Mengamati proses tumbuh kembang anak merupakan hal yang menyenangkan. Apalagi menyaksikan sendiri perkembangan terbaru dari Si Kecil. Pasti rasanya senang sekali menjadi orang yang pertama kali melihat perkembangan Si Kecil. Sebaliknya, Mampaps pasti khawatir jika tumbuh kembang anak tidak berjalan optimal seperti anak seusianya. Membandingkan tumbuh kembang Si Kecil dengan anak lainnya memang bukanlah hal yang disarankan. Meskipun demikian, Mampaps juga harus tetap aware dengan setiap perkembangan serta hambatan dan gangguan tumbuh kembang anak yang nampak pada Si Kecil.
Gejala Awal Dispraksia Gangguan Tumbuh Kembang Anak
Dispraksia merupakan kondisi adanya gangguan koordinasi gerak karena adanya gangguan saraf sinyal otak ke otot sehingga instruksi tidak berjalan baik.
Hal ini biasanya akan membuat Si Kecil mengalami beberapa hal seperti adanya keterlambatan berjalan dan berbicara. Masih banyak lagi gejal awal dispraksia dengan tingkat keparahan yang berbeda pula pada masing-masing anak.
Baca Juga: Usia 2 Tahun Belum Bicara, Tahapan Tumbuh Kembang Anak Terhambat?
Apa itu Dispraksia?
Mama Papa harus tahu bahwa gangguan motorik pada anak disebut juga dispraksia. Meskipun belum diketahui secara pasti, namun biasanya beberapa faktor yang menyebabkan anak mengalami dispraksia adalah bayi lahir prematur, ibu hamil minum alkohol, serta bayi lahir dengan berat rendah. Oleh sebab itu, Mams selalu disarankan menjaga nutrisi selama kehamilan demi mencegah Si Kecil dari gangguan kesehatan seperti dispraksia. Tanda anak mengalami dispraksia adalah sebagai berikut :
- Terlambat bisa berguling
- Terlambat menegakkan kepala saat masih bayi
- Postur tubuh terlihat tidak normal
- Terlambat duduk dan atau merangkak
- Sensitif terhadap bunyi
- Gerakan tangan dan kaki yang terlalu aktif
- Sulit melakukan toilet training
- Sulit makan dan tidur
- Cenderung rewel
- Kesulitan menggunakan baju sendiri
- Mengalami kesulitan untuk makan sendiri
Adapun tipe gangguan dispraksia lainnya adalah:
- Sulit melakukan gerakan kompleks seperti melompat, menulis, dan sebagainya
- Dispraksia verbal juga dapat membuat anak sulit berbicara atau mengalami keterlambatan berbicara
- Sedangkan dispraksia oral menyebabkan Si Kecil sulit untuk menggerakkan bagian mulut seperti lidah.
Baca Juga: Penting! Imunisasi Di Setiap Usia Untuk Tumbuh Kembang Si Kecil
Jenis-Jenis Dispraksia
- Dispraksia Ideational. Biasanya anak yang mengalami dispraksia jenis ini akan mendapatkan kesulitan untuk melakukan gerakan secara berurutan. Misalnya seperti melakukan aktivitas menyikat gigi hingga merapikan tempat tidur.
- Dispraksia Ideomotor. Dispraksia Ideomotor membuat anak mengalami kesulitan dalam melakukan suatu gerakan dengan satu tahapan. Misalnya seperti melakukan aktivitas menyisir rambut serta melambaikan tangan.
- Dispraksional Constructional. Dispraksia Constuctional yakni kondisi anak mengalami kesulitan untuk memahami konsep bangun ruang. Biasanya kelemahannya yang satu itulah yang menyebabkan Si Kecil sulit membentuk suatu bangunan seperti menyusun balok atau membuat gambar geometris.
- Dispraksia Oromotor. Kondisi Dispraksia Oromotor membuat Si Kecil kesulitan dalam menggerakkan otot untuk berbicara hingga mengucapkan sebuah kalimat. Dispraksia jenis inilah yang membuat Si Kecil terlambat berbicara.
Dampak Dispraksia Jangka Panjang
Mama Papa harus tahu bahwa dispraksia merupakan kondisi permanen alias seumur hidup. Mengalami keterlambatan tumbuh kembang akan dialami anak hingga menuju dewasa. Bahkan, anak dispraksia cenderung mengalami kesulitan belajar hingga tidak jarang merasa kurang percaya diri. Namun Mampaps jangan khawatir, ada beberapa terapi tertentu untuk membantu anak dispraksia sehingga bisa melatih kemampuan motoriknya.
Baca Juga: Waspada! Mitos dan Faktanya Tumbuh Kembang Anak yang Menyesatkan
Jenis Terapi untuk Anak Dispraksia
- Terapi okupasi : memfokuskan anak untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan anak dalam melakukan aktivitas baik di rumah maupun di sekolah.
- Bermain aktif : seperti namanya, terapi ini biasanya akan melibatkan fisik anak. Misalnya seperti bermain secara aktif dengan penuh pengawasan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik anak.
- Terapi wicara : dilakukan pada anak yang mengalami keterlambatan bicara.
- Cognitive Behavioural Therapy (CBT) : biasanya dilakukan untuk mengontrol tingkah laku anak
Tumbuh kembang anak emang berbeda yaa. Kadang suka khawatir kalo anak usia sekian belum bisa ini itu kayak temen-temennya. Tapi cobs percaya aja semua ada waktunya. Ternyata keterlambatan bisa efek panjang juga yaa kalo ga ditangani duhduh. Orangtua harus mulai cerdas kasih stimulus ke ananya 💞