Saat si kecil hadir, tentunya Mama sudah membayangkan akan begini akan begitu ya, Mams. Namun apakah perencanaan yang Mama atur berjalan dengan baik? Terlebih jika sudah mendengarkan para ahli, tentu harus diikuti dong ya! Terkadang ekspektasi vs realita jauh sekali ya. Maunya sih semuanya sempurna, namun ada aja yang menghalang si realita itu hadir. Mama gak sendirian kok, banyak sekali realitas yang dihadapi para Mama sama sekali jauh dari rencana.
Seperti pengalaman Mama Khansa ini. Realitas yang terjadi beda banget dengan perencanaan sempurna saat menanti kelahiran si kecil. Nah kalau Mama, apa aja nih ekspektasi vs realita Mama yang tidak sesuai harapan?
Ekspektasi vs Realita Menanti Kehadiran si Kecil
Ekspektasi:
Namanya juga anak pertama, apa-apa harus dibeli dan serba baru sampai-sampai kalap belanja ini itu. Bahkan sudah menyiapkan kamar sendiri untuk si kecil yang disertai dengan box baby, lemari pakaian, mainan edukatif yang keren dll.
Realita:
Setelah si kecil lahir ternyata tempat tidur si kecil berada di bawah ketek Mama dan box baby hanya sebagai tempat cucian bersih saja. Bukan hanya itu, beranjak besar mainan yang dimainkan pun sendok, mangkuk, panci dll.
Baca Juga: Daftar Perlengkapan Bayi Baru Lahir Terbaru 2020!
Ekspektasi vs Realita Saat akan Melahirkan
Ekspektasi:
Agar terhindar dari caesar, harus semangat untuk ikut kelas senam, parenting dan kegiatan positif lainnya agar bisa gerak dan memudahkan saat lahiran. Dengan cara ini, kemungkinan besar bisa melahirkan secara normal tanpa jahitan.
Realita:
Semangat hanya tinggal semangat, ikutan kelas 2 sampai 3 kali sudah nggak pernah senam dan ikutan kelas parenting lagi. Perut berat ya, Mam, rasanya lebih asik tiduran di rumah daripada senam hamil heheheh. Saat lahiran, si kecil susah mencari jalan lahir dan akhirnya cesar lalu dapat jahitan yang lebih WAW.
Baca Juga: Terbukti! Ini Dia 6 Usaha Ampuh Agar Bayi Cepat Lahir
Ekspektasi vs Realita Saat si Kecil Lahir
Ekspektasi:
Mama menidurkannya sambil menyanyikan lullaby dan anak tidur anteng, nyenyak dengan wajah yang damai. Mama bisa mengerjakan banyak hal dan beristirahat dengan tenang sebagai pemulihan sehabis lahiran.
Realita:
Di minggu pertama kelahiran, si kecil rewel, tidur minta di pangku tapi tidak kunjung tidur meski Mama sudah menyanyikan lagu berpuluh kali. Tidur mengajak begadang, baru 5 menit sudah bangun lagi sedangkan Papa tidur lelap saat anak menangis. Hmm.. Memang ini pertanda awal akan terjadinya baby blues.
Baca Juga: Paps, Bantu Mama Atasi Baby Blues Syndrome Sebelum Berbahaya!
Ekspektasi vs Realita Menyusui Bayi
Ekspektasi:
ASI mengalir deras dan melimpah, paling anti untuk memberikan sufor pada anak. Meng-ASIhi menjadi senang bersama si kecil, si kecil tenang Mama pun senang.
Realita:
ASI mampet, payudara bengkak, si kecil rewel, menangis tiada henti mungkin karena lapar dan Mama dengan terpaksa memberikan sufor pada si kecil. Selain biaya susu membengkak, dihakimi karena dianggap tidak becus menyusui bayi huhuhu
Baca Juga: Mama Ingin ASI Lancar? Yuk Pijat Laktasi
Ekspektasi vs Realita Mengasuh si Kecil
Ekspektasi:
Bermain bersama dengan riang gembira, Mampaps bekerja sama untuk mengasuh si kecil. Menerapkan ilmu parenting masa kini, nggak ngebentak, nggak pakai marah, nggak ada hukuman, tidak membiarkan si kecil bermain gadget, lebih membuat permainan tradisional, dan hal yang berbau positif.
Realita:
Karena si kecil sudah mulai aktif, memanjat sana sini, kalau dilarang malah nangis, si kecil mulai tantrum, dan Mama bingung menghadapi si kecil. Dan keluarlah gadget sebagai obat penenang si kecil dengan film-film yang disukai mereka.
Baca Juga: Kocaknya Ringgo Agus dalam Mengasuh Anak
Ekspektasi vs Realita Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI)
Ekspektasi:
Menerapkan MPASI buatan sendiri standar WHO, makan bersama dan duduk, Mama menyediakan camilan sehat sehingga tidak jajan macam-macam. Bayi juga lebih mandiri karena menerapkan metode Baby Lead Weaning (BLW).
Realita:
Awal MPASI masih lancar, si kecil mulai mengenal tekstur makanan yang diberikan namun kebanyakan yang dibuang. Mama terpaksa memberikan MPASI instan karena banyak penolakan dari makanan-makanan yang dibuat sendiri. BLW gagal total karena capeknya Mama berlipat ganda melihat makanan berantakan dimana-mana.
Baca Juga: Resep MPASI Menggunakan Slow Cooker
Ekspektasi vs Realita Penggunaan Diapers
Ekspektasi:
Lebih memilih menggunakan clodi atau popok kain agar lebih mencintai lingkungan.
Realita:
Penggunaan clodi dipakai hanya sekali dua kali, karena kain popok yang lama kering terlebih saat hujan dan pipis si kecil yang banyak sehingga mengharuskan untuk menggunakan pospak (popok sekali pakai).
Bagaimana Mama, 7 ekspektasi dan realita yang sudah di jelaskan menggambarkan kehidupan sehari-hari setelah memiliki si kecil bukan? Intinya, Mama sudah berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk si kecil namun jika realita tidak sesuai harapan, jangan putus asa ya, Mams. Yang paling penting jangan lupa bahagia dan jalankan dengan ikhlas. Semoga bermanfaat.