ASI melimpah memang impian semua Mama, namun tidak semua Mama memiliki kesempatan untuk menyusui Si Kecil hingga 2 tahun. Biasanya hal ini terjadi karena beberapa faktor, seperti Mama yang stress menghadapi proses kelahiran dan lainnya. Sehingga tak jarang para Mama yang memiliki ASI melimpah, turut mendonorkan ASI mereka kepada yang membutuhkan.
Nah, ngomongin masalah donor ASI yang kini sudah menjadi hal yang lazim dilakukan tentunya memiliki tujuan untuk mendukung program ASI eksklusif. Perlu diketahui mencari donor ASI tentu harus diketahui asal-usulnya yang jelas ya Mams! Memang, saat ini untuk mendapatkan infonya bisa langsung dari media sosial Mams bisa langsung mendapatkannya.
Syarat Melakukan Donor ASI
Nah, jika asal memilih pendonor bisa saja tumbuh kembang Si Kecil bisa terhambat loh Mams! Bahkan beberapa penyakit dapat ditularkan melalui ASI. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sistem donor ASI perlu ditunjang oleh informasi, konseling dan keterampilan memberikan bantuan praktis. Lalu, apa saja sih syarat yang baik untuk menjadi seorang pendonor ASI? Simak penjelasannya berikut:
1. Penapisan I
Donor Asi
- Sebagai pendonor, Mams memiliki bayi berusia kurang dari 6 bulan
- Sehat dan tidak mempunyai kontra indikasi menyusui
- Produksi ASI Mams sudah memenuhi kebutuhan si kecil dan memutuskan untuk mendonasikan ASI atas dasar produksi ASI yang berlebih
- Dalam 12 bulan terakhir, Mams tidak menerima transfusi darah atau transplantasi organ/jaringan
- Mams sedang tidak mengonsumsi obat, termasuk insulin, hormon tiroid, dan produk yang bisa memengaruhi si kecil
- Tidak ada riwayat menderita penyakit menular, seperti hepatitis, HIV, atau HTLV2
- Tidak memiliki pasangan seksual yang berisiko terinfeksi penyakit, seperti HIV, HTLV2, hepatitis B/C (termasuk penderita hemofilia yang rutin menerima komponen darah), menggunakan obat ilegal, perokok, atau minum beralkohol
2. Penapisan II
Donor ASI untuk Bayi Prematur
- Jika Mams ingin mendonorkan ASI atau mencari donor ASI untuk bayi prematur, maka harus menjalani skrining meliputi tes HIV, human T-lymphotropic virus (HTLV), sifilis, hepatitis B, hepatitis C, dan CMV
- Apabila ada keraguan terhadap status pendonor, tes dapat dilakukan setiap 3 bulan
- Setelah melalui tahapan penapisan, ASI harus diyakini bebas dari virus atau bakteri dengan cara pasteurisasi atau pemanasan
Pasteurisasi Pretoria
Penyimpanan ASI
- Tempatkan ASI sebanyak 50-150 ml kedalam wadah kaca. Mams bisa menggunakan wadah kaca dari sisa selai 450 ml yang sudah dibersihkan.
- Tutup wadah kaca dan letakan ke dalam panci aluminium 1 liter
- Tuangkan air mendidih 450ml atau hingga permukaan air mencapai 2 cm dari bibir panci
- Dapat diletakan pemberat di atas wadah kaca, kemudian tunggu selama 30 menit
- Pindahkan susu, diinginkan, dan berikan kepada bayi atau simpan di lemari pendingin
Flash Heating
Pemberian ASI
- Tempatkan ASI sebanyak 50-150 ml kedalam wadah kaca 450 ml
- Wadah kaca ditutup sampai saat dilakukan flash heating
- Untuk melakukan flash heating, buka tutup wadah dan letakkan dalam 1 liter Hart Pot (pemanas susu)
- Tuangkan air 450 ml atau hingga permukaan air mencapai 2 cm dari bibir panci
- Didihkan air, bila telah timbul gelembung pindahkan wadah dengan cepat dari air dan sumber panas
- Dinginkan ASI, berikan kepada si kecil atau simpan di lemari pendingin
Mama sebagai pendonor ASI selalu jaga kebersihan diri ya agar mutu dan keamanan ASI dapat terjaga. Selain itu, penting nih Mams untuk melakukan pelatihan seperti cara memerah dengan menggunakan pompa ASI yang dianjurkan serta tahu bagaimana cara menyimpan ASI dengan baik. Hal ini penting juga dilakukan bagi Mams yang ingin melahirkan.
Ada lagi nih hal penting yang harus Mams lakukan sebagai pendonor, di antaranya: melakukan pencatatan seperti
- identitas,
- lembar persetujuan,
- kuesioner dan hasil tes skrining penyakit, keterangan resipien,
- data pelengkap administrasi, dsb.
Sudah siap untuk menjadi seorang Donor ASI? Atau sedang membutuhkan donor ASI untuk si kecil? Semoga bermanfaat ya Mams.