Demam berdarah seringkali terlambat ditangani karena gejala demam pada DBD sering dianggap hanya gejala batuk pilek biasa. Apalagi setelah beberapa hari, panas si kecil biasanya turun sehingga dianggap sudah sembuh. Padahal ini merupakan salah satu fase dari demam berdarah.
Demam berdarah ditularkan pada manusia melalui gigitan nyamuk betina Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang terinfeksi virus dengue. Penyakit ini tidak dapat ditularkan langsung dari orang ke orang. Virus ini biasanya disebarkan oleh nyamuk betina. Dimana nyamuk orang yang terjangkit demam berdarah sebelumnya atau orang yang tidak sakit, tetapi dalam darahnya terdapat virus demam berdarah. Lalu virus demam berdarah ini dibawa dalam tubuh nyamuk betina tersebut hingga virus tersebut berkembang dalam tubuh nyamuk. Nah, jika nyamuk pembawa virus demam berdarah ini menggigit orang yang tidak sakit, maka ia akan terjangkit virus yang ditularkan lewat liur nyamuk tersebut.
Agar Mama tetap waspada ketahui fase dan gejala DBD yang wajib kita ketahui yuk Mams.
Fase dan gejala demam berdarah
1. Fase demam
Gejala awal pada penyakit demam berdarah ini sangatlah khas, yaitu demam tinggi. Saat berada di fase ini biasanya penderita akan mengalami demam yang timbul tiba-tiba dan sangat tinggi hingga bisa mencapai 40 derajat celcius dengan rentan waktu yang cukup lama yaitu 2 hingga 7 hari.
Gejala pada fase ini biasanya ditandai dengan muka kemerahan, kulit memerah, nyeri seluruh tubuh, nyeri otot, dan sakit kepala. Gejala ini biasanya membuat anak sangat lemah untuk melakukan berbagai aktivitas, apalagi dalam beberapa kondisi ada yang mengalami infeksi tenggorokan, sakit di sekitar bola mata, anoreksia, hingga mual dan muntah.
Dalam fase ini pastikan untuk banyak mengonsumsi air putih untuk mencegah dehidrasi maupun hal negatif lainnya yang bisa memperparah fase ini. Banyak meminum air putih juga bisa menurunkan suhu badan.
2. Fase Kritis
Hati-hati dengan fase ini Mams, karena sering disebut juga fase ‘pengecoh’. Pada fase ini biasanya demam sudah turun sehingga sering dianggap sudah sehat dan mulai mampu melakukan aktivitas. Padahal, jika fase ini diabaikan maka trombosit akan terus menurun. Fatalnya akan mengakibatkan pendarahan secara tiba-tiba tanpa kita sadari. Jika kita abaikan maka akan mengalami pecah pembuluh darah yang ditandai dengan muntah secara terus menerus, mimisan, pembesaran organ hati, atau nyeri perut yang tak tertahankan.
Bila dilakukan tes darah, pada fase ini akan menunjukkan penurunan jumlah sel darah putih/leukosit sampai dibawah angka normal, yaitu dibawah 5.000 sel/mm³. Selain itu juga akan mengalami penurunan trombosit ≤100.000 sel/mm³ dan kenaikan hematokrit (perbandingan sel darah merah dengan volume darah)
3. Fase penyembuhan
Setelah melewati fase kritisnya, penderita demam berdarah akan kembali merasakan demam. Tapi, pada fase ini kita tidak perlu khawatir Mams karena justru saat demam trombosit akan membaik atau perlahan normal kembali. Kembalinya cairan tubuh secara perlahan-lahan akan terjadi pada 48 hingga 72 jam setelahnya. Gejala pada fase penyembuhan ini ditandai dengan meningkatnya nafsu makan, menurunnya gejala nyeri perut, dan fungsi diuretik yang membaik. Kemudian jumlah sel darah putih (leukosit) akan kembali normal dan diikuti dengan pemulihan jumlah trombosit yang meningkat menuju normal.
Fase ini dialami oleh penderita anak-anak maupun dewasa. Yang membedakan tingkat gejala yang diperlihatkan penderita adalah kekebalan tubuh masing-masing. Untuk penderita yang kekebalan tubuhnya baik, gejala DBD mungkin tidak separah penderita yang kondisi tubuhnya tidak sehat saat terserang.
Baca Juga: Bahaya! Kenali Gejala Demam berdarah dan Cara Pencegahannya
Bagaimana Membedakan Demam Berdarah dengan Demam Biasa?
Jika gejala pada fase-fase di atas bisa kita rasakan, bagaimana cara mengetahui apakah si kecil mengalami demam berdarah atau hanya demam biasa? Berikut tanda atau gejala yang bisa kita ketahui ya Mams.
- Demam tinggi mencapai 40 derajat Celcius atau lebih secara tiba-tiba. Demam biasa umumnya ditandai gejala lain sebelumnya misalnya flu, batuk atau sakit tenggorokan. Pada DBD, anak terlihat sehat namun tiba-tiba demam tinggi.
- Ruam atau bintik-bintik merah pada kulit yang sulit hilang ketika kita tekan
- Pusing
- Anak tampak letih dan lesu
- Kehilangan nafsu makan
- Mimisan atau perdarahan ringan pada gusi
- Kulit anak mudah memar
- Anak mengeluh nyeri pada otot, sendi, dan tulang. Nyeri ini biasanya mulai terasa setelah demam muncul
- Anak mengeluh nyeri pada belakang mata
- Frekuensi pipis sangat berkurang, bisa sampai 4-6 jam sekali.
Gejala di atas merupakan gejala umum, jika gejala semakin memburuk bisa ditandai dengan pendarahan yang hebat, terjadi masalah pencernaan (mual, muntah, dan nyeri di bagian perut), sulit bernapas atau sesak nafas.
Baca Juga: Cara Alami Turunkan Demam Pada Anak
Memasuki musim yang tak menentu, anak rentan terkena berbagai penyakit. Selain DBD, anak juga mudah terkena penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Kita tentunya perlu waspada ya Mams, apalagi jika kita sudah memiliki si kecil yang daya tahan tubuhnya belum sekuat kita orang dewasa. Makanan sehat dan istirahat yang cukup juga bisa membantu meningkatkan daya tahan tubuh si kecil agar tidak mudah sakit.
Baca Juga: Anak Mudah Sakit? Kesalahan Mama Papa ini Sering Tidak Disadari menjadi penyebabnya.