Beberapa waktu lalu diberitakan ada seorang bayi minum kopi karena terpaksa dengan kondisi orang tua nya tidak mampu beli susu. ASI atau susu formula yang seharusnya menjadi makanan dan asupan yang bergizi untuk si kecil ini diganti dengan kopi yang mengandung kafein. Tak tanggung-tanggung, kopi yang diberikan dalam sehari bisa sampai 5 botol. Sungguh sangat ironi!
Pemberian kopi pada bayi ternyata sudah sering dilakukan sejak dahulu. Dulu kopi dicicip-cicipkan pada si kecil yang tujuannya bisa mencegah step atau kejang demam. Benarkah hal ini menurut fakta medis? Yuk kita cek lebih lanjut Mampaps?
Baca Juga: Sugar Rush si Penyebab Anak Hiperaktif, Benarkah?
Kopi dan Kejang Demam
Kopi mengandung zat kafein yang tidak sehat untuk si kecil. Kafein adalah zat stimulan alami yang bisa ditemukan dari berbagai sumber. Bukan hanya di kopi, kafein juga di temukan pada minuman soda, minuman energi, dan teh. Fungsi dari zat stimulan ini adalah membantu Anda tetap terjaga dan berenergi.
Kopi memang memiliki berbagai manfaat untuk tubuh. Namun, zat kafein pada kopi mempunyai kadar yang sangat tinggi yang tentu saja tidak dianjurkan untuk bayi dan juga anak-anak.
Kejang demam biasanya terjadi karena riwayat kesehatan yang menurun dari orang tua dan disebabkan karena adanya gangguan sinyal listrik yang tiba-tiba pada otak. Hal ini menyebabkan otak memberikan perintah pada otot untuk bereaksi dan terjadilah kejang.
Tidak ada hubungan antara kopi dengan pencegahan kejang demam ya Mampaps. Sebaliknya, pada bayi dan anak-anak, kopi berfungsi menjadi stimulan yang membuat jantung berdebar lebih cepat. Hal ini akan membuat si kecil sangat tidak nyaman.
Konsumsi Kopi pada Ibu Menyusui atau Mengandung dan Pengaruhnya
Mengonsumsi kopi sekarang ini bukan untuk kalangan Papa saja. Tetapi, kopi juga sangat digemari oleh Mama. Bagaimana jika Mama sedang mengandung ataupun menyusui?
Mama yang sedang hamil yang gemar dengan kopi sebaiknya memperhatikan jumlah asupannya setiap hari. Kopi dapat menyebabkan dampak buruk pada Mama dan juga janin, jika diminum secara berlebihan.
Tidak hanya kopi, namun juga makanan dan minuman lain yang mengandung kafein. Resiko jika minum kopi secara berlebihan antara lain:
- Mama akan mengalami refluks asam lambung (mual dan muntah)
- Anemia
- Resiko keguguran
- Bayi lahir dengan berat badan yang rendah (BBLR)
- Lahir prematur
Begitu juga dengan Mama yang sedang menyusui, kafein yang terkandung di dalam kopi akan tercampur dengan ASI. Itu artinya secara tidak langsung, si kecil yang ASI mendapatkan kafein dari Mama yang minum kopi.
Baca Juga: Ibu Hamil Minum Kopi, Bolehkah? Baca Dulu Aturannya!
Bahaya dan Dampak Bila Bayi Minum Kopi
ASI adalah asupan makanan utama bagi si kecil. Tidak bisa digantikan dengan yang lain apalagi kopi. Kopi tidak dianjurkan dikonsumsi anak dan bayi.
Mama Papa harus tahu, tubuh si kecil belum bisa memecah dan menyingkirkan kafein dengan mudah, karena ginjal dan hatinya belum berkembang dengan baik dan sempurna. Akibatnya, kafein mungkin akan menumpuk dalam sistem tubuhnya.
1. Kerusakan Tulang
Bayi minum kopi dapat memberikan efek diuretik atau meningkatkan produksi urin. Urin yang meningkat dapat menyebabkan defisiensi kalsium dan jika dibiarkan akan menimbulkan kerusakan tulang pada si kecil.
2. Sulit Tidur
Kafein akan menumpuk di dalam badan si kecil akibat sistem pencernaan dan ginjalnya belum bekerja secara baik dapat membuat si kecil menjadi rewel dan sulit tidur.
3. Kecanduan
Mengonsumsi kopi terus berulang dapat membuat si kecil sulit untuk lepas dari kopi. Bila si kecil sudah terbiasa mengkonsumsi kafein, ia akan menderita sakit kepala saat menghentikan konsumsinya. Selain itu juga dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular hingga gangguan saraf, terutama jika dibiarkan untuk jangka waktu yang lama.
Baca Juga: Yuk Cari Tahu Penyebab Penyakit Jantung Bawaan Bayi
So Mampaps pemberian kopi pada si kecil tidak disarankan. Makanan ASI, susu formula, maupun makanan pendamping ASI (MPASI)-lah yang seharusnya si kecil dapatkan. Berilah makanan yang tepat dan sehat untuk tumbuh kembang si kecil.