetron yang tidak menggunakan masker di setiap adegannya. Hal ini juga diutarakan oleh public figur tanah air, Deddy Corbuzier. Di akun instagram pribadinya, ia mengungkapkan keresahannya terkait sinteron yang tidak harus menggunakan masker di setiap adegannya.
Kritik dari Deddy Corbuzier kepada KPI
Di dalam video dengan durasi 2 menit 41 detik tersebut Deddy mengungkapkan kebingungannya. Sebab menurutnya, acara variety show yang ia bawakan tetap harus menggunakan masker meskipun sudah melakukan rentetan prosedur higenitas dan pemeriksaan terkait Covid-19, seperti Swab Test PCR.
“Apakah mungkin kalian berpikir bahwa protokol kesehatan mereka lebih baik dibandingkan kami? Saya enggak tahu. Atau protokolnya lebih mahal? saya juga enggak tahu,” tanya Deddy.
Baca Juga: Mampaps, Ini Cara Mengajarkan 3M pada Anak
Ia juga mengatakan, “seandainya protokol mereka (program sinetron) sudah lebih baik daripada kita dan Anda (KPI) sudah mengecek hal tersebut setiap harinya, bukankah gambaran film/sinetron itu menggambarkan kehidupan seseorang/masyarakat? Jadi masyarakat kan akan melihat nih Oh ternyata kalau pelukan di jalan, pacaran, gandengan, itu boleh nggak pakai masker”.
Kolom komentar Dedd pun dibanjiri tanggapan netizen bahkan dari berbagai kalangan seperti Andre Taulany, Anji, Gus Miftah, dr. Tirta, Ivan Gunawan, Sule, Ari Lasso, Uya Kuya dan masih banyak lagi. Tak lupa ia menyebut akun instagram KPI sebagai bentuk nyata penyampaian kritik yang membangun.
@andreastaulany: Apalagi kalo ngelawak pake masker .. susah bro .. kagak ada yg ketawa …
@duniamanji: Nah ini pernah gue tanyakan juga langsung. Bakal meluas ke banyak aspek pastinya. Sinetron, YouTube dll
@dr.tirta: Dari 2-3 mnggu lalu udah menyarankan agar @kpipusat diskusi dengan satgas covid dan perwakilan beberapa temen2 reality show yg live trutama mengenai sinetron. Sampe detik ini belum ada update baru. Kayanya ide bagus kalo @kpipusat hadir sekalian di podcast, mengenai aturan.
@rizkyfbian: Wahh terwakilkan banget om
Tanggapan KPI
Tidak tutup telinga terhadap kritik dan saran, KPI pun meberikan tanggapannya melalui website resminya. KPI menyadari adanya kesulitan untuk menerapkan kebijakan protokol kesehatan di TV tanpa terkesan pandang bulu. Namun, KPI mengatakan bahwa pihaknya telah meminta agar dilakukan penyesuaian adegan sinetron terhadap protokol kesehatan di TV.
KPI mengaku terbuka akan kritik dan saran dari masyarakat, termasuk dugaan pembiaran terkair program televisi yang abai protokol kesehatan. Sebab KPI menganggap bahwa kritik merupakan bukti kepedulian masyarakat terhadap tayangan yang berkualitas. Nantinya, KPI pun akan mengadakan koordinasi sebagai bentuk tanggapan positif terhadap kritikan yang menarah kepadanya sekaligus memperbaiki program siaran agar menjadi lebih baik.
“KPI akan segera berkoordinasi dengan segenap pemangku kepentingan penyiaran serta Satgas Covid-19, untuk mengambil langkah paling baik,” ujar Agung Selaku Ketua KPI.