Hai Mampaps! Belum lama ini kembali viral di media sosial mengenai bahaya posisi duduk W-sitting atau duduk posisi W pada si Kecil. Lantaran ramainya komen netizen terkait gaya duduk anak aktor Arya Saloka bersama aktris Putri Anne yang dianggap membahayakan tumbuh kembang. Pasalnya sang anak, Ibrahim, duduk dengan dua kaki yang menekuk ke belakang dan menyerupai huruf “W”.
Sebenarnya perdebatan tentang bahaya atau tidaknya posisi duduk W-sitting ini bukanlah merupakan sebuah isu baru. Bahkan ahli kesehatan pun memiliki pendapat yang berbeda-beda, dan keduanya memiliki dasar ilmiah. Bagaimana dengan Mampaps, apakah Mampaps punya pendapat sendiri? Atau Mampaps malah belum pernah dengar apa yang dimaksud dengan W-sitting?
Apa Itu Duduk W-sitting?
Duduk W-sitting atau posisi duduk W terbentuk jika kaki, lutut, dan pinggul semua menyentuh lantai, dengan lutut berada di depan dan kaki mengarah kebelakang melebar ke samping. Sehingga jika kita lihat dari atas, kaki membentuk huruf W.
Baca Juga: 7 Kesalahan Mendidik Anak Laki-Laki yang Sering Tidak Disadari
Kenapa Anak Menyukai Posisi Duduk W-sitting?
Ada beberapa alasan kenapa si Kecil menyukai duduk dengan posisi W-sitting, diantaranya adalah:
Kebiasaan
Pada umumnya si Kecil akan mulai duduk sendiri dengan tegap pada usia 6 bulan. Pada usia ini si Kecil akan mengeksplor berbagai gerakan yang melibatkan otot-otot besar hingga seluruh anggota tubuhnya.
Dengan berbagai alasan si Kecil akan mencoba duduk W-sitting, dan kemudian tubuhnya akan menyadari bahwa posisi ini tidak membutuhkan banyak aktivasi kerja otot dan mencapai stabilitas yang lebih tinggi. Tanpa disadari tubuh si kecil menyukai posisi duduk ini dan menjadikannya kebiasaan.
Kelemahan pada Otot Core dan Keseimbangan yang Buruk
Otot core adalah otot-otot yang menopang keseluruhan struktur tulang belakang, perut, dan panggul. Jika si Kecil memiliki masalah ini maka duduk W-sitting dapat mengkompensasinya.
Struktur Panggul yang Abnormal (Femoral Anteversion)
Femoral anteversion adalah kondisi dimana tulang paha berotasi ke arah dalam. Sebenarnya kondisi abnormal ini akan membaik dengan sendirinya pada sebagian besar anak ketika mereka tumbuh. Tetapi sampai tubuh mereka berubah, akan lebih mudah dan nyaman bagi Si Kecil untuk duduk W-sitting. Selain itu, struktur panggul yang abnormal ini juga dapat memengaruhi cara berjalan si Kecil loh Mams, akibat kaki masuk ke arah dalam. Kondisi ini disebut dengan pigeon-toed atau in-toeing.
Gaya Duduk pada Anak
Sebagai orang tua, Mampaps pasti berharap si Kecil dapat memiliki kemampuan sesuai dengan usia dan tidak berisiko buruk untuk kedapannya. Nah, duduk merupakan salah satu kemampuan motorik kasar pada anak Mams. Saat duduk, si Kecil akan mencari posisi yang nyaman bagi mereka. Di sinilah tugas orang tua atau pengasuh perlu memerhatikan dan membenarkan posisi duduknya si Kecil.
Baca Juga: 7 Sikap Orang Tua yang Bisa Membunuh Karakter Anak
Gaya Duduk yang Dianjurkan
Ada beberapa alternatif posisi duduk yang dapat dipilih oleh si Kecil, seperti:
Tailor Sitting atau Criss-Cross
Mungkin Mampaps lebih familiar dengan sebutan duduk bersila, duduk dengan kaki terlipat bersilangan di depan.
Side-sitting
Duduk dengan posisi kedua kaki berada di satu sisi.
Long Sit
Duduk dengan posisi kedua kaki memanjang kedepan, dengan atau tanpa sendaran pada punggung.
Duduk di Kursi atau Bangku yang Rendah
Posisi duduk saat duduk di kursi atau bangku yang rendah merupakan posisi yang aman bagi struktur tulang si Kecil.
Posisi-posisi duduk di atas sudah terbukti tidak berbahaya bagi pertumbuhan tulang si Kecil, sekaligus melatih otot-otot secara optimal untuk menopang tubuhnya dengan baik. Sehingga, jika Mams masih bingung dengan posisi duduk W-sitting dianjurkan untuk menerapkan gaya duduk di atas.
Banyaknya opsi yang dapat dipilih anak dapat menambahkan variasi pada posisi duduknya, jadi si Kecil tidak bosan dan Mampaps juga jadi tidak perlu khawatir.
Gaya Duduk yang Tidak Dianjurkan
Mams pasti setuju bahwa kita tidak selalu bisa melarang ruang geraknya si Kecil, apalagi jika suatu posisi sudah dipilihnya lantaran posisi tersebut membuatnya nyaman. Tetapi tetap perlu diperhatikan oleh Mampaps bahwa kebiasaan yang tidak baik bagi struktur anatomi tubuh dapat memengaruhi pertumbuhan si Kecil. Sehingga posisi duduk berikut tidak dianjurkan menjadi kebiasaanya si Kecil.
W-sitting
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, kebiasan menggunakan posisi duduk W-sitting dapat menjadi indikator daya tahan postur tubuh yang buruk. Saat si Kecil duduk dengan posisi ini, mereka tidak menggunakan otot pembentuk postur tubuh pada perut dan punggung.
Baca Juga: Waspada! Anak Cacingan Bisa Berdampak Buruk pada Pertumbuhan Anak
Kneel-sitting
Posisi duduk dengan meletakkan lutut di atas lantai, telapak kaki menghadap ke bawah dengan pantat yang ditopang oleh tumit dan telapak kaki, posisi duduk ini disebut juga dengan posisik duduk seiza, posisi duduk ala Jepang.
Sama halnya dengan W-sitting, posisi duduk ini jika dilakukan terus menerus oleh si Kecil dapat memengaruhi cara berjalan, akibat kaki masuk ke arah dalam (in-toeing).
Risiko Gaya Duduk yang Salah pada Anak
Posisi tertentu saat duduk pada masa balita, apabila dilakukan secara terus-menerus atau menjadi suatu kebiasaan dapat menyebabkan efek yang kurang baik. Menurut dr. Faisal Mi’raj, Dokter Spesialis Bedah Ortopedi Konsultan Ortopedi Anak, Limb Lengthening, and Reconstruction RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, sifat sendi dan tulang anak masih dalam pertumbuhan dan mudah berubah bentuk apabila diberikan gaya atau tekanan tertentu yang terus-menerus.
Berikut risiko yang mungkin terjadi diakibatkan oleh gaya duduk yang salah pada anak.
- Postur tubuh yang tidak baik
- Pigeon toed atau in-toeing, akibat bagian atas tulang paha terbentuk lebih banyak internal rotasi (memutar ke dalam) melebihi normal, sehingga secara keseluruhan tungkai bawah akan seperti itu juga. Hal ini akan terlihat apabila si Kecil berdiri atau berjalan, kaki si Kecil masuk ke arah dalam.
- Menurunnya kinerja otot-otot core, karena pada posisi W-sitting si Kecil mengandalkan dukungan kaki dan struktur sendi yang lebar untuk menjaganya tetap tegak.
- Memengaruhi koordinasi, keseimbangan, dan pengembangan keterampilan motorik kasarnya secara negatif di kemudian hari, karena W-sitting meningkatkan risiko otot pinggul dan kaki si Kecil menjadi pendek dan ketat.
- Stres pada sendi, posisi duduk yang salah mengakibatkan beban yang berlebihan pada sendi.
- Meningkatkan risiko dislokasi pinggul, terutama pada anak yang sudah memiliki displasia panggul (yang mungkin tidak didiagnosis)
Jangan terlalu khawatir Mampaps, salah posisi sesekali seperti duduk W-sitting tidak akan jadi berbahaya. Namun, jika telah menjadi kebiasaan hingga memengaruhi cara berjalan si Kecil, itu tandanya Mampaps sudah perlu bantuan dari terapis okupasi. Sebelum itu, selalu ingatkan si Kecil untuk memilih posisi duduk yang baik seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Beri pujian pada si Kecil! Contohkan cara duduk yang baik! Sabar dan konsisten! Semangat Mampaps!