Sekolah daring bikin Mampaps darting? Yap, masalah mendampingi anak-anak sekolah online banyak tersebar di media sosial. Bahkan beberapa ada yang viral mengenai orangtua yang memukul anaknya saat mengerjakan tugas daring. Wah, jika begini Kesehatan mental anak bisa terganggu loh Mampaps! Bukan hanya bosan di rumah ditambah sering dimarahi, semoga Mampaps bisa mengendalikan emosi saat mendampingi Si Kecil sekolah daring ya.
Kira-kira sudah berapa bulan nih Mampaps, menemani Si Kecil melakukan pembelajaran jarak jauk (PJJ) atau sekolah daring?
Meski sudah ada aturan baru, seperti beberapa sekolah pada zona hijau telah dibuka dan para siswa memulai kegiatan belajar mengajar di sekolah. Namun, masih ada di sebagian sekolah masih mengharuskan sekolah daring. Hal ini dikarenakan angka positif Covid-19 masih tinggi.
Kendala PJJ yang Dialami Orang Tua
sumber gambar: pexels.com
Selama ditetapkan oleh pemerintah bahwa bekerja, belajar dan beribadah di rumah saja hingga tahun ajaran baru telah dimulai sejak 13 Juli 2020 lalu. Beberapa siswa tanah air kembali menjalankan PJJ melalui daring. Namun, hal ini tentu ada kendala yang dialami para siswa dan orangtua di antaranya:
- Metode PJJ yang Tidak Fleksible
Pada awal PJJ dimulai, banyak siswa yang mengeluh karena tugas yang diberikan sekolah terlalu banyak hingga mengharuskan mereka untuk belajar sampai malam. Sehingga PJJ disebut-sebut sangat tidak fleksibel, bahkan beberapa praktik belajar dilakukan secara group online. Bagaimana tidak kondisi ini cukup memengaruhi kesehatan mental anak ya, Mams.
Baca Juga: Pembelajaran Jarak Jauh Diperpanjang Hingga Akhir Tahun, Ma!
Namanya saja praktikum, tentu para siswa membutuhkan pertemuan tatap muka agar mengetahui hasil akhir dari praktik yang mereka lakukan.
- Jaringan dan fasilitas daring
Masalah jaringan dan fasilitas adalah kendala utama yang banyak diserukan para orangtua, karena tidak semua orangtua memiliki fasilitas daring yang memadai untuk Si Kecil. Tentu untuk melakukan PJJ siswa membutuhkan jaringan dan fasilitas daring, selain berguna untuk alat komunikasi ini juga digunakan sebagai media pengiriman tugas yang mereka kerjakan.
Nah, pada awal PJJ di mulai warnet atau warung internet justru menjadi ramai dan membuat keresahan penularan COVID-19 semakin tinggi. Hal ini terjadi karena tidak semua orang tua dan siswa memiliki kedua fasilitas ini.
Baca Juga: Belajar Online Bikin Pusing, Ini Kiat Sukses Dampingin ABK saat Pandemi!
Kesehatan Mental Anak dan Orang Tua Selama PJJ
sumber gambar: bbc.co.uk
Bukan hanya kendala yang dialami orang tua dan siswa, PJJ juga berpengaruh terhadap Kesehatan mental anak dan Mampaps sebagai orang tua loh! Mengapa? Social distancing yang mengharuskan kita untuk tidak bertemu dengan orang-orang, inilah yang berdampak buruk pada kesehatan mental anak dan orang tua. Nah, berikut yang berpengaruh pada perkembangan otak yang bisa mengakibatkan:
- Stres yang meningkat
- Mengalami ketidak stabilan emosi
- Berpengaruh terhadap kesehatan fisik.
Lalu bagi anak yang menjalankan PJJ jika tidak ada dukungan dari orang tua dan orang-orang terdekat bisa berdampak buruk pada kesehatan mental anak, seperti:
- Si Kecil menjadi tidak disiplin karena belajar di rumah yang didampingi orang tua yang juga memiliki pekerjaan lain.
- Merasa was-was dan cemas karena kurangnya interaksi dengan teman dan guru, sehingga akan mengalami kesulitan dalam penyesuaian pembelajaran.
- Mengalami keterlambatan dalam belajar, sehingga banyak siswa yang mengalami penurunan prestasi dalam melaksanakan PJJ
PJJ selama COVID-19 ini bisa saja berjalan lancar tanpa drama, jika Mampaps melakukan pengawasan dan perhatian yang cukup untuk mendampingi Si Kecil belajar di rumah.
Baca Juga: Di Rumah Saja Bisa Bikin Gangguan Psikososial Lho!
Jika merasa ada kendala, jangan sungkan untuk meminta bantuan pada guru Si Kecil dengan datang ke rumah beberapa kali atau Mampaps secara bergantian untuk membantu Si Kecil. Hal ini dikakukan untuk tetap menjaga kesehatan mental anak dan orang tua tentunya. Semangat terus ya, Mampaps!