Hai Mampaps, di bulan-bulan awal kelahiran si Kecil, feses bayi seringkali membuat Mampaps khawatir. Apalagi bila ia adalah anak pertama dimana Mampaps belum tahu mana BAB yang wajar dan yang tidak. Feses si Kecil bisa berwarna hitam, hijau, terlalu cair atau terlalu padat. Apalagi bila BAB bayi berlendir, tentunya Mampaps bertanya-tanya dan khawatir. Hal ini wajar karena BAB memang menjadi salah satu indikator atau petunjuk masalah pencernaan si kecil.
BAB bayi yang baru lahir bisa tampak cair, berbusa, dan berbau asam. Hal ini disebabkan karena usus bayi belum berfungsi sempurna sehingga sebagian laktosa (gula susu) tidak dicerna dengan sempurna.
Kotoran yang berlendir kuning ini normal dan sering dialami bayi yang menyusu dengan ASI karena kotoran melewati usus dengan relatif cepat. Namun, jika si kecil sudah terpapar makanan pendamping ASI, bisa saja BAB bayi berlendir kuning tersebut disebabkan oleh disentri, atau penyakit lainnya.
Baca Juga: Seperti Apa Sih Pup Bayi Baru Lahir? Yuk, Kenali Perbedaannya!
Penyebab BAB Bayi Berlendir
Meski umum terjadi pada bayi, Mampaps perlu mencari tahu penyebab feses si kecil berlendir. Beberapa penyebabnya antara lain:
1. Infeksi
Infeksi bakteri atau virus dapat mengiritasi usus dan menyebabkan peradangan. Oleh karena itu, produksi lendir pada feses bayi pun meningkat. Selain itu, BAB bayi berlendir juga bisa menjadi gejala awal demam. Jika warna feses bayi menjadi hijau atau berlendir yang disertai dengan darah, mungkin saja terjadi iritasi yang cukup parah.
2. Alergi Makanan
Alergi makanan dapat menyebabkan peradangan sehingga sekresi lendir meningkat dan terbawa pada kotoran bayi. Hal ini biasanya akan muncul pada dua bulan pertama kehidupan bayi.
3. Penyakit Intususepsi
Intususepsi merupakan kondisi medis yang serius di mana usus bayi terlipat dan saling menyelip satu dengan yang lain. Hal ini menyebabkan aliran darah ke usus hilang sehingga kotoran pun menjadi terhambat. Sehingga yang melewati usus hanya lendir dan dikeluarkan dalam bentuk kotoran yang menyerupai jeli merah.
4. Tumbuh Gigi
Pada saat tumbuh gigi bayi akan sangat rewel. Tak hanya itu Mampaps, produksi air liur yang berlebih dan peradangan karena tumbuh gigi bisa menyebabkan iritasi usus sehingga membuat kotoran bayi menjadi berlendir.
Baca Juga: Warna Pup Bayi Berubah-rubah, Berbahayakah?
Yang Harus Dilakukan bila BAB Bayi Berlendir
Jika Mampaps menemukan BAB bayi berlendir, yang harus Mampaps lakukan adalah selalu memantau kondisi BAB dan kesehatan bayi.
Selama si kecil tampak normal serta tidak mengalami demam, BAB berdarah, atau gejala-gejala kondisi medis di atas, Mampaps tidak perlu membawa bayi ke dokter.
Ada beberapa hal yang bisa Mampaps lakukan ketika si kecil mengalami BAB berlendir, antara lain:
1. Beri Asupan ASI
Jika si Kecil masih tergantung pada ASI, Mama bisa terus menyusui si kecil secara teratur. Jika tidak, berikan banyak cairan untuk menjaga tubuh si kecil agar tetap terhidrasi.
2. Beri Air Putih
Memberikan banyak air putih merupakan salah satu cara untuk mengatasi BAB bayi berlendir. Air dapat melepaskan gas dari perut bayi serta menetralisir bakteri yang ada di perutnya.
3. Atasi BAB Bayi Berlendir dengan Memberi Makanan yang Mudah dicerna
Untuk si Kecil yang sudah memulai MPASI, Mampaps bisa memberikan makanan yang mudah dicerna seperti nasi lembut atau bubur. Hindari makanan yang terbuat dari sereal atau sejenisnya, karena susah dicerna oleh ususnya yang sedang bermasalah.
Hal Yang Harus Diwaspadai Bila BAB Bayi Berlendir
Mampaps, ketika si kecil mengalami BAB berlendir, ada beberapa kondisi yang harus diwaspadai dan sebaiknya diperiksakan ke dokter, antara lain:
- Demam tinggi
- Muntah, mual, dan perut nyeri
- Tanda-tanda dehidrasi, seperti ubun-ubun cekung, berkurangnya jumlah popok basah, mata kering ketika menangis, mulut kering, mata cekung atau terlihat lesu.
- Buang air besar sebanyak tiga kali atau lebih dalam sehari.
- Pup bayi berlendir disertai bau busuk (untuk bayi usia satu bulan atau lebih muda).
- Feses berlendir disertai darah
- Diare berat saat minum antibiotik
Sekilas tentang Disentri
Disentri adalah radang usus yang menyebabkan diare disertai darah atau lendir. Biasanya disentri ini disebabkan oleh amuba dan juga bakteri.
Amuba dan bakteri penyebab disentri dapat berpindah melalui kontak langsung dengan bakteri pada feses, serta melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi, atau berenang di air yang terkontaminasi.
Disentri pada bayi dan anak-anak cepat menyebabkan dehidrasi. Karena itu, disarankan banyak minum untuk mengganti cairan tubuh yang hilang. Waspadai kemungkinan dehidrasi bila anak sudah 5 kali diare dan 2 kali muntah dalam 24 jam, atau tiba-tiba berhenti menyusu.
Baca Juga: Selain Rewel, Ini Tanda Bayi Sakit Perut yang Sering Mama Hiraukan!
Pencegahan Disentri
Agar si kecil terhindari dari disentri, ada beberapa yang dapat Mampaps lakukan dirumah, seperti:
- Jika si kecil menggunakan popok dan memiliki infeksi bakteri, bersihkan tempat penggantian popok dengan disinfektan, buang popok di tempat sampah yang tertutup. Kemudian cuci tangan Mampaps dengan sabun dan air hangat.
- Menjaga kebersihan makanan atau minuman, dan alat makan agar tidak terinfeksi.
- Hindari mengonsumsi minuman kemasan jika segelnya rusak.
- Hindari mengonsumsi susu dan produk susu lainnya yang tidak dipasteuriasi.
- Cuci tangan teratur dengan sabun dan air hangat untuk mengurangi risiko penyebaran infeksi.
So Mampaps ada kondisi-kondisi yang dianggap aman ketika si kecil mengalami BAB bayi berlendir. Namun, harus tetap diwaspadai dan diobservasi ya Mampaps.
Baca Juga: Cara Mengatasi Kembung pada Si Keci