Pandemi masih belum berhasil diberantas hingga kini, beragam upaya dilakukan oleh pemerintah di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat. Sebagaimana yang biasa terjadi di setiap pandemi, virus tidak akan berhenti sebelum ditemukannya vaksin. Saat ini, berbagai perusahaan pengembang sedang melaksanakan pengujian terhadap vaksin Covid yang harapannya dapat dijadikan senjata untuk melawan covid-19. Namun, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat menjelasan bahwa hingga saat ini vaksin corona untuk anak belum disarankan. Kenapa ya, Mams?
Tidak hanya di Amerika Serikat, Indonesia pun melakukan uji klinis. Sejauh apa perkembangan uji klinis vaksin covid-19 di Indonesia? Adakah efek samping dari vaksin covid-19 tersebut? Yuk simak selengkapnya!
Uji Klinis Vaksin Covid-19
Penelitian uji klinis vaksin memang membutuhkan waktu yang lama, bahkan hingga hitungan tahun. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit , ada enam tahap yang harus dilakukan dalam pembuatan vaksin, diantaranya:
- Tahapan Eksplorasi
- Tahap Praklinis
- Perkembangan Klinis
- Tinjauan Peraturan dan persetujuan
- Manufaktur
- Pemeriksaan Kualitas Vaksin
Meskipun ternyata vaksin corona untuk anak belum direkomendasikan. Hingga saat ini, tahapan uji klinis sudah mencapai tahap ke dua dan ketiga, yakni tahap praklinis dan perkembangan klinis. Meskipun masih berada di tahap ke dua dan ketiga, namun penelitian ini harus melalui berbagai hal dalam rangka pengujian, seperti:
Uji Praklinis
Pengujian dilakukan terhadap hewan percobaan seperti monyet atau tikus untuk melihat respon imun terhadap vaksin.
Uji Klinis I (safety trials)
Pengujian dilakukan ke sejumlah orang (terbatas) untuk memastikan bahwa dosis vaksin sudah aman dan merangsang daya tahan tubuh.
Uji Klinis II (expanded trials)
Pengujian dilakukan kepada ratusan orang dengan berbagai kelompok usia serta melihat respon daya tahan tubuh terhadapnya.
Uji Klinis III (efficacy trials)
Pengujian dilakukan terhadap ribuan orang relawan untuk melihat seberapa banyak yang terinfeksi dan bisa dilindungi dengan vaksin yang sedang diujikan. Pada bulan Juni 2020, FDA mengungkapkan bahwa setidaknya vaksin harus melindungi minimal 50 persen dari jumlah relawan.
Fase Gabungan
Ini merupakan salah satu teknik untuk mempercepat pengujian vaksin. Yakni dengan cara menguji vaksin dalam uji coba fase I/II (misalnya dengan cara melakukan percobaan terhadap ratusan rang).
Persetujuan Dini atau Terbatas (early or limited approval)
Proses yang tergesa-gesa dapat meningkatkan risio, bahkan terhadap nyawa seseorang. Namun Tiongkok dan Rusia sudah menyetuji vaksin, sekalipun hasil uji klinis III belum ada.
Persetujuan
Pemerintah meninjau jasi uji serta berhak menentukan apakah vaksin akan disetujui maupun tidak. Selama pandemi, vaksin tetap dilakukan meskipun belum ada persetujuan resmi dari pemerintah. Naun setelah vaksin mendapatkan lisensi, peneliti tetap memantau pasien untuk memastikan bahwa vaksin efektif dan aman untuk diaplikasikan.
Di Inggris, pengjian vaksin covid-19 dari Novavax sudah mencapai uji klinik tahap akhir dengan melakukan percobaan terhadap 10.000 relawan. Di Indonesia, proses uji klinis vaksin covid dari Sinovac masih terus berlangsung hingga kini.
Rencananya, laporan terkait uji klinis akan akan dilakukan pada bulan Noember mendatang. Laporan tersebut berisi tentang kondisi ketahanan imunigenisitas relawan. Imunogenesitas merupakan kemampuan substansi memicu respon sistem kekebalan dari tubuh manusia. Namun, kabarnya vaksin corona untuk anak belum direkomendasikan ya, Ma.
Efek Samping Vaksin Covid-19
Direktur Registrasi Obat Badan Pengawas Obat dan Makanan, Lucia mengatakan bahwa uji klinis yang dilakukan oleh tim Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran berlangsung seseuai dengan rencana. Ia pun mengungkapkan bahwa vaksin covid dari Sinovac tersebut tidak memicu adanya efek samping yang serius. Artinya, efek samping yang muncul tidak sampai menghambat aktivitas sehari-hari. Tapi, sayangnya vaksin corona untuk anak belum direkomendasikan.
Hal tersebut disampaikan sebab ada keluhan biasa yang dilaporkan oleh relawan, seperti sakit saat penyuntikan hingga demam yang berkisar antara 37,6 hingga 38 derajat celsius. Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, dilakukan pula sertifikasi CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) serta adanya inspeksi BPOM terhadap produksi vaksin covid-19 di China.
Baca Juga: Ma, Ibu Hamil Wajib Rapid Test Jelang Persalinan!
Vaksin Corona untuk Anak Belum Disarankan
Dilansir dari Reuters bahwa belum adanya experimental vaksin corona untuk anak dan ibu hamil. Dengan demikian, belum ada satupun vaksin corona untuk anak yang dijamin aman. Meskipun demikian, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat mengatakan bahwa hal ini bisa berkembang seiring dengan berjalannya waktu.
Tidak perlu khawatir Mams, sebab pemerintah pasti mengusahakan yang terbaik untuk rakyatnya. Sambil menunggu adanya kepastian terkait vaksin corona untuk anak, pastikan Mampaps selalu menerapkan hal-hal yang dapat mencegah virus corona atau COVID-19 seperti:
- Mencuci tangan dengan menggunakan sabun selama 20 detik (baik sebelum maupun sesudah melakukan aktivitas)
- Menggunakan masker kain tiga lapis yang bisa Mams buat sendiri di rumah
- Menghindari konsumsi daging mentah atau setengah matang
- Tidak kontak langsung dengan orang lain
- Menghindari tempat kerumunan
- Menjaga jarak minimal 1,8 meter ketika terpaksa harus keluar rumah
- Melakukan olahraga dan berjemur kurang lebih 10-15 menit setiap pagi hari
- Happy!
Semoga vaksin covid-19 segera bisa diaplikasikan ya Mams!