Hai Mampaps, pernah menghadapi si kecil “mengambek” atau menangis sampai menjerit-jerit di tengah umum? Saat anak tantrum, tentunya membuat Mampaps jengkel sekaligus panik ya!
Tantrum memang merupakan hal yang umum terjadi, terutama pada si kecil yang berusia antara 1 hingga 4 tahun. Pada usia ini si Kecil sedang dalam masa ingin mengatur dirinya sendiri sehingga sulit menerima bila Mama atau Papa mengatakan ‘tidak’.
Tantrum adalah suatu letupan amarah yang sering terjadi pada saat si kecil menunjukkan sikap penolakan, mulai dari menangis dengan keras, berguling-guling di lantai, menjerit, melempar barang, memukul-mukul, menendang, dan sebagainya.
Baca Juga: Mengajarkan Disiplin pada Anak! Penting Dilakukan Sedini Mungkin
Penyebab Tantrum pada Anak
Penyebab tantrum paling umum terjadi pada si kecil antara lain:
Kemarahan
Kemarahan ini bisa terjadi akibat beberapa hal. Misalnya saja karena keinginannya yang tidak terpenuhi, mainnya diambil atau hilang atau saat Mampaps memaksanya melakukan sesuatu yang tidak dia sukai.
Kelelahan
Dalam keadaan lelah, sering sekali si kecil merespon segala sesuatu dengan menolak. Jika terus dipaksakan si kecil bisa semakin mengamuk.
Lapar
Saat lapar melanda si kecil, dapat memicu rasa emosi pada si kecil.
Frustasi
Terkadang ketika si Kecil menginginkan sesuatu namun tidak dapat mengungkapkannya, hal ini dapat menyebabkan dia frustasi.
Kecemburuan
Pada usia 1 hingga 4 tahun, si Kecil punya rasa cemburu yang tinggi. Biasanya dalam hal memiliki suatu barang. Misalnya mainan, tas, sepatu, dan sebagainya. Rasa cemburu dan iri inilah yang membuat si kecil untuk memaksakan kehendaknya hingga mengamuk jika tidak terpenuhi.
Baca Juga: Jangan Manjakan Anak! Ini 5 Penyebab Kenakalan yang Harus Diwaspadai
Tanda Tantrum pada Anak yang Melebihi Batas Normal
Ciri anak tantrum ini harus Mampaps ketahui agar tidak berkepanjangan. Tanda tantrum yang melebihi batas normal, seperti:
1. Frekuensi Lebih Sering
Jika si kecil mengalami tantrum antara 10 sampai 20 kali dalam satu bulan, atau lebih dari 5 kali dalam sehari yang terjadi selama beberapa hari, Mampaps boleh waspada. Frekuensi yang sering dan terus menerus menandakan tantrum yang melebihi batas normal.
2. Dalam Waktu yang Lama
Normalnya, tantrum terjadi pada 1 jam pertama dan periode tantrum selanjutnya hanya 20-30 detik saja. Tantrum dikatakan melebihi batas normal bila si Kecil mengamuk dalam waktu yang cukup lama, misalnya 20 atau bahkan 30 menit.
3. Mengamuk sampai Melukai Diri Sendiri
Tantrum yang melebihi batas normal terlihat ketika si kecil mengamuk disertai dengan tindakan melukai diri sendiri. Contohnya bila ia membenturkan kepala, mencakar, menggigit, dan sebagainya.
4. Mengamuk sampai Melukai Orang Lain
Jika mengamuk sampai melukai orang disekitarnya seperti memukul, mencubit, menyerang atau bahkan menendang orang-orang di sekitarnya, maka ini sudah di luar batas normal.
Tantrum merupakan hal yang wajar ya, Mampaps. Namun bila sudah menunjukkan tanda tidak wajar, bisa jadi si kecil memiliki masalah emosional yang harus Mama gali lebih lanjut. Jangan sungkan untuk mendiskusikannya dengan pengajar atau psikolog ya, Mampaps.
Baca Juga: Si Kecil Sulit Belajar? Mungkin Dia Mengidap Learning Disabilities
Cara Mengatasi Anak Tantrum di Depan Umum
1. Tetap tenang
Mampaps harus mempunyai sikap yang tenang, lemah lembut, dan tidak terpancing untuk ikut marah.
2. Ajak Si kecil berbicara
Cari tahu penyebabnya dan bantu ia mengatasi masalahnya.
3. Berikan rasa cinta
Jangan berikan hukuman, nasihat-nasihat, atau teguran maupun sindiran-sindiran. Berikanlah rasa cinta dengan memeluknya sehingga memberikan rasa aman pada si kecil.
4. Cari Pengalihan
Ketika anak tantrum, Mampaps bisa mengalihkannya dengan mainan lain, makanan, ajakan, dan sebagainya. Sehingga membuatnya lupa dengan tantrumnya.
5. Kenali kondisi
Kenali kondisi apa serta kebiasaan apa yang dapat memicu timbulnya tantrum pada si kecil.
6. Hindari pemaksaan
Kurangi frustasi dengan menawarkan si kecil beberapa pilihan tanpa harus memaksanya.
7. Ajak dan ajarkan komunikasi yang baik
Ketika tantrum usai, Mampaps bisa ajak dan ajarkan si kecil untuk mengkomunikasikan apa yang ia inginkan. Dengan begitu Mampaps bisa mencegahnya tantrum setiap keinginannya tidak terpenuhi.
8. Hindari Imbalan
Salah satu cara ini juga harus Mampaps hindari ketika anak tantrum. Jangan membujuk si kecil dengan imbalan atau hadiah ketika ia tantrum. Hal ini bisa menjadikan kebiasaan buruk baginya, dan ia akan sengaja sering tantrum untuk mendapat imbalan.
9. Ajak Si Kecil Mandi
Beberapa Mampaps telah membuktikan, ketika si kecil tantrum kemudian diajak mandi dan bermain busa sabun, hal ini dapat membuatnya tenang kembali.
10. Berkonsultasi dengan psikologi
Hal ini bisa Mampaps lakukan jika tantrum terus terjadi berkepanjangan.
Mampaps, tantrum memang sering sekali terjadi pada si kecil dan hal ini normal. Tetapi jangan sampai dibiarkan berkepanjangan. Mampaps bisa berkonsultasi dengan ahlinya jika tak mampu lagi mengatasinya. Teruslah perhatikan si kecil untuk tumbuh kembang yang lebih baik.