Ma, si kecil sedang aktif-aktifnya? Hal ini lah yang sering kali menjadi alasan kenapa timbul benjolan keras dan kasar di kulit si kecil, umumnya di bagian atas telapak kaki, yang biasanya menimbulkan rasa sakit. Benjolan ini kerap sulit dibedakan antara mata ikan dan kapalan. Jadi beda loh ya Mams antara mata ikan pada anak dan kapalan. Nanti kita bedakan dari uraian di bawah.
Sebanyak 10 hingga 20% anak-anak pernah mengalami mata ikan. Umumnya terjadi pada usia 12 hingga 16 tahun. Namun, tidak menutup kemungkinan jika mata ikan pada bayi atau balita bisa juga terjadi.
Mata Ikan pada Anak
Dalam dunia medis, mata ikan dikenal dengan nama clavus. Berbeda dengan kapalan yang gejalanya hanya kulit menebal, mata ikan memiliki bagian tengah yang terasa lebih keras bila disentuh. Menurut C.S. Mott Children’s Hospital, mata ikan sebenarnya adalah kumpulan kulit mati yang biasanya ada pada permukaan kulit yang halus dan tidak berambut, seperti telapak kaki atau sisi jari.
Baca Juga: Vaksin Flu Kurangi Gejala Covid Pada Anak Lho Mams!
Sama halnya mata ikan pada orang dewasa, mata ikan pada anak juga tidak berbahaya, tapi rasa nyerinya bisa membuat anak tidak nyaman saat beraktivitas. Bahkan pada bayi dan balita dapat membuat mereka menjadi lebih rewel.
Gejala dan Penyebab Mata Ikan pada Anak
Benjolan pada mata ikan dan kapalan sama-sama berupa pengerasan atau penebalan pada lapisan kulit yang halus dan tidak berambut, seperti telapak kaki, sisi jari, sekitar kuku, wajah, dan di dekat lutut. Bedanya, pada mata ikan umumnya berukuran lebih kecil dengan bagian tengah bertekstur lunak atau keras, yang apabila disentuh, biasanya akan terasa nyeri. Sedangkan pada kapalan jarang menimbulkan rasa nyeri ketika disentuh. Bagaimanapun, keduanya menyebabkan rasa tidak nyaman saat beraktivitas ya Mams.
Masih banyak orang yang mengira kalau penyebab mata ikan dan kapalan adalah sama, yaitu hanya karena gesekan dan tekanan berulang terutama di bagian kaki. Padahal tidak demikian. Untuk kapalan memang benar, namun pada mata ikan penyebab paling umum adalah infeksi human papilloma virus (HPV). Gesekkan dan tekanan berulang hanya merupakan salah satu faktor risikonya.
Mata ikan memang bukan penyakit yang membahayakan, namun dapat menular dengan mudah jika ada luka atau goresan di kulit. Virus HPV yang menyebabkan mata ikan ini, dapat berpindah dengan berbagai cara. Mulai dari kontak fisik atau menyentuh sesuatu yang terpapar dengan virus, seperti handuk, sendal, sepatu, bahkan lantai. Apalagi anak dengan sistem imun yang rendah, saat kulitnya tergores akan sangat mudah menyebabkan virus ini menular.
Baca Juga: Awas, Diet Vegetarian pada Anak Ternyata Berbahaya Lho, Mams!
Cara Mengatasi Mata Ikan pada Anak
Sebenarnya mata ikan pada anak maupun dewasa bisa sembuh dengan sendirinya. Tapi jika si kecil mulai mengeluh nyeri atau kesulitan beraktivitas, Mams bisa mencoba mengatasi mata ikan pada anak dengan beberapa cara berikut:
- Gosok dengan batu apung
Rendam kaki si Kecil dengan air hangat sebelum melakukan pengelupasan untuk menipiskan kulit yang tebal. Setelah itu, gosok mata ikan dengan batu apung secara lembut dan perlahan. Tujuannya agar menipiskan kulit mati yang menumpuk.
- Salep mata ikan
Cara lainnya adalah mengoleskan mata ikan dengan menggunakan salep yang mengandung asam salisilat. Kandungan asam salisilat pada obat oles ini berfungsi melunakkan kulit mati sehingga lebih mudah dihilangkan atau dibersihkan. Sebelum dioleskan, cuci bersih kulit yang terkena mata ikan. Dengan penggunaan yang rutin, mata ikan biasanya akan melepaskan “bijinya” atau “bijinya” sudah menjadi begitu lunak sehingga dapat denga mudah dikeluarkan secara mekanis, misalnya dengan digosok dengan batu apung atau sabut kelapa.
- Operasi
Bila mata ikan tidak kunjung sembuh, Moms bisa mengajak si Kecil ke dokter untuk meminta diangkatkan. Operasi dilakukan dengan cara memotong beberapa kulit yang menebal menggunakan pisau bedah.
Baca Juga: Mams ketahui Penyakit Hemangioma Pada Anak
Sekarang Mams sudah bisa membedakan antara mata ikan dengan kapalan. Waspadai gejalanya jika si kecil nampak tidak nyaman saat beraktivitas, bahkan bisa berakibat lebih rewel pada bayi dan balita saat sedang bermain. Mams bisa mencoba mengatasi mata ikan di rumah terlebih dahulu, namun jangan sekali-kali mencoba untuk mengeluarkan mata ikan dengan tindakan bedah sendiri di rumah.