Mampaps pernah mengalami anak sesak? Sesak disertai terdengarnya suara ‘mengi’? Pada si kecil penyakit paru yang sering ditemui adalah Asma.
Penyakit ini tidak menular tetapi cukup mengkhawatirkan Mampaps ketika si kecil mulai tampak sesak disertai terdengar suara mengi.
Menurut WHO, Penyakit asma ini merupakan salah satu penyakit tidak menular yang paling utama. Ini adalah penyakit kronis pada saluran pernapasan dari paru-paru yang meradang dan membuatnya penyempitan.
Mampaps, sebenarnya penyakit asma ini dapat mempengaruhi di segala umur, namun cenderung dimulai pada usia pada masa kanak-kanak, hal ini dikarenakan riwayat orangtua yang sudah mempunyai asma.
Jika si kecil mempunyai riwayat infeksi pernafasan lainnya (resiko tinggi), dan si kecil yang sudah mempunyai alergi atau eksim (alergi pada kulit) asma mungkin bisa terjadi.
Apa Penyebab Asma?
Penyebab penyakit asma ini berhubungan dengan beberapa faktor. Faktor allergen mempunyai peranan penting untuk terjadinya penyakit ini.
Allergen yang dimaksud seperti :
- Alergen dari debu, bulu binatang, jamur, dan serbuk sari dari pohon, rumput, dan bunga
- Iritan seperti asap rokok, polusi udara, bahan kimia atau debu di tempat kerja, senyawa dalam produk dekorasi rumah, dan semprotan (seperti hairspray)
- Obat-obatan seperti aspirin atau obat anti-inflamasi nonsteroid lain dan nonselektif beta-blocker
- Infeksi virus pernapasan bagian atas, seperti pilek
- Pencetus yang spesifik dapat berupa aktivitas (termasuk olahraga), emosi (misalnya menangis atau tertawa), perubahan suhu lingkungan atau cuaca.
Apa Tanda dan Gejala Asma?
Pedoman Nasional Asma Anak menyepakatinya diduga asma apabila si kecil menunjukkan gejala batuk dan/atau mengi yang timbul secara episodik, cenderung pada malam hari/dini hari (nokturnal), musiman, muncul ketika si kecil setelah aktivitas fisik, serta adanya riwayat asma dan atopi pada keluarga lainnya.
Menurut konsensus internasional penanggulangan asma anak, asma dibagi berdasarkan keadaan klinis dan keperluan obat menjadi 3 golongan, yaitu asma episodik jarang, persisten sering, dan persisten berat.
Sedangkan derajat serangan asma dibagi menjadi 3 juga yaitu serangan ringan, serangan sedang, dan serangan berat.
Mampaps klasifikasi penyakit asma ini penting, untuk menentukannya mampaps dapat berkonsultasi ke dokter untuk menentukan termasuk kemanakah si kecil ini. Hal ini dikarenakan penting untuk pengobatan dan pencegahan kedepannya.
Bagaimana Pengobatan dan Pencegahan?
Tujuan pengobatan asma pada si kecil agar si kecil dapat beraktivitas normal baik di rumah maupun di sekolah, mengurangi gejala asma dan kebutuhan obat, sehingga fungsi paru tetap normal.
Untuk menghasilkan tujuan tersebut pengobatan asma dibagi menjadi 3 hal penting yaitu pemberian medikamentosa, pencegahan, dan pendidikan orang tua.
1. Medikamentosa atau Obat-obatan
Pedoman Nasional Asma Anak (PNAA) membagi penanganan serangan asma menjadi dua, tatalaksana di rumah dan di rumah sakit.
Penanganan di rumah
Pada awal serangan mampaps dapat memberikan si kecil bronkodilator saja yang bertujuan merelaksasi otot pada daerah bronkus, sehingga si kecil dapat bernapas dengan lebih baik.
Bronkodilatro ini berupa semprotan inhaler. Terdapat bronkodilator yang bekerja jangka pendek untuk perawatan penyelamatan dan jangka panjang untuk pengelolaan penyakit.
Apabila belum membantu, dapat ditambahkan obat steroid oral (obat yang diminum). Bila hal ini juga tidak berhasil, bawa segera si kecil ke IGD atau rumah sakit terdekat.
Penanganan di IGD
Ketika si kecil datang ke IGD dalam keadaan serangan, dokter langsung menilai derajat serangannya menurut klasifikasi di atas sesuai.
Penanganan awal adalah pemberian b-agonis secara nebulisasi. Nebulisasi serupa dapat diulang dua kali lagi dengan selang 20 menit dan pada pemberian kedua dapat ditambahkan prednison oral 1 mg/kg/kali dan Oksigen.
- Derajat Ringan
Pada serangan ringan pemberian b2-agonis saja sudah cukup yang diberikan secara inhalasi (inhaler).
Untuk si kecil yang menunjukkan respons baik setelah pemberian nebulisasi awal, mempunyai arti bahwa derajat serangannya ringan. Si kecil dapat diobservasi selama 1−2 jam, jika respons tersebut bertahan (klinis tetap baik), si kecil dapat dipulangkan.
Si kecil dibekali obat bronkodilator (hirupan atau oral) yang diberikan tiap 4−6 jam. Jika asma pada si kecil ini disebabkan oleh infeksi virus seperti batuk pilek maka pengobatan ini juga diberikan agar tidak mencetuskan kembali asma pada si kecil
- Derajat Sedang
jika dengan pemberian nebulisasi dua atau tiga kali si kecil hanya memberikan respon parsial. Hal ini perlu diobservasi dan di tangani di ruang rawat sehari (RRS).
Di RRS, nebulisasi dilanjutkan dengan b-agonis ± antikolinergik tiap 2 jam. Bila responsnya baik, frekuensi nebulisasi dikurangi tiap 4 jam, kemudian tiap 6 jam.
Jika dalam 12-24 jam klinis tetap baik, maka pasien dipulangkan dan dibekali obat seperti pasien serangan ringan.
Bila dalam 12 jam responsnya tetap tidak baik, maka pasien dialih rawat ke Ruang Rawat Inap, dan mendapat tatalaksana sebagai serangan berat.
- Derajat Berat
Bila dengan nebulisasi si kecil tidak menunjukkan respon membaik. Berikan oksigen 2 – 4 L/menit diberikan sejak awal nebulisasi.
Untuk penanganan yang lebih berat si kecil dapat langsung dirawat inapkan dan langsung dikonsultasikan ke dokter untuk menghindari ancaman henti nafas pada si kecil.
2. Pencegahan
Mampaps pencegahan terpenting agar si kecil tidak mudah mengalami kekambuhan asma adalah menghindari faktor-faktor pencetus. Faktor pencetus pada asma sangat berbeda pada setiap si kecil.
Tetapi pada beberapa si kecil mampaps mungkin belum mengtahui faktor pencetus apa yang mungkin bisa menyebabkan kekambuhan.
Oleh karena itu, dianjurkan untuk menghindari asap rokok, debu rumah, atau makanan tertentu. Bila si kecil dengan riwayat atopi, mempunyai rinitis alergika (pilek akibat alergi), maka penanganan rinitis alergika harus tepat sejak usia dini.
3. Pendidikan orang tua
Peran orang tua Mampaps dalam tatalaksana penyakit asma sangat penting. Mampaps harus mengetahui apa saja yang menjadi faktor pencetus, kapan gejala asma timbul, kapan harus berobat ke dokter, dan bagaimana cara pengobatan yang benar, dan sebagainya.
Baca Juga : Hati-Hati! Ini Dia Penyebab Infeksi Telinga Pada Si Kecil Sering Terjadi!
So, Mampaps kenali faktor pencetusnya dan jangan takut untuk meminta bantuan dan berkonsultasi ke dokter terdekat!