Vaksin AstraZeneca sudah tiba di Indonesia pada beberapa hari yang lalu tepatnya Senin, (8/3/21). Melalui siaran langsung melalui kanal YouTube resmi Sekretariat Presiden, Vaksin AstraZeneca yang tiba di Indonesia berjumlah 1.113.699 vaksin seberat 4,1 ton. Vaksin ini pun telah mengantongi izin penggunaan darurat dari BPOM pada 22 Februari 2021 lalu. Namun, pada Kamis (11/3/2021) beberapa negara memutuskan untuk melakukan penanggihan terhadap vaksin ini dengan adanya laporan pembekuan darah pada penerimanya. Benarkah demikian?
Negara yang Tangguhkan Vaksin AstraZeneca Sebabkan Penggumpalan Darah
Selain laporan adanya pembekuan darah, seorang 50 tahun di Italia meninggal setelah mengalami trombosit vena dalam. Kondisi tersebut dialaminya setelah vaksin. Hal ini membuat beberapa negara Eropa menagangguhkan pengunaan vaksin AstraZeneca. Negara-negara tersebut adalah sebagai berikut.
Denmark
Dilansir dari CNN, pada Kamis (11/3/2021) Denmark mengumumkan keputusannya untuk menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca. Hal tersebut dilakukan atas adanya laporan mengenai pembekuan darah oleh penerima vaksin di negara tersebut. Tindakan penaggunakan vaksin AstraZeneca tersebut dilakukan selama 14 hari. Menteri Kesehatan Denmark Magnus Heunicke mengatakan bahwa keputusan tersebut dilakukan sebagai bentuk pencegahan.
Islandia
Penangguhan Vaksin AstraZeneca juga diungkapkan oleh asisten direktur kesehatan di Islandia, Kjartan Njalasson. Ia mengatakan turut melakukan tindakan penangguhan meskipun belum ada laporan kasus yang sama dengan di Denmark. Menurutnya, vaksin ini akan tetap ditangguhkan sambil menunggu saran dari European Medicines Agency (EMA).
Norwergia
Sama halnya dengan Denmark, Norwegia juga merupakan salah satu negara yang mendapat laporan terkait kasus pembekuan darah yang dialami oleh penerima vaksin ini. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Institut Kesehatan Masyarakat Norwegia Geir Bukholm mengatakan bahwa keputusan penangguhan tersebut merupakan bentuk kehati-hatian.
Thailand
Tidak hanya di Eropa, Thailand juga mengambil keputusan yang saja untuk menangguhkan vaksin yang dikembangkan oleh Universitas Oxford tersebut. Pada Jumat (12/3/2021) Dekan Fakultas Kedokteran di Rumah Siriraj Prasit Watanapa mengonfirmasi terkait penundaan penggunaan vaksin AstraZeneca setelah adanya aksi penangguhan di beberapa negara di Eropa.
“AstraZeneca masih merupakan vaksin yang bagus tetapi dengan apa yang telah terjadi, Kementerian Kesehatan berdasarkan nasihat ini ingin menunda penggunaan vaksin ini untuk sementara,” ujar Sekretaris Kementrian Kesehatan Umum Kiattiphum Wongjit, Jumat (12/3/2021).
Beberapa Negara Lainnya
Selain beberapa negara di atas, ada negara lain yang juga ikut menangguhkan vaksin ini yakni Austria, Spanyol, Estonia, Latvia dan Luxemburg. Meskipun demikian, sejumlah negara tetap melakukan vakinasi menggunakan AstraZeneca, seperti Belanda, Filipina, Kanada, Korea Selatan, dan Australia.
“Para ahli kami mengatakan tidak ada alasan untuk khawatir, kami hanya dapat melanjutan vaksinasi,” kata Menteri Kesehatan Belanda, Hugo de Jonge.
Fakta Mengenai Vaksin AstraZeneca
Sudahkah Mams mengenal vaksin ini lebih jauh? Yuk ketahui beberapa fakta mengenai vaksin AstraZeneca berikut ini.
Asal Usul Vaksin
Vaksin AstraZeneca atau yang juga dikenal dengan nama Oxford-AstraZeneca, ChAdOx1 nCov-19, AZD1222 dibuat oleh AstraZeneca, perusahaan farmasi asal Inggris. Dalam pembatannya, perusahaan tersebut bekerja sama dengan Universitas Oxford. Vaksin ini merupakan vaksin vektor adenovirus simpanse. Artinya, tim peneliti mengambil virus yang biasanya menginfeksi simpanse yang kemudian dimodifikasi secara genetik. Tujuannya untuk menghasilkan protein di dalam sel manusia yang juga diproduksi oleh Covid-19.
Baca Juga: Gencar Mutasi Covid-19, 3M Tak Cukup!
Disimpan pada Suhu 2-8 Derajat Celsius
Aturan penyimpanan vaksin AstraZeneca masih terbilan mudah karena tidak membutuhkan suhu dingin yang ekstrim. Vaksin ini dapat disimpan di dalam lemari pendingin bersuhu 2-8 derajat celsius dengan umur simpan selama enam bulan. Kondisi membuat pendistribusian vaksin ke daerah-daeran menjadi lebih mudah.
Efektif untuk Lansia
Dikutip dari BBC (29/1/2021), otoritas vaksinasi Jerman menegaskan bahwa Vaksin AstraZeneca hanya diizinkan untuk diberikan kepada seseorang dengan usia dibawah 65 tahun.
Baca Juga: Wow, Akhirnya Vaksin Covid untuk Lansia Bisa Diberikan!
Melawan Virus Varian Baru
Dikutip dari Kompas (28/12/2020) bahwa produsen vaksin AstraZeneca mengatakan bahwa vaksin yang dikembangkannya dapat efektif melawan virus varian baru, B.1.17. Virus varian baru hasil mutasi virus corona tersebut dikatakan lebih menular dibandingkan dengan Covid-19.
“Sejauh ini kami pikir vaksin harus tetap efektif. Tapi kami tidak bisa memastikan, jadi kami akan mengujinya,” ujar Kepala Eksekutif Astra Zeneca Pascal Soriot.
Baca Juga: Waspada Mutasi Covid B117 Mulai Menyebar, Ketahui Yuk!
Harga Vaksin AstraZeneca
Vaksin ini disebut-sebut lebih murah dibandingkan dengan Vaksin Sinovac yang sudah lebih dulu beredar di Indonesia. Harga Vaksin AstraZeneca berkisar antara 3-4 dollar AS atau sekitar Rp 43-58 ribu.
Izin BPOM
Seperti yang sudah dibahas di atas bahwa vaksin ini sudah mengantngi izin penggunaan darurat dari BPOM.
Penggumpalan Darah Setelah Vaksin
Dilansir dari Halodoc, bahwa penggumpalan darah umum terjadi namun sebelumnya belum pernah dikaitkan dengan vaksinasi. Namun saat ini para ahli masi belum mengetahui apakah penggumpalan darah dan vaksinasi yang terjadi secara kebetulan atau justru meningkatkan risiko trombotik.
Untuk memaksimalkan hasil vaksinasi, sebaiknya Mams tetap menjaga kesehatan dengan mengonsumsi makanan dan minuman sehat serta olahraga dan istirahat yang cukup setalah vaksin. Mams juga bisa mengonsumsi vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh sehingga vaksin dapat bekerja lebih efektif.