Hai Mampaps, batuk pilek adalah jenis penyakit yang paling sering dialami oleh si kecil. Tak jarang saat si kecil batuk, dahaknya tak keluar sehingga dokter menganjurkan bayi diuap atau di nebulizer agar membantu melancarkan dahaknya.
Bukan hanya sekedar batuk pilek saja, penyakit bawaan seperti asma juga pada si kecil membutuhkan nebulizer. Oleh karena itu, tak heran jika banyak Mampaps membeli alat nebulizer ini untuk selalu sedia di rumah. Tapi apakah boleh si kecil yang masih bayi diuap? Yuk Mampaps kita simak penjelasannya.
Sekilas tentang Nebulizer dan Penguapan untuk Bayi
Nebulizer adalah alat medis untuk mengubah obat cair menjadi uap agar lebih mudah dihirup oleh paru-paru. Nebulizer mengubah obat cair menjadi gas atau aerosol, sehingga dapat langsung menyasar reseptor saluran nafas paling bawah, dan bereaksi cepat melegakan saluran napas.
Menurut dokter anak, terapi ini memang direkomendasikan pada anak-anak, terutama bayi, yang menderita asma. Untuk batuk karena asma misalnya, terapi uap untuk bayi ini memang sangat direkomendasikan.
Oleh karena itulah terapi uap untuk bayi memang ditujukan dan efektif bagi anak-anak dengan penyakit saluran pernapasan akut atau kronik seperti asma.
Baca Juga: Batuk Itu Tidak Semua Sama Loh, Yuk Kenali 7 Jenis Batuk Ini!
Manfaat Uap untuk Bayi
Penggunaan nebulizer atau penguapan untuk bayi dan anak memang sering sekali digunakan untuk mengobati gangguan pernafasan. Tentu saja penggunaan ini memang harus sesuai dengan arahan dan saran dari dokter. Adapun manfaat nebulizer atau uap adalah:
1. Obat Langsung Masuk ke Paru-Paru
Partikel uap yang dihasilkan nebulizer sangat kecil, sekitar 1-7 µm (mikrometer), sehingga obat akan bisa lolos dari saringan dan lebih cepat meresap ke bagian paru yang ditargetkan. Oleh karena itu terapi ini lebih cepat dan efisien untuk menghantarkan obat ke dalam paru dibanding obat minum.
2. Minim Efek Samping
Dosis obat yang dibutuhkan dalam terapi nebulizer lebih sedikit dibandingkan dengan obat-obatan yang diberikan secara oral. Ini artinya risiko efek samping dari obat yang sama ketika dihirup pakai nebulizer lebih rendah daripada ketika diminum.
3. Cara Pakai Mudah
Dibandingkan penggunaan alat inhaler atau semprotan, penggunaan nebulizer tergolong mudah. Karena tidak membutuhkan tenaga ekstra dan koordinasi gerak yang cekatan. Oleh karena itu, banyak orang tua yang menyediakan nebulizer di rumah.
Baca Juga: Mengatasi Batuk, Pilek dan Demam pada Anak? Berikut Solusinya!
Pro dan Kontra Bayi Diuap
Meski bermanfaat untuk pengobatan gangguan pernafasan, namun banyak juga yang masih pro dan kontra dalam penggunaan nebulizer untuk bayi. Oleh karena itu penggunaan nebulizer untuk bayi harus atas saran dokter. Inilah keuntungan dan kekurangan pemberian uap.
Keuntungan
1. Meredakan Batuk dan Mengeluarkan Dahak
Dengan menggunakan nebulizer atau uap saluran pernafasan si kecil akan terbuka kembali. Dengan begitu dahak bayi bisa keluar dengan sendirinya ketika ia batuk.
2. Sekaligus Mencegah Serangan Asma
Terapi nebulizer bisa sekaligus mengobati dan mencegah serangan asma.
Kerugian:
1. Rentan Bakteri
Alat uap (nebulizer) memang sangat rentan dengan penularan bakteri, karena alat uap ini digunakan pada bagian mulut. Oleh karena itu, alat untuk nebulizernya hanya digunakan setiap anak satu tanpa digunakan bersamaan.
2. Mulut Bayi Akan Kering
Penggunaan alat uap batuk bayi yang terlalu sering akan membuat mulut bayi menjadi kering dan menyulitkannya untuk makan. Selain itu uap panas yang ditimbulkan juga bisa membuat suara si kecil menjadi serak.
3. Iritasi Pada Saluran Pernapasan
Penggunaan alat uap memang tidak boleh digunakan terlalu sering karena akan menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan. Oleh sebab itu Mampaps wajib membilas mulut bayi dengan air matang setelah menggunakan nebulizer atau alat uap batuk bayi.
Tips Penggunaan Uap untuk Bayi
Jika Mampaps mempunyai alat nebulizer dirumah, ada beberapa hal yang harus Mampaps perhatikan:
- Selalu konsultasikan ke dokter mengenai obat dan dosis untuk terapi uap yang dapat disimpan di rumah.
- Selalu jaga kebersihan alat nebulizer
- Cuci tangan sebelum dan sesudah memberikan penguapan dengan nebulizer pada si kecil.
- Perhatikan waktu penggunaan. Hindari menggunakan nebulizer setelah si kecil makan dan minum susu, karena bisa membuat si kecil muntah secara bersamaan dengan lendirnya.
- Selesai nebulizer sebaiknya Mampaps memberikan si kecil minum agar tenggorokannya tidak kering.
So, Mampaps penggunaan uap untuk bayi memang boleh asal tetap mengikuti arahan dan saran dari dokter. Namun, jika Mampaps sudah memberikan nebulizer namun keluhan tidak berkurang, sebaiknya Mampaps bisa berkonsultasi langsung dengan dokter.
Baca Juga: Pijat Bayi? Apa Saja Sih Manfaatnya