Hai Mams, pada tanggal 18 Desember 2019 yang lalu, mamapapa.id membuka kuliah whatsapp (kulwap) kembali yang berkolaborasi dengan doktersehat.com dan @lyfe.pink lho. Kulwap kali ini berjudul “MPASI Tidak Hanya Sehat, tapi Juga Lezat” dengan narasumber dr. Antonius Kasim dari doktersehat.com. Kulwap yang tidak dipungut biaya alias free ini berlangsung selama dua jam. Apa saja sih yang dibahas pada kulwap tersebut? Ilmu MPASI apa saja yang didapat peserta? Bagaimana tentang serba -serbi pemberian MPASI? Untuk mengetahuinya, yuk baca materi selengkapnya.
Serba-serbi Pemberian MPASI
Sebelum Si Kecil menginjak usia 6 bulan, sebaiknya Mams terlebih dahulu memiliki bekal pengetahuan mengenai MPASI. Contohnya seperti syarat pemberian MPASI, nutrisi yang diperlukan Si Kecil yang sesuai dengan usianya, mitos MPASI, penanganan jika bayi sembelit karena MPASI, serta resep-resep MPASI lezat dan sehat. Mempelajari lebih awal akan membuat Mams tidak kaget ketika Si Kecil sudah masuk ke fase MPASI.
Baca Juga: Mengenal Persiapan MPASI melalui Acara “MPASI Sehat, Anak Hebat”
Syarat Pemberian MPASI
American Academy of Pediatrics mengemukakan bahwa MPASI pertama bayi idealnya diberikan ketika bayi berusia sekitar 4-6 bulan, hal ini tergantung pada kondisi bayi. Tanda-tanda Si Kecil sudah siap MPASI adalah:
- Sudah bisa menegakkan kepala dan duduk sendiri
- BB sudah bertambah hingga dua kali lipat dari BB saat bayi lahir
- Sudah mampu memasukan makanan atau benda ke mulut
- Si Kecil sudah mampu menelan makanan dengan tekstur yang halus
- Si Kecil antusias saat Mams mencoba memberinya makanan halus
Nutrisi yang diperlukan saat MPASI
Meskipun hanya berstatus sebagai “pendamping”, pemberian MPASI juga perlu memperhatikan nutrisi. Contohnya seperti zinc, zat besi, vitamin E, viamin B6, Protein, Lemak, fosfor, kalsium, magnesium, niasin, omega 3 serta omega 6.
MPASI Instan VS MPASI Rumahan
Setiap jenis MPASI memiliki kelebihannya masing-masing, apa sajakah kelebihannya?
Kelebihan MPASI Rumahan
- Terbuat dari bahan segar. Bahan baku MPASI rumahan terbuat dari bahan yang lebih segar tanpa pengawet. Hal ini akam membuat nutrisi menjadi maksimal.
- Harga lebih ekonomis. Bahan baku MPASI rumahan dapat ditemukan di pasar tradisional dan bisa pula diseduaikan dengan kondisi keuangan keluarga.
- Bisa menentukan sendiri tekstur MPASI. Tekstur MPASI rumahan dapat dengan mudah diatur sesuai dengan usia Si Kecil.
- Komposisi MPASI dapat disesuaikan sendiri. MPASI rumahan membuat Mams bisa memilih komposisinya berdasarkan kebutuhan gizi Si Kecil. Mams bebas memilih menu 4 bintang atau tunggal, serta beragam jenis makanan yang akan Mams kenalkan kepada Si Kecil.
Baca Juga: Supaya Tidak Salah! Ini yang Harus Diperhatikan Saat Memilih Makanan MPASI 6 Bulan Pertama
Kelebihan MPASI Instan
- Praktis. MPASI instan dapat membuat Mams hemat waktu dalam proses pembuatannya.
- Awet. MPASI instan cocok digunakan pada saat jalan-jalan atau berkunjung ke rumah saudara karena awet dan tahan lama.
- Nutrisi lebih terukur. MPASI instan dibuat oleh industri pangan dengan menghitung serta mencantumkannya pada kemasan. Nutrisi yang terukur dan sudah bersertifikasi BPOM membuat Mams yakin telah memberikan makanan bergizi kepada Si Kecil.
Mitos Fakta MPASI
- Mitos: Memberikan sayur di awal MPASI dapat membuat anak menjadi suka sayur. Faktanya, pemberian sayur di awal MPASI tidak menjamin bahwa anak menjadi suka sayur. Justru, buah-lah yang disarankan untuk masa awal MPASI Si Kecil, karena buah lebih mudah dicerna daripada sayuran.
- Mitos: Menunda MPASI dengan menu telur dan ikan karena khawatir alergi. Faktanya, Si kecil yang berusia 6 bulan sudah boleh diberi makanan tinggi protein seperti telur dan ikan. Namun Mams harus tetap memperhatikan porsi dan tekstur MPASI yang disesuaikan dengan usia Si Kecil. Kekhawatiran Mams tentang alergi bisa dilihat dari reaksi setelah pemberian MPASI tersebut. Jika Si Kecil alergi, pemberian bisa dilakukan bertahap atau menunda pemberiannya dan diganti dengan protein jenis lain.
- Mitos: Tidak memberikan menu hati ayam. Faktanya, hati ayam merupakan makanan golongan protein yang juga kaya akan kandungan zat besi.
- Mitos: Tidak perlu ASI jika sudah MPASI. Faktanya, ASI tetap diperlukan oleh Si Kecil meskipun sudah MPASI.
Baca Juga: 10 Menu Awal MPASI dari Berbagai Negara di Dunia!
Si Kecil Sembelit saat MPASI, apa solusinya?
Ganti Susu Formula
Jika Si Kecil mengonsumsi susu formula, pastikan susu formula yang diberikan sesuai dengan kebutuhan Si Kecil. Mampaps bisa mengonsultasikan kepada dokter mengenai hal ini. Sebab, susu fomula yang dikonsumsi Si Kecil akan mempengaruhi tumbuh kembangnya.
Memperhatikan Menu MPASI
Saat Si Kecil sembelit, Mams bisa memberinya makanan yang kaya akan serat. Sebab makanan tinggi serat akan memperbaiki saluran pencernaan. Contoh makanan yang tinggi serat adalah apel, brokoli, buah pir, dan sebagainya.
Memperhatikan Asupan Cairan
Cairan yang cukup juga dapat mempengaruhi saluran pencernaan Si Kecil. Jagalah cairan tubuh Si Kecil dengan memberinya air putih dan susu (ASI/sufor). Mams juga bisa memberinya jus sesekali saat usianya sudah lebih dari 6 bulan.
Pijat Bayi
Saat Si Kecil sembelit, Mams disarankan untuk memijatnya pada bagian perut dan perut bawah. Hal ini dapat merangsang usus untuk melancarkan buang air besar. Pastikan memijatnya dengan pelan dan lembut. Jika takut untuk melakukannya, Mams bisa menggunakan jasa pijat bayi profesional.
Obat Konstipasi untuk Bayi
Sembelit atau konstipasi yang berkepanjangan pada Si Kecil seringkali membuat Mams pusing. Jika belum juga sembuh dengan cara di atas, mams bisa membawanya ke dokter. Biasanya dokter akan memberikan obat kostipasi untuk Si Kecil.
Baca Juga: Jangan Keliru! Ketahui Tips Memilih Susu Formula Terbaik untuk Anak
QnA pada sesi tanya jawab di Kulwap “MPASI Tidak Hanya Sehat, tapi Juga Lezat”
https://www.instagram.com/p/B6CH-4HJVzn/?utm_source=ig_web_copy_link
-
Apakah benar MPASI pada bayi usia 6 bulan masih berupa pengenalan sehingga menolak makan adalah reaksi yang biasa? Apakah ada target kuantitas pada MPASI bayi 6 bulan?
Jawaban : Untuk MPASI bayi 6 bulan, masih berupa pengenalan dan tidak perlu dipaksakan pada bayi. Apabila Si Kecil menolak MPASI pertamanya, Mams tetap dapat memberikannya ASI atau Susu formula saat ia lapar. Untuk kuantitas, Mams bisa memperkenalan MPASI secara perlahan dan bertahap mulai dari 1 sendok teh sekali meningkat menjadi 2-3 sendok makan dalam 4 kali jadwal makan.
-
Apakah benar kacang-kacangan, wortel, oat dan beberapa jenis makanan lainnya merupakan makanan yang mengandung antinutrien sehingga bisa menghambat penyerapan nutrisi?
Jawaban : Daftar makanan tersebut memang termasuk golongan makanan yang memiliki serat yang tinggi bagi bayi usia 6.5 bulan, yang baru memulai MPASI. Ada baiknya jika diperkenalkan dahulu makan-makanan yang sedikit serat dan bertekstur cair untuk memudahkan sistem pencernaan bayi.
-
MPASI rumahan yang dibuat tidak membuat Si Kecil selahap saat memakan MPASI instan, meskipun rasa MPASI rumahannya enak. Bagaimana agar Si Kecil mau memakan MPASI rumahan?
Jawaban : Selain disuapi pelan-pelan atau dicicipi dahulu MPASI nya, Mams dapat pula mengkreasikan MPASI yang akan diberikan sambil diperhatikan kombinasi menu yang disukai pada Si Kecil.
-
Jika usia anak sudah menginjak 8 bulan namun belum menunjukkan tanda-tanda siap MPASI, apakah tetap boleh dipaksakan MPASI? Adakah dampaknya?
Jawaban : Tidak dianjurkan untuk memaksakan pemberian MPASI saat bayi belum menunjukkan tanda-tanda siap MPASI. Selain dapat memicu rasa trauma pada bayi, hal ini juga dapat berdampak bayi semakin tidak mau memakan MPASI-nya tersebut.
-
Sudah lebih dari 1 minggu Si Kecil makannya agak susah, selalu tutup mulut dan menangis, kenapa yah dok? Padahal biasanya lahap dan selalu habis.
Jawaban : Mams bisa coba memberikan MPASI yang sama selama 3 hari sebelum mencoba menu baru. Setelah itu, barulah beri ia MPASI dengan menu baru yang sesuai dengan kesukaan Si Kecil, sambil memperhatikan teksturnya.
-
Apakah untuk naik tekstur harus disesuaikan juga dengan pertumbuhan gigi bayi? Jika nantinya ingin menaikan tekstur bubur, tapi gigi Si Kecil masih belum tumbuh, apakah boleh?
Jawaban : Selama belum tumbuh gigi, Mams dapat memberikannya MPASI yang bertekstur halus sehingga bayi masih dapat mencerna MPASI dengan baik.
-
Apakah bentuk “pure” dari tekstur makanan dapat dibuat dengan cara diblender atau seperti apa? Apakah pemberian bubur instan di kemasan itu baik? Dan bagaimana jadwal pemberian MPASI tersebut?
Jawaban : Saat bayi usia 6 bulan, mulailah MPASI dari buah-buahan yang gampang dicerna dalam tekstur cair, lalu tingkatkan secara bertahap.
Sedangkan MPASI yang dalam bentuk kemasan atau instan, kurang begitu baik dibandingkan MPASI rumahan, mengingat adanya pengawet dan bahan kimia lainnya.
-
Untuk bayi usia 7 bulan, bolehkah mpasi nya dinaikkan teksturnya menjadi bubur tim?
Jawaban : Untuk bayi 7 bulan yang belum tumbuh gigi sebaiknya teksturnya lebih halus dulu ya Mams, Mams bisa memberinya nasi tim saat bayi sudah mulai tumbuh gigi dan memasuki usia 10-12 bulan.
-
Bayi berusia 15 bulan bolehkah diberi alpukat 1 buah?
Jawaban : Untuk bayi usia 15 bulan sudah diperbolehkan ya Mams. Dan kalau sudah tumbuh gigi, bisa disajikan dalam potongan-potongan kecil (finger food). Namun, jika belum tumbuh gigi Mams harus melumatkan alpukatnya terlebih dahulu.
Kesimpulan Kulwap: MPASI Lezat itu Penting!
Pemberian makanan Pendamping ASI (MPASI) merupakan salah satu periode penting dalam 1000 hari pertama kehidupan seorang anak. Sebisa mungkin Mams harus mengetahui kapan MPASI pertama bayi diberikan pada waktu yang tepat. MPASI dini akan meningkatkan risiko sembelit pada bayi, sakit perut, tersedak, obesitas, dan justru akan memperlambat tumbuh kembang Si Kecil.
Jika MPASI diberikan terlambat juga dapat mengganggu pertumbuhan bayi karena bayi tidak mendapat asupan nutrisi yang cukup di usia seharusnya. Prinsip dasar MPASI yakni yang perlu diperhatikan adalah tepat waktu, cukup (Adequat), aman dan higienis (safe), serta diberikan dengan cara yang tepat (properly fed).