Hai Mampaps, penting sekali untuk mengetahui penyakit-penyakit yang sering melanda kita diusia tua. Terutama untuk Papa yamg sering merokok. Yups, penyakit PPOK atau penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Kondisi tersebut memang rentan terjadi pada mereka yang sudah lanjut usia.
Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) mengatakan, penyakit paru ini memberikan kontribusi sangat besar terhadap angka kesakitan dan kematian pada masyarakat seluruh dunia, termasuk di dalamnya adalah penyakit PPOK ini.
Mari Mampaps, kita pelajari lebih lanjut…
Apa itu Penyakit PPOK
Mampaps, pernah mendengar penyakit PPOK? Yups, PPOK adalah penyakit pada organ paru karena adanya hambatan atau penyempitan pada saluran pernafasan yang menahun / sudah lama.
Mampaps harus tahu, paru merupakan organ yang paling sensitif terhadap gangguan karena benda asing yang terhirup melalui hidung akan masuk ke paru-paru. Efeknya pun langsung dirasakan oleh penderitanya.
PPOK ini biasanya ditandai dengan gejala batuk yang lebih dari 3 bulan, sesak nafas, berdahak, nafas bunyi, dan rasa tidak nyaman di dada.
Penyebab PPOK
Mampaps harus tahu apa saja penyebab penyakit PPOK, antara lain:
1. Kebiasaan Merokok
Perokok aktif maupun pasif merupakan penyebab utama PPOK. Sekitar 80–90% kasus PPOK disebabkan oleh kebiasaan merokok atau menghirup asap rokok dalam jangka panjang.
Asap rokok dapat merusak sel-sel rambut di saluran nafas (silia), sehingga fungsinya untuk mengeluarkan lendir, kuman, virus, dan partikel berbahaya yang berada di saluran pernapasan menjadi terganggu. Kondisi inilah yang menyebabkan para perokok rentan mengalami PPOK.
2. Polusi Udara
Kebiasaan menghirup udara kotor atau paparan polusi udara seperti asap kendaraan, asap pabrik, debu, kabut asap, termasuk pembakaran bahan bakar untuk memasak di rumah dengan ventilasi yang buruk dalam jangka panjang dapat membuat paru-paru cepat rusak, sehingga memicu terjadinya penyakit PPOK.
3. Kekurangan Alfa-1 Antitripsin
Dalam kasus yang langka, PPOK muncul karena adanya kelainan genetik yang menyebabkan rendahnya tingkat protein alfa-1 antitripsin. Protein ini merupakan protein yang diproduksi di hati dan disebarkan ke aliran darah yang berguna untuk membantu melindungi paru-paru.
4. Faktor Keturunan
Faktor keturunan juga mempunyai peranan penting. Jika memiliki anggota keluargs yang mengidap penyakit PPOK, maka ada peluang anggota keluarga lainnya pun terkena penyakit PPOK ini.
Baca Juga: Papa Stop! Bahaya Merokok Berisiko Terkena Penyakit Menular lho!
Gejala PPOK
PPOK terjadi perlahan-lahan dan biasanya memburuk seiring waktu. Pada tahap awal, penyakit ini tidak menimbulkan gejala.
Gejala yang paling sering terjadi pada pasien PPOK adalah sesak napas. Gejala lain yang sering dirasakan seperti susah bernafas, kelemahan badan, batuk kronik, nafas berbunyi, kelebihan lendir dari paru-paru, terdengearnya suara mengi yaitu suara siulan bernada tinggi yang muncul saat bernapas, dan terbentuknya sputum dalam saluran nafas dalam waktu yang lama.
Pada tahap lanjutan dari Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), dypsnea (sesak) dapat memburuk bahkan dapat dirasakan ketika penderita sedang istirahat atau tidur
Cara Mengatasi dan Menghindari PPOK
Mampaps, hingga kini belum ada pengobatan yang mampu menyembuhkan PPOK. Hanya upaya pencegahan dan pengendalian yang mampu mengatasi PPOK. Jika Mampaps memang sudah terdiagnosa penyakit PPOK oleh dokter jangan khawatir. Ada beberapa hal yang dapat Mampaps lakukan sebagai cara mengobati PPOK:
1. Minum Obat secara Teratur
Ketika Mampaps terdiagnosa PPOK, dokter akan memberikan obat terutama obat untuk mengurangi sesak. Sebelum mengonsumsi obat-obatan ada baiknya Mampaps harus mencermati informasi mengenai dosis dan aturan pakainya agar terhindar dari efek interaksi obat yang merugikan.
2. Terapi
Selain minum obat-obatan secara terataur, Mampaps disarankan untuk terapi oksigen dan fisioterapi paru atau terapi pernafasan.
3. Operasi
Operasi adalah tindakan untuk pasien yang tidak mempan lagi diobati dengan obat-obatan. Pilihan operasi yang biasanya dilakukan adalah operasi pengurangan volume paru-paru, transplantasi paru-paru, dan bullectomy.
Mampaps, selain pengobatan yang harus dipatuhi ada beberapa cara juga untuk terhindar dari penyakit PPOK ini, antara lain:
1. Berhenti Merokok dan Menghindari Asap Rokok
Pencegahan utama dari penyakit PPOK tersebut adalah membatasi merokok dan menghindari asap rokok. Baik untuk perokok aktif maupun pasif.
2. Menjauhi Paparan
Untuk Mampaps yang bekerja di lingkungan terbuka, sebaiknya selalu memperhatikan lingkungan sekitarnya. Jauhi dari paparan debu, asap, atau bahan iritan lainnya yang dapat mengiritasi paru-paru.
Baca Juga: Wah, PBB Legalkan Ganja? Ketahui Manfaat Ganja untuk Kesehatan!
So Mampaps, penting sekali untuk menjaga kesehatan paru-paru kita. Jika Mampaps mempunyai salah satu faktor resiko diatas dan mempunyai gejala diatas sebaiknya langsung berkonsultsi dengan dokter agar kerusakan paru yang lebih parah dapat kita cegah dimulai dari dini.