Hai mams! Kehamilan yang sehat sudah pasti menjadi dambaan setiap ibu hamil, bukan? Lalu apa saja nih yang sudah Mama lakukan demi kesehatan si calon buah hati? Minum vitamin sudah, usg kehamilan rutin, namun bagaimana dengan vaksinasi? Vaksinasi saat hamil tentunya bermacam-macam, salah satunya vaksin 3 in 1.
Pada prinsipnya, vaksinasi bertujuan untuk memberikan kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu. Nah, saat hamil Mama berisiko mengalami infeksi yang dapat memengaruhi kondisi janin, seperti keguguran, kelahiran prematur, berat bayi lahir rendah, kelainan bawaan, dan sebagainya.
Sehingga pemberian vaksin pada ibu hamil dianggap efektif sebagai salah satu cara agar ibu hamil tidak terinfeksi penyakit yang dapat membahayakan janin nantinya. Bahkan kekebalan yang didapatkan dari vaksin dapat bermanfaat bagi tubuh si Kecil sampai ia memperoleh vaksinasi dan mampu melindungi dirinya sendiri.
Tetapi tidak semua jenis vaksin dapat diberikan pada ibu hamil ya, Mams! Ada jenis vaksin yang dianjurkan pemberiannya, ada yang diperbolehkan, dan ada juga yang tidak diperbolehkan diberikan kepada ibu hamil alias dianggap dapat membahayakan kehamilan. Contoh vaksin yang dianjurkan pemberiannya kepada ibu hamil adalah vaksin 3 in 1. Pernah dengar, Mams?
Apa itu Vaksin 3 in 1?
Maksud dari vaksin 3 in 1 adalah ada 3 jenis vaksin yang disatukan atau dikombinasikan menjadi 1 jenis vaksin. Jadi satu macam vaksin ini akan spesifik mencegah 3 macam penyakit, yaitu difteri, pertusis, dan tetanus. Oleh karena itulah vaksin ini lebih lazim disebut dengan vaksin DPT, singkatan dari Difteri, Pertusis, Tetanus.
Vaksinasi ini termasuk imunisasi dasar dan biasanya sudah diberikan saat masih bayi. Bagi yang belum pernah mendapatkannya bisa melakukan vaksinasi saat dewasa dan juga dapat diberikan saat Mams hamil. Bahkan American College Obstetrics and Gynecology (ACOG) merekomendasikan ibu hamil agar mendapatkan vaksin ini minimal satu kali, dan sebaiknya dilakukan pada usia kehamilan 27-36 minggu untuk perlindungan optimal, tanpa memandang riwayat imunisasi Mams sebelum hamil.
Manfaat Vaksin 3 in 1
Manfaat dari vaksin 3 in 1 atau vaksin DPT ini adalah melindungi ibu hamil dan bayi sampai usia 3 bulan pertama kehidupannya dari infeksi difteri, pertusis, dan tetanus. Karenanya, pada 3 bulan pertama kehidupan sistem kekebalan tubuh si Kecil belum bekerja secara optimal, jadi masih menggunakan sistem imunitas yang dibawanya dari Mams saat di kandungan.
Vaksin ini diberikan dalam bentuk suntikan dan merupakan vaksin toksoid, yang berarti dibuat dengan menggunakan racun bakteri yang telah dilemahkan. Sehingga vaksin ini tidak berbahaya bagi janin ya Mams.
Mengapa vaksin DPT sangat direkomendasikan bagi ibu hamil? Jawabannya karena angka kesakitan dan kematian yang diakibatkan oleh ketiga penyakit ini cukup tinggi terjadi pada bayi baru lahir, dan tentu saja juga berbahaya bagi si Mams.
1. Penyakit Difteri
Difteri adalah infeksi bakteri pada hidung dan tenggorokan. Gejala yang biasa muncul adalah sakit tenggorokan, demam, dan pembengkakan pada kelenjar di bagian leher. Kemudian penyakit ini akan ditandai dengan munculnya selaput abu-abu yang melapisi tenggorokan dan amandel. Bila tidak ditangani, bakteri difteri bisa mengeluarkan racun yang dapat merusak sejumlah organ, seperti jantung, ginjal, atau otak.
Baca Juga: Imunisasi Saat Pandemi Tertunda Ancaman Polio Mengintai
Difteri tergolong penyakit menular berbahaya dan berpotensi mengancam jiwa loh Mams. Tidak hanya itu, difteri berpotensi menyebabkan kelahiran prematur (kelahiran sebelum usia kehamilan 37 minggu).
2. Penyakit Pertusis
Pertusis atau batuk rejan adalah infeksi bakteri pada saluran pernapasan. Gejala yang khas pada penyakit ini adalah munculnya bunyi “whoop” saat tarikan napas panjang sebelum batuk-batuk. Nah Mams, bayi merupakan kelompok usia yang sangat rentan terkena infeksi ini. Pertusis dapat menyebabkan henti napas (apnea) pada si Kecil. Padahal sistem kekebalan tubuh di awal kehidupan bayi masih sangat rentan.
3. Penyakit Tetanus
Tetanus adalah infeksi bakteri pada sistem saraf. Kondisi ini menyebabkan kaku dan kejang pada otot. Bahkan meski dalam perawatan yang baik, 10-20 persen penderita tetanus meninggal karena penyakit ini.
Sama halnya dengan difteri, selain sangat berbahaya bagi Mams sendiri penyakit ini juga berpotensi menyebabkan kelahiran prematur. Pada negara berkembang, banyak sekali ditemukan kasus tetanus pada bayi baru lahir, hingga menyebabkan kematian.
Kalau begitu penting sekali ya Mams melakukan vaksinasi 3 in 1 atau vaksin DPT ini saat hamil. Manfaatnya tidak hanya bagi Mams, tetapi juga bagi janin, dan si Kecil di awal kehidupannya.
Selain vaksin ini, ada juga vaksinasi lain yang pemberiannya diperbolehkan kepada ibu hamil, seperti vaksin influenza, meningokokus, hepatitis A, dan hepatitis B. Seberapa pentingnya dilakukan vaksinasi-vaksinasi tersebut tergantung seberapa besar faktor risiko yang dimiliki Mams saat hamil. Misalnya Mams tinggal di daerah endemik Hepatitis A, B, atau meningitis, menderita HIV, memiliki penyakit hati kronis, atau berisiko tertular penyakit menular seksual.
Baca Juga: Wah, Vaksin Corona untuk Anak Belum Disarankan, Kenapa Ya Ma?
Walaupun begitu, Mams tetap harus konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter kandungan sebelum melakukan vaksinasi ya. Pasalnya, tidak semua vaksin boleh diberikan kepada ibu hamil. Contohnya vaksin Mumps-Measles-Rubella (MMR), varicella (cacar air), vaksin influenza aktif, vaksin BCG, dan vaksin HPV. Oleh karena vaksin-vaksin tersebut berasal dari kuman hidup, sehingga dapat membahayakan kehamilannya Mams.
Setelah membaca ulasan di atas sudah tidak ragu lagi kan Mams untuk melakukan vaksinasi 3 in 1 saat hamil? Walaupun vaksinasi tidak menjamin seratus persen Mams terbebas dari penyakit-penyakit tersebut, namun dengan ini Mams telah melakukan upaya pencegahan dari hal-hal yang tidak diinginkan selama hamil dan di bulan-bulan pertama kehidupannya si Kecil.