Hamil di kolam renang. Beberapa waktu yang lalu, pada Jumat (21/2) sempat heboh mengenai pernyataan salah satu Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bidang Kesehatan, Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif (NAPZA), Sitti Hikmawatty. Bagaimana tidak, beliau menyebutkan bahwa perempuan yang berenang bersama laki-laki harus berhati-hati karena dapat menyebabkan kehamilan.
Hal tersebut menjadi kontroversi dan menuai banyak tanggapan dari ahlinya. Bagaimana fakta yang sebenarnya mengenai hal tersebut? Apakah benar kehamilan dapat terjadi saat sedang berenang?
Faktor-faktor yang Menyebabkan Terjadinya Kehamilan
Kabar mengenai hal ini membuat Ketua Biro Hukum dan Pembinaan Anggota IDI Nazar angkat bicara. Dilansir dari Antara, ia mengungkapkan ada banyak hal yang menjadi faktor penyebab terjadinya kehamilan pada perempuan. Misalnya mutu ovum (sel telur), kualitas sperma serta suasana dalam dari organ reproduksi perempuan.
Menurut Nazar, adanya kaporit yang terkandung di dalam kolam renang juga dapat menghambat sperma untuk tetap hidup sehingga sperma tidak dapat hidup lama di air kolam renang. Menurutnya, kondisi sperma harus benar-benar prima serta kondisi sel telur dalam yang baik merupakan hal mutlak untuk terjadinya suatu kehamilan.
Baca Juga: Pengaruh Umur pada Kesuburan Wanita
Untuk memudahkan masyarakat supaya lebih mengerti, Nazar menganalogikan proses kehamilan dengan permainan futsal yang mencetak gol. Menurut Nazar bermain futsal di lapangan futsal akan menjadi lebih normal dibanding ketika kita memainkannya di kolam renang. Jika biasanya seorang pemain futsal dapat mencetak gol dalam durasi lima menit, hal tersebut belum tentu terjadi jika dilakukan di kolam renang.
Selain itu beberapa hal lain juga menjadi faktor adanya kehamilan, seperti energi atau kinerja yang dibutuhkan untuk mencapai fase pembuahan pada perempuan.
Baca Juga: Apakah Sperma Papa Sehat? Kenali Cirinya Sebelum Ke Dokter!
“Hamil di Kolam Renang” Menurut SpOG dan @blogdokter
Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan, dr. Yassin Yanuar Mohammad, SpOG pun turut menanggapi hal ini. Ia menghimbau kepada masyarakat agar tidak perlu khawatir dan takut untuk berenang di kolam renang. Ia mengatakan bahwa berenang bersama antara perempuan dan laki-laki tidak dapat menyebabkan kehamilan, kecuali ada kesengajaan untuk berhubungan seks di kolam renang.
Senada dengan dr. Yassin, dr. I Made C. Wirawan dalam akun Twitter @blogdokter mengatakan bahwa kehamilan tidak dapat disebabkan oleh adanya campur baur lawan jenis di kolam renang sebab tidak semua laki-laki ejakulasi saat berada di kolam renang. Selain itu, kandungan klorin pun dapat membuat sperma tidak dapat bertahan hidup, bahkan ketika seorang laki-laki ejakulasi dan terjadi onani sekalipun, sperma yang keluar di kolam renang akan tetap mati.
Baca Juga: Merencanakan Kehamilan Saat Usia di atas 30 Tahun?
dr. Made pun mengatakan bahwa sperma memiliki mata yang hanya bisa melihat ke arah depan sehingga rasanya sulit untuk terjadi pembuahan di dalam kolam yang sedemikian besarnya.
Dampak Klorin pada Tubuh
Selain dapat membuat sperma tidak bertahan hidup, klorin juga memiliki dampak bagi tubuh, seperti:
- Mata merah
- Adanya risiko masalah pernapasan seperti alergi, asma, dan Paru LifeGuard.
- Air dengan konsentrasi klorin tinggi dapat menyebabkan gangguan reproduksi dan cacat lahir.
- Membuat kulit kering dan iritasi serta timbulnya rasa gatal.
Bagaimana dengan Berenang Ketika Menstruasi?
Masyarakat Indonesia masih menganggap renang dalam kondisi menstruasi adalah hal yang tidak biasa. Keluarnya darah dari vagina menyebabkan mereka takut untuk berenang saat menstruasi tiba. Padahal, kenyataannya berenang saat menstruasi merupakan hal yang aman dan tidak bermasalah. Tekanan air kolam renang akan menahan darah menstruasi agar tidak keluar. Terutama jika menggunakan tampon atau menstrual cup yang darahnya akan tertampung pada alat yang digunakannya.
Namun, pengguna pembalut sekali pakai harus tetap hati-hati. Kondisi pembalut yang berada di luar vagina menyebabkan adanya kemungkinan pembalut tidak hanya menyerap darah yang keluar namun juga menyerap air kolam renang. Jika sudah terdapat darah pada pembalut, khawatir darah tersebut akan bercampur dengan air kolam renang dan mengkontaminasi kolam. Jadi, alasan kebersihanlah yang paling tepat dalam himbauan untuk tidak berenang dalam kondisi menstruasi.