Baru-baru ini seorang wanita berusia 40 tahun asal Norwegia bernama Trudy merasakan berbagai macam penyakit setelah menggunakan alat kontrasepsi. Penyakit yang ia rasakan antaranya sakit parah dibagian rahim, pendarahan, anemia, sakit punggung kronis, dan lebih parahnya lagi ia mengalami hilang ingatan yang dikenal juga dengan amnesia.
Dilansir dari thesun.co.uk, setelah melahirkan anak ketiganya dan untuk pertama kali ia memasang alat kontrasepsi pada Desember 2019 lalu. Ia mengaku, setelah memasang alat kb tersebut ia kehilangan banyak darah dan kekurangan zat besi serta mengalami hilang ingatan. Bukan hanya itu, ia juga merasakan sakit punggung bagian bawah sehingga tidak dapat menggendong bayinya.
Kemudian Trudy mencoba untuk bertemu dokter untuk melepaskan alat kb yang ia gunakan, namun sayang dokter yang menanganinya tidak menemukan alat tersebut dan ia mendapatkan rujukan ke rumah sakit lain. Nah, di sinilah dokter menemukan bahwa IUD telah menembus rahim Trudy dan telah masuk ke dalam kandung kemihnya.
Ngilu nggak sih Mams mendapatkan info mengenai alat kontrasepsi ini? Jadi mikir lagi deh ya untuk menggunakan alat kontrasepsi IUD, kita cek dulu yuk kok bisa ya alat KB IUD bisa tembus rahim.
Kronologi Gunakan Alat KB Tembus Rahim
sumber gambar: www.gynaeuk.com
Jangan takut dulu nih Mams untuk menggunakan KB IUD setelah membaca kisah Trudy tadi ya, dilansir dari laman merdeka.com yang mana menurut Dr. Hodon Mohamed ahli OB/GYN bersertifikat kepada YourTango, American College of Obstetricians & Gynecologists menyebutkan dari setiap seribu pemasangan alat kontrasepsi IUD terdapat satu kasus komplikasi perforasi uterus yaitu ketika IUD bergerak keluar uterus (rahim) dan mencapai area perut.
Baca Juga: Tak Sembarangan! Ini KB yang Aman untuk Ibu Menyusui!
Biasanya, jika Mams merasakan alat kb IUD tersebut bermasalah Mams akan merasakan beberapa gejala seperti:
- Mengalami kesakitan saat berhubungan intim
- Haid dan keputihan yang tidak normal
- Merasakan sakit yang hebat pada bagian punggung bawah
- Badan terasa lemas dan sering sakit
Nah, jika Mams mengalami beberapa gejala di atas ada baiknya untuk melakukan pengecekan pada dokter kandungan. Jika lebih cepat melakukan pengecekan, maka Mams akan lebih tahu dengan cepat apakah alat kontrasepsi IUD yang digunakan posisinya baik atau tidak.
Kelebihan dan Kekurangan Gunakan Alat KB Pasang
sumber gambar: www.gynaeuk.com
IUD merupakan singkatan Intrauterine Device atau di kenal juga dengan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) yang juga dikenal oleh warga Indonesia sebagai alat kb spiral. IUD ini merupakan plastik fleksibel yang berbentuk T, dan alat kontrasepsi IUD ini terbagi menjadi 2 yaitu IUD tembaga dan IUD hormonal. Keduanya berguna untuk mencegah kehamilan dengan cara menghambat sperma mencapai sel telur sehingga kehamilan tidak akan terjadi.
Baca Juga: Amankah Pil KB untuk Terapi Pengobatan PCOS?
Siapa nih Mams yang masih mikir untuk menggunakan alat kontrasepsi IUD? Cek dulu yuk kelebihan dan kekurangannya berikut:
Kelebihan Alat Kontrasepsi IUD
- Efektifitas dari IUD untuk mencegah kehamilan sangat tinggi, dengan tingkat keberhasilan berkisar antara 98% hingga 99%.
- Mams bisa memilih jangka waktu pemakainnya, yaitu 3-5 tahun untuk IUD hormon dan 10 tahun untuk IUD tembaga.
- Jika ingin melakukan program hamil, Mams bisa melepaskannya dengan bantuan dokter. Nah, kesuburan akan kemblai dengan cepat saat setelah dilepas.
- Sangat aman untuk ibu yang menyusui dan tidak mempengaruhi kualitas serta kuantitas ASI.
- Alat kontrasepsi IUD tidak mempengaruhi hormon.
- Dapat mengurangi risiko kanker serviks dan endometrium.
- Alat kontrasepsi IUD dapat digunakan oleh semua wanita, termasuk bagi mereka yang belum pernah melahirkan. Bukan hanya itu, wanita yang mengalami stroke, infark miokard, atau bentuk lain dari penyakit arteri, penderita diabetes, dan perempuan di atas 35 tahun yang merokok berat juga dapat menggunakan IUD
Kekurangan Alat Kontrasepsi IUD
- Dapat menimbulkan rasa tidak nyaman di perut saat baru dipasang.
- Bisa mengalami menorrhagia atau menstruasi secara berlebihan, di mana darah yang keluar terlampau banyak.
- Terdapat bercak antar periode menstruasi.
- Penggunaan alat kontrasepsi IUD, tidak melindungi dari penyakit infeksi menular seksual (IMS).
- Tidak menutup kemungkinan Mams akan mengalami risiko kehamilan ektopik jika terjadi pembuahan dalam kondisi IUD masih terpasang.
Kondisi yang Tidak Memungkinkan Mama Gunakan Alat KB
sumber gambar: amazonaws.com
Meski diklaim aman karena tidak semua wanita akan mengalami seperti Trudy, alat kontrasepsi IUD ini juga tidak semua wanita dapat menggunakannya nih Mams. Ada beberapa wanita dengan kondisi tertentu tidak disarankan untuk menggunakan IUD di antaranya:
- Wanita yang memiliki infeksi panggul
- Penderita kanker serviks
- Wanita yang pernah mengalami perdarahan vagina
Sementara untuk penggunaan alat kontrasepsi IUD hormonal, beberapa wanita dengan kondisi berikut juga tidak boleh menggunakannya yaitu:
- Wanita yang memiliki alergi dengan tembaga
- Memiliki riwayat penyakit hati
- Menderita kanker payudara atau yang berisiko tinggi terkena kanker payudara
Menghindari Hal yang Tidak Diinginkan Saat Pakai Alat KB
sumber gambar: volusonclub.net
Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan salah satunya dari kisah Trudy saat menggunakan IUD ada beberapa hal yang harus Mams lakukan nih, diantaranya:
Jangan Langsung Melakukan Hubungan Seksual
Untuk mencegah terjadinya sesuatu seperti alat kontrasepsi berpindah, ada baiknya setelah pemasangan jangan langsung melakukan hubungan dulu ya Mampaps! Tunggulah kurang lebih 24 jam atau 7 hari untuk penggunaan IUD hormonal, ada baiknya gunakan kondom saat KB IUD belum aktif bekerja.
Baca Juga: Apa itu KB Steril?
Namun, jika Mams merasakan alat kontrasepsi ini bergeser maka jangan lakukan hubungan intim terlebih dahulu ya. Ada baiknya segera lakukan pemeriksaan pada dokter.
Jangan Menarik Benang KB IUD
Saat menggunakan IUD, Mams akan merasakan ada benang yang keluar dari vagina. Namun, jangan khawatir ini dilakukan agar dokter dapat dengan mudah melepas KB spiral saat Mams ingin melepaskannya. Yang harus Mams lakukan adalah, jangan menarik benang tersebut karena dapat memindahkan posisi IUD atau bahkan bisa keluar. Jika sudah begini ada baiknya untuk langsung ke dokter untuk melakukan pemeriksaan.
Lakukan Kontrol Secara Rutin
Setelah memasang alat kontrasepsi IUD, disarankan untuk Mampaps melakukan kontrol secara berkala sesuai dengan yang disarankan oleh dokter tempat Mams melakukan pemasangan. Melakukan kontrol ini berguna untuk pengecekan posisi IUD apakah bergeser atau tidak.
Nah, bagaimana Mams? Berniat untuk menggunakan alat kontrasepsi IUD? Jika iya jangan lupa melakukan konsultasi terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk memasangnya ya.