Perasaan Mampaps pasti campur aduk ketika Mama positif hamil padahal Si Kecil masih belum genap satu tahun. Selain biasanya Mama belum dalam kondisi sepenuhnya fit, juga dikhawatirkan kondisi kesehatan Mama yang harus tetap menyusui saat hamil.
Banyak informasi yang berkembang mengenai hal ini yang biasanya membuat Mampaps menjadi tambah khawatir, misalnya nanti Mama bisa keguguran. Atau si Kecil nanti kurang gizi, dll. Dan yang terutama adalah pertanyaan sebenarnya amankah menyusui saat hamil? Simak, yuk.
Apakah ASI Tetap Keluar Jika Menyusui Saat Hamil?
Kita semua tahu bahwa tubuh sudah memproduksi ASI sebelum Mama melahirkan sehingga bisa langsung diberikan kepada bayi baru lahir. Pembentukan ASI sudah terjadi ketika Mama merasa payudara membesar dan lebih padat di masa kehamilan. Hal tersebut menandakan sistem saluran susu sedang dibentuk.
Yang biasanya menjadi pertanyaan adalah “Apakah ASI tetap keluar saat sedang hamil?”. Jangan khawatir Mams, ASI akan tetap keluar saat hamil. Sebab, produksi ASI merupakan salah satu reaksi tubuh yang terjadi pada setiap ibu hamil. Tuhan telah menciptakan tubuh beserta organ-organnya yang ajaib. Meskipun sedang hamil, jangan khawatir mengenai ASI untuk Si Kakak ya Mams. Sebab, ASI tubuh akan terus memproduksi ASI yang jumlahnya sesuai dengan permintaan Si Kakak. Semakin banyak ASI yang dikeluarkan untuk Si Kakak, sebanyak itulah ASI yang akan diproduksi oleh tubuh.
Baca Juga: Perkembangan Kehamilan 12 Minggu
Adakah Pengaruh Menyusui bagi Bayi dalam Kandungan?
Menyusui saat hamil sebenarnya tidak membuat janin menjadi terganggu. Namun, Mama harus ingat bahwa saat ini Mama sedang mencukupi makanan untuk setidaknya 3 orang yaitu Mama, Si Kakak yang sedang menyusui, serta Si Adik yang masih dalam kandungan.
Oleh sebab itu, nutrisi yang masuk ke dalam tubuh harus dapat memenuhi semua kebutuhan 3 orang tersebut. Sayangnya, sebagian ibu menyusui saat hamil tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi yang tinggi ini. Akhirnya munculah risiko yang menimbulkan berbagai macam gangguan kesehatan.
Karena itulah anjuran jarak yang ideal antar anak menurut Kementerian Kesehatan adalah 2-3 tahun. Hal ini bertujuan agar fokus dalam pemenuhan kebutuhan terutama nutrisi hingga usia balita. Dengan demikian, Mama juga dapat fokus memberikan ASI ekslusif pada Si Kecil hingga berusia 2 tahun.
Baca juga: 13 Perlengkapan Ibu Menyusui Ini Wajib Mams Ketahui!
Apakah Menyusui Saat Hamil Menyebabkan Keguguran?
Mungkin Mama pernah mendengar mitos bahwa menyusui saat hamil dapat menyebabkan keguguran. Namun, sebagaimana kita ketahui bahwa mitos adalah sesuatu yang tidak perlu didengar dan pertimbangkan ya Mams. Sebab, sejauh ini belum ada penelitian ilmiah yang menunjukkan bahwa menyusui saat hamil dapat berisiko keguguran.
Namun, memang benar hormon oksitosin pada ibu menyusui dapat menimbulkan kontraksi rahim. Tapi jangan khawatir Mams, hormon tersebut terbentuk dalam jumlah yang kecil sehingga kecil pula potensi keguguran ketika menyusui saat hamil.
Hanya saja, menyusui saat hamil akan meningkatkan potensi kontraksi ringan dan hal tersebut bisa dibilang normal. Adanya kontraksi terjadi akibat adanya pelepasan hormon oksitosin saat menyusui. Kontraksi ringan ini pun tidak akan membahayakan janin yang ada di dalam kandungan dan menyebabkan keguguran.
Namun ada beberapa kondisi Mama yang biasanya disarankan untuk menyapih si Kecil:
- Mama mempunyai sejarah melahirkan prematur atau bermasalah dengan kandungan sebelumnya
- Mengandung bayi kembar
- Mengalami pendarahan
Baca juga: Amankah Mama Menyusui Saat Sakit?
Mengapa Produksi ASI Menurun Saat Hamil Lagi?
Sekitar 70% wanita hamil menyadari akan produksi ASI yang menurun secara signifikan. Namun, mengutamakan kesehatan Si Kecil biasanya menjadi alasan wanita hamil memutuskan untuk tetap menyusui saat hamil. Namun, jika bayi sudah memasuki usia MPASI (berusia 6 bulan atau lebih), Mama bisa menambahkan menu MPASI.
Di usia kehamilan 4-5 bulan, produksi ASI secara alami akan mengalami perubahan. Volume ASI berkurang dan rasanya pun berubah sebab kandungannya mulai menyerupai kolostrum. Hal ini dilakukan tubuh sebagai persiapan ASI dan kolostrum yang dibutuhkan bayi kedua kelak.
Perubahan ASI tersebut tidak jarang membuat keinginan Si Kakak terhadap ASI berkurang secara bertahap, bahkan hingga akhirnya tidak mau menyusu atau penyapihan dini. Tubuh wanita hamil memiliki mekanisme yang unik nan ajaib untuk memenuhi kebutuhan nutrisi janin dalam kandungan tanpa menghentikan produksi ASI yang masih dibutuhkan oleh kakaknya.
Baca Juga: Fakta Menarik ASI yang Harus Mama Ketahui!
Yang Harus Diperhatikan Mama Bila Menyusui Saat Hamil
Menyusui saat hamil menandakan bahwa ada tiga orang yang nutrisinya harus dicukupi, yakni Mama, Si Kakak, dan janin yang ada dalam kandungan. Oleh sebab itu, sebaiknya Mama harus atur pola makan sebijak mungkin agar nutisi cukup untuk menyusui Si Kakak sekaligus menjaga nutrisi janin Si Adik dalam kandungan.
Mama memerlukan tambahan energi sebanyak 600-800 kalori dengan pembagiannya adalah 300 kalori untuk janin sedangkan 300-500 kalori untuk produksi ASI. Jumlah tersebut sama dengan 6 porsi kalsium serta 4 porsi protein setiap hari. Jangan lupa, pastikan Mama memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh dengan cara minum 8-12 gelas per harinya. Tentunya hal ini akan menunjang produksi ASI dalam tubuh. Selain itu, sebisa mungkin Mama perlu melakukan konsultasi ke dokter mengenai menyusui saat hamil.
Baca juga: Mama Harus Tahu: 20 Fakta Penting Menyusui
Anak merupakan pemberian Tuhan yang patut disyukuri. Memiliki anak dengan jarak yang dekat pun merupakan anugerah yang mungin diimpikan sebagian orang di luar sana. Selama masih bisa memberikan ASI kepada Si Kakak tanpa mengganggu nutrisi Si Adik dalam kandungan, mengapa tidak? Selamat mengASIhi !