Setahun sudah pandemi covid-19 membatasi ruang gerak masyarakat di seluruh dunia. Hadirnya vaksin seakan membawa secercah harapan bagi semua kalangan. Meskipun bukan jaminan agar tidak terinfeksi, namun adanya vaksin Covid-19 dapat membuat tubuh mengenali virus. Pemerintah mengatakan bahwa akan memfasilitasi vaksin gratis bagi seluruh lapisan masyarakat. Tentu saja hal tersebut menjadi berita gembira. Namun, justru ada wacana bahwa tersedia vaksin dengan program mandiri. Apakah perbedaan antara vaksin mandiri dan vaksin gratis tersebut? Apakah keduanya berasal dari merek yang sama?
Vaksin Mandiri Covid vs Vaksin Gratis
Banyaknya kalangan pengusaha yang mempertanyakan vaksin mandiri, Presiden Joko Widodo dengan yakin mengatakan bahwa hal tersebut bisa saja terjadi. Hal ini dapat terjadi sebab menurut Jokowi, kalangan pengusaha ataupun perusahaan bersedia untuk menanggung biayanya jika ada kebijakan vaksin dengan program mandiri. Dengan adanya vaksin secara mandiri, diharapkan seluruh karyawan mendapatkannya sesegera mungkin.
Vaksinasi harus segera dilaksanakan, oleh sebab itu Presiden Jokowi tidak menutup kemungkinan adanya vaksin secara mandiri.
“Karena apa? Kita perlu mempercepat, perlu sebanyak-banyaknya apalagi biaya ditanggung oleh perusahaan sendiri, kenapa tidak. Tetapi sekali lagi, harus kita kelola isu ini dengan baik. Mungkin bisa diberikan asal merek vaksinnya berbeda, untuk tempat vaksin juga berbeda bisa dilakukan,” papar Jokowi pada peresmian pembukaan Kompas100 CEO Forum Tahun 2021.
Presiden juga mengatakan bahwa kini sudah ada 10.000 puskesmas hingga 30.000 vaksinator yang siap melayani masyarakat.
Baca Juga: Gencar Mutasi Covid-19, 3M Tak Cukup!
Menteri kesehatan juga memberikan komentarnya terhadap isu yang tengah hangat tersebut. Ia mengatakan bahwa wacana vaksin secara mandiri masih dikaji dan belum mencapai final. Ia juga memastikan bahwa jika nantinya pemerintah membuat kebijakan tersebut, penanganan dan pengadaannya akan dilimpahkan ke pihak swasta. Pastinya merek vaksin harus terdaftar di WHO dan telah diijinkan beredar oleh BPOM.
Budi mengatakan bahwa pemerintah masih mengkaji terkait sistem penerapan dari vaksin yang dilkukan secara mandiri tersebut. Ia menghindari adanya anggapan bahwa orang yang berduit bisa vaksin terlebih dahulu. Ia juga membagikan kabar bahwa vaksin untuk tenaga medis sudah selesai. Jika sudah mencapai kebijakan final, vaksin berbasis mandiri ini akan dilaksanakan sesaat setelah berjalannya vaksin gratis.
Vaksin Mandiri akan Diberikan Gratis kepada Karyawan
Vaksin yang dilakukan dengan progam mandiri nantinya diberlakukan gratis bagi karyawan. Airlangga Hartanto selaku Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional pun memberikan komentarnya terkait ini.
“Terkait dengan persiapan untuk akselerasi vaksin di mana akselerasi melalui program mandiri sedang dipersiapkan regulasinya karena mengatur pembelian oleh sektor-sektor industri tertentu dan itu akan diberikan kepada karyawan secara gratis juga,” ujar Airlangga.
Alasan Vaksin Mandiri Harus Beda Merek dengan Vaksin Gratis
Presiden Jokowi beranggapan bahwa vaksin berbasis mandiri bisa saja dilakukan namun dengan merek yang berbeda dengan vaksin gratis.
Seorang Epidomiolog, Dicky Budiman mengatakan bahwa wacana vaksin secara mandiri akan menjadi isu hangat di masyarakat sehingga harus di pertimbangkan dengan matang. Hal yang mungkin akan menjadi fokus adalah sama tidaknya merek vaksin mandiri dengan vaksin gratis. Tentu akan menjadi masalah jika vaksin dengan merek yang sama namun ada yang gratis serta ada yang berbayar.
Meskipun demikian, vaksin mandiri dengan kualitas yang lebih baik akan menimbulkan kesan diskriminasi di tengah masyarakat. “Jadi terkesan yang punya uang bisa cepat akses,” ungkap Diki.
Baca Juga: Daftar Orang yang Tidak Bisa Dapat Vaksin Covid-19
Sebagaimana yang diketahui bahwa vaksin gratis yang difasilitasi pemerintah menggunakan vaksin Cronavac produksi Sinovac. Erick Thohir selaku Menteri BUMN mengatakan bahwa pemerintah sedang fokus terkait vaksin gratis, namun tidak menutup kemungkinan bahwa ada vaksin yang dilakukan mandiri jika memang diperlukan. Hal ini diungkapkannya pada rapat dengan Komisi VI (20/1).
Menurut Erick, adanya perbedaan merek antara yang gratis dan mandiri bertujuan agar tidak tercampur. Ia pun memberikan infomasi terkait pengadaan vaksin Sinovac yang sudah didatangkan sebanyak 3 juta dosis dan sebanyak 15 juta dosis dalam bentuk bahan baku. Vaksin Sinovac diimpor oleh BUMN melalui PT Bio Farma.
Meskipun sudah ramai diperbincangkan, vaksin mandiri ini masih menjadi isu dan masi dikaji hingga kini. Apapun hasilnya, kebijakan yang akan dibuat nantinya pasti telah mempertimbangkan semua lini ya Mams.