ASI sangat penting bagi si kecil dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya, Mams. Meski Mama tidak bisa menyusui langsung, Mama harus selalu memastikan si kecil mendapatkan ASI, yaitu dalam bentuk ASI Perah atau ASIP. Selain cara memerah ASI yang benar, penyimpanan ASI perah tidak boleh sembarangan ya, Mams. Hal ini agar kualitas ASI tetap terjaga.
Terutama bagi Mama yang bekerja pasti sering memompa ASI untuk nantinya dibawa pulang dan diberikan lagi bagi si kecil atau pun disimpan. Namun, terkadang banyak kesalahan dalam penyimpanan ASI perah yang Mama lakukan.
Dalam penyimpanan ASI perah, diperlukan perhatian khusus agar ASI tetap segar dan kandungan gizinya tidak berkurang, Mams. Untuk itu, Mama harus tahu dos dan don’ts mengenai penyimpanan ASI perah yang seharusnya.
Baca Juga: Mama Harus Tahu: 5 Cara agar ASI Melimpah saat Dipompa!
Dos Penyimpanan ASI Perah
Apa saja sih yang harus Mama lakukan sebelum menyimpan ASI perah? Penyimpanan ASI perah yang baik itu harus bagaimana ya, Mams? Menjawab pertanyaan tadi, berikut hal-hal yang boleh dilakukan dalam penyimpanan ASI perah.
Cuci Tangan Sebelum Memompa Payudara
Segala hal yang bersentuhan dengan ASI harus steril, Mams. Jadi, mulai dari awal memompa payudara, menyiapkan alat dan bahan, serta penyimpanan ASI haruslah steril dan bersih.
Sebelum Mama memompa payudara, pastikan untuk selalu mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun agar bakteri tidak melekat di jari-jari tangan dan tidak berpindah ke ASI.
Mulai segala sesuatunya dengan cuci tangan dan akhiri dengan cuci tangan juga ya, Mams, termasuk membersihkan puting payudara dengan air bersih atau ASI.
Cuci Botol Dengan Air Hangat dan Sabun
Pastikan juga botol yang digunakan sudah steril ya, Mams. Caranya bagaimana? Mama bisa mencuci botol dengan air hangat dan sabun dan membilasnya dengan air panas. Selain itu, botol juga bisa direbus dengan air hangat. Setelah direbus, biarkan botol kering secara alami ya, Mams. Mengelap botol dapat memperbesar kemungkinan kotoran menempel dari lap ke botol.
Simpan ASI dalam Botol Kaca
Bila ASI Perah Mama cukup melimpah, menggunakan botol yang bisa dicuci dan digunakan kembali biasanya menjadi pilihan daripada plastik ASI sekali pakai. Pilihlah botol kaca dengan tutup yang kencang atau botol plastik BPA-free. Kedua jenis botol ini tahan terhadap perubahan suhu, baik saat dibekukan ataupun direbus saat proses sterilisasi.
Simpan ASI dalam Takaran 1 Kali Minum
Setelah dicairkan, ASI Perah beku harus diberikan pada bayi dalam waktu 4 jam atau 1 jam sesudah dihangatkan. Oleh karena itu, sebaiknya Mama menyimpan ASI dengan takaran untuk 1 kali minum.
Pilih Kantong ASI yang Tidak Mudah Bocor
Penggunaan kantong ASI untuk menyimpan ASI perah sering dipilih karena praktis. Tapi, tahukah Mama, kantong yang terbuat dari plastik akan mudah bocor. Kantong yang dipilih juga harus menggunakan kantong khusus ASI, tidak boleh sembarang plastik.
Memang harga kantong ASI lebih murah dibandingkan botol. Namun, penggunaan kantong ASI sering menyebabkan kebocoran, khususnya saat perekat terbuka jika isinya penuh dan dalam keadaan beku, Mams. Pilihlah kantong ASI yang tidak mudah bocor. Jauh lebih baik apabila menggunakan botol ya Mams.
Lokasi Penyimpanan dengan Suhu Terdingin dan Stabil
Perubahan suhu saat penyimpanan ASI dapat menyebabkan kerusakan zat-zat yang terkandung dalam ASI. Yang terbaik untuk menyimpan ASI bila disimpan dalam waktu agak lama, adalah menggunakan deep freezer atau freezer khusus ASI.
Bila disimpan dalam lemari es biasa, simpan di bagian dalam agar mendapat pendinginan maksimal dan suhu cukup stabil. Bila lokasi tempat tinggal Mama sering mengalami mati listrik atau listrik tidak stabil, penggunakan genset atau stabilizer pada lemari pendingin akan mencegah turun naiknya suhu yang dapat merusak ASI.
Simpan ASI Perah Sesuai Waktunya
Nah, Mams, sudah tahu belum waktu yang dibutuhkan oleh ASI perah sesuai dengan tempat penyimpanannya? Biasanya Mama sering lupa, loh. Simpanlah ASI perah sesuai waktu dan tempatnya ya Mams agar kondisi dan kandungan ASI tetap terjaga.
Tempat | Suhu | Durasi | Keterangan |
Meja | Suhu ruangan (max 25ᵒC) | 6-8 jam | Botol harus ditutup dan dijaga sedingin mungkin. Bila perlu ditutupi dengan handuk dingin |
Cooler bag tertutup | -15-4 ᵒC | 24 jam | Es batu harus dipastikan menyentuh cooler bag sepanjang waktu. Hindari membuka cooler bag terlalu sering |
Lemari es | 4 ᵒC | 5 hari | ASI harus dipastikan diletakkan di bagian dalam lemari es |
Freezer pada lemari es 1 pintu | -15 ᵒC | 2 minggu | ASI P disimpan di bagian belakang freezer. ASI P yang disimpan lebih lama dari waktu yang ditetapkan akan membuat kandungan nutrisi berkurang, khususnya lemak |
Freezer pada lemari es 2 pintu | -18 ᵒC | 3-6 bulan | |
Freezer dengan pintu di atas | -20 ᵒC | 6-12 bulan |
Berikan Label Tanggal dan Jam Penyimpanan pada Botol
Jangan lupa ya Mams untuk memberikan label pada botol ASI perah/kantong ASI. Label yang ditempelkan terdiri atas tanggal dan jam penyimpanan.
Tujuan dari label ini agar Mama mendahulukan ASI perah yang duluan dimasukkan ke dalam lemari es. ASI diberikan pada si kecil berdasarkan metode first in first out, berikan ASI yang diperah dan disimpan lebih dulu.
Baca Juga: Harus Tahu! Cara Memerah dan Menyimpan ASI yang Benar
Don’ts Penyimpanan ASI Perah
Setelah mengetahui apa saja hal-hal yang boleh dilakukan dalam penyimpanan ASI Perah, ini saatnya Mama juga mengetahui hal-hal yang tidak boleh dilakukan saat menyimpan ASI Perah. Apa saja kira-kira ya, Mams?
Jangan Menyimpan ASI di Dekat Daging Segar
Apabila Mama hanya mempunyai satu lemari es, diharapkan untuk tidak mencampur ASI Perah dengan bahan makanan lain, khususnya daging. Meskipun ASI perah sudah dimasukkan dalam botol yang tertutup rapat, tetap saja bakteri dapat berpindah dari bahan makanan lain ke dalam ASI.
Pisahkan ASI perah dengan bahan makanan yang lain ya, Mams. Terutama makanan segar dan makanan yang berbau menyengat. Letakkan daging segar pada freezer lain atau bagian lain dari lemari es.
Jangan Menyimpan ASI di Botol yang Tidak Kering
Nah, sebagian Mams menyimpan ASI perahnya di dalam botol, nih. Namun, saat memasukkan ASI perah, pernahkah Mama melihat apakah di dalam botol masih terdapat air atau tidak?
Saat botol tidak kering dan masih memiliki sisa air di dalamnya, hal ini akan memberikan peluang bagi bakteri tumbuh. So, jangan menyimpan ASI di botol yang tidak kering ya, Mams, agar ASI tidak dicemari oleh bakteri maupun parasit.
Menyimpan ASI Terlalu Penuh
Seringkali dalam satu sesi pompa, Mama bisa menghasilkan banyak sekali ASI. Agar menghemat tempat penyimpanan, Mama mungkin berusaha memasukan ASI sebanyak mungkin ke dalam satu botol atau kantong ASI.
Hindari hal ini ya, Mams! Selalu sisakan ruang dalam container saat menyimpan ASI. Terutama bila ASI dibekukan karena volume ASI akan meningkat saat beku. Hal ini untuk menghindari tutup botol terbuka atau kantong ASI bocor karena ASI terlalu penuh saat membeku.
Jangan Menyimpan ASI di Dalam Cetakan Ice Cube
Apakah Mama pernah memasukkan ASI perah ke dalam cetakan ice cube? Memang benar, hasil cetakan ice cube sangatlah menarik dan lucu. Membekukan ASI ke cetakan ice cube mungkin sering dilakukan saat Mama menyiapkan MPASI. Ya, ASI Perah juga bisa digunakan sebagai campuran MPASI ya, Mams.
Namun, penyimpanan ASI perah di dalam cetakan ice cube tidak disarankan, Mams. Mengapa? Karena dengan menyimpan ASI perah di cetakan ice cube akan membuat bakteri mudah masuk ke dalam ASI dan kandungannya juga akan berubah.
Baca Juga: ASI Perah Untuk Campuran MPASI? Boleh Nih Dicoba!
Jangan Memanaskan Langsung ASI Perah
Mama pasti ingin segalanya praktis dan dilakukan dalam waktu cepat bukan? Apalagi jika sedang sibuk mengurus si kecil. Biasanya Mama akan langsung memanaskan ASI perah di microwave atau direbus di atas kompor.
Sebenarnya, hal ini tidak baik, loh Mams. Mengapa begitu? Dengan memanaskan ASI perah di microwave atau kompor, maka kandungan nutrisi ASI akan berkurang karena terkena suhu tinggi.
Jangan Membekukan Sisa ASI
ASI perah yang diberikan mungkin terkadang bersisa ya, Mams. Beberapa Mama biasanya akan membekukan kembali sisa ASI karena sayang jika dibuang. Sisa ASI tidak boleh dibekukan kembali karena sudah tidak steril dan kandungan nutrisi sudah berkurang.
So, apabila terdapat sisa ASI, maka Mama harus membuang sisa ASI tadi apalagi bila sudah lewat dari 4 jam ya Mams. Tidak boleh disimpan atau diberikan lagi pada si kecil.
Menyimpan ASI di Pintu Lemari Es
Pintu Lemari Es sering digunakan untuk menyimpan ASI Perah karena mudah dilihat secara urutan penyimpanan. Namun hal ini tidak disarankan, ya, Mams. Terutama apabila Mama menggunakan lemari es yang sama dengan pendingin makanan yang digunakan sehari-hari. Membuka tutup pintu lemari es terlalu sering akan menyebabkan ASI mudah terkena perubahan suhu. Hal ini membuat ASI cepat rusak dan kandungan gizi nya berkurang.
Jangan Mengocok ASI
Mama pasti sering memperhatikan bagian dari ASI terbagi atas bagian seperti krim di bagian atas dan cair di bagian bawah. Lapisan ini disebut hindmilk dan foremilk yang merupakan komposisi ASI yang unik.
Jangan khawatir Mams karena hal ini merupakan proses alami. Jadi, usahakan untuk tidak mengocok botol ASI melainkan memutarnya secara perlahan saja agar tidak merusak komponen ASI.
Menyimpan ASI Terlalu Lama
Saat Mama memiliki produksi ASI melimpah, mungkin Mama bisa menyusui si kecil dan tetap bisa menyimpan ASI Perah dalam jumlah banyak. Sehingga seringkali stok ASI beku jarang digunakan dan semakin menumpuk.
Mama bisa menggunakannya bergantian dengan menyusui langsung agar ASI Perah tidak disimpan terlalu lama. Namun apabila Mama memilih si kecil menyusui langsung, Mama bisa mendonasikan ASI Perah kepada yang membutuhkan.
Menyimpan ASI Beku sebenarnya bisa sampai 12 bulan pada lemari pendingin khusus. Namun biasanya kandungan gizi ASI sudah berkurang dan ada perubahan rasa yang menyebabkan si kecil menolak meminumnya.
Mencampur ASI Hasil Perahan
Adakalanya Mama menyusui si kecil namun payudara masih berisi sehingga memompa ASI untuk mengosongkannya. Sehingga hasil pompa mungkin hanya sedikit. Beberapa Mama mungkin menggabungkan ASI Perah dari beberapa sesi untuk menghemat penyimpanan.
Hal ini sebaiknya dihindarkan ya, Mams. jangan mencampur ASI yang baru dipompa dengan ASI yang telah dimasukkan ke dalam lemari es. Perbedaan suhu antara ASI yang baru diperah dan yang sudah didinginkan akan menurunkan kualitas ASI,
Memberikan ASI Perah Tanpa di Hangatkan
Si kecil mungkin tidak menolak ya, Mams saat Mama memberikan ASI perah dingin tanpa dihangatkan. Meski tidak berbahaya namun biasanya pada ASI perah dingin, komposisi ASI terpisah dan tidak tercampur sempurna. Dan tentunya bayi lebih suka meminum ASI dengan suhu yang mendekati suhu tubuh Mama, Mams.
Itu tadi dos dan don’ts penyimpanan ASI perah ya Mams. So, Mama sudah tidak bingung lagi dalam menyimpan ASI perah, bukan? Selamat mencoba.
Baca Juga: ASI Hanya Keluar Di Satu Payudara! Gimana Cara Mengatasinya?