Jagoan Mampaps sudah di sunat belum nih? Dalam agama Islam, seorang anak laki-laki wajib hukumnya untuk di sunat sebelum baligh atau mencapai usia dewasa. Namun, jika dilihat dari sisi kesehatan sunat memiliki manfaat yang sangat baik yaitu menghindari risiko infeksi atau rasa gatal. Di mana sebelum di sunat kulup menutupi ujung penis, sehingga jika tidak dibersihkan atau di sunat akan berbahaya untuk kesehatan. Lalu di usia berapa sebabaiknya anak di sunat?
Mampaps tahu dong, beberapa kalangan artis yang memiliki anak laki-laki lebih memilih usia saat bayi untuk di sunat di antaranya Shaquille, Putra dari pasangan Roger Danuarta dan Cut Meyriska, Bhaj Kama Putra kelima Zaskia Adya Mecca dan Hanung Bramantyo serta beberapa lainnya. Sementara di Indonesia sendiri, sunat lebih banyak dilakukan saat anak-anak memasuki libur sekolah! Pasti dong Mampaps bertanya-tanya di usia berapa sebaiknya anak di sunat? Saat masih bayi kah atau saat mereka sudah bersekolah?
Baca Juga: Waspada! Sunat Saat Bayi Bisa Berisiko!
Sunat pada Anak
sumber gambar: freepik.com
Sunat atau dikenal juga dengan sebutan khitan adalah proses pemotongan kulit pada kepala penis atau kulit kulup. Sunat sendiri kini telah di anjurkan oleh WHO (World Health Organisation) loh Mampaps, karena terbukti dari medis bahwa sunat dapat menjaga kesehatan para laki-laki. Karena jika kulit kulup tidak dibuang dapat menyebabkan penyakit kelamin dan saluran kencing jika tidak dirawat dengan baik.
So, jagoan Mampaps sudah melakukan sunat atau belum nih? Atau masih mempertimbangkan usia berapa sebaiknya anak di sunat? Yuk, kita cari tahu kapan sih tepatnya anak di sunat.
Usia Berapa Sebaiknya Anak Disunat?
sumber gambar: thetimes.co.uk
Saat ini banyak orang tua melakukan sunat pada anaknya saat masih bayi, namun ada juga yang masih menunggu saat anaknya duduk di bangku sekolah atau sebelum baligh. Namun, kedua pilihan ini tidak ada yang salah ya Mampaps! Karena ini hanyalah sebuah pilihan yang bisa Mampaps pertimbangkan untuk kesehatan Si Kecil.
Usia saat Si Kecil Bayi
Nah, menurut para ahli dan rekomendasi WHO, usia yang direkomendasikan untuk di sunat adalah 7 hingga 14 hari saat Si Kecil lahir. Sunat juga bisa dilakukan sebelum bayi berusia 6 bulan atau saat Si Kecil belum bisa tengkurap secara aktif, namun ada baiknya untuk berkonsultasi pada dokter terlebih dahulu sebelum di sunat.
Melakukan praktek sunat saat si kecil bayi memiliki alasan karena belum merasakan sakit dan tidak akan menimbulkan trauma serta pemulihan pasca sunat juga cepat. Bukan hanya itu, di usia ini pembuluh darahnya juga masih kecil sehingga risiko perdarahan minim.
Sebelum melakukan sunat pada usia bayi, Mampaps juga harus memperhatikan kondisi Si Kecil ya, mulai dari kesehatan tubuhnya dan organ vitalnya dalam keadaan stabil. Pastikan juga tindakan ini dilakukan oleh dokter atau tenaga medis.
Usia Si Kecil Sebelum Baligh
Beda dengan anak di sunat dengan usia 8 hingga 12 tahun, tentu risiko berbeda jauh di saat bayi. Risiko terjadinya pendarahan bisa saja terjadi serta memerlukan jahitan pada penis, hal inilah yang biasanya membuat pemulihannya cukup lama. Bukan hanya itu, risiko pada usia ini juga membuat anak trauma karena merasakan sakit pada penisnya saat di sunat.
Namun, masih banyak para orang tua melakukan praktik sunat pada usia 8 hingga 12 tahun karena mengikuti tradisi yang sudah berkembang hingga saat ini. Selain itu, sunat pada usia ini juga membuat Si Kecil tahu bagaimana rasanya dan sadar bahwa ia telah di sunat sama seperti teman-temannya. Biasanya sunat pada usia 8 hingga 12 tahun dilakukan saat libur sekolah, sehingga banyak anak laki-laki secara bersama untuk di sunat.
Baca Juga: Si Kecil Masih Bayi Boleh di Sunat?
Fakta Sunat Bayi Laki-laki Menurut WHO
sumber gambar: vlachou-urology.gr
Sunat kini bukan hanya dilihat dari sisi agama saja, namun harus di lihat dari sisi kesehatannya juga. Mampaps harus tahu nih, bahwa WHO mengungkapkan sunat pada laki-laki dewasa dapat mengurangi risiko infeksi HIV hingga 60 persen loh! Nah, dari angka inilah WHO menyarankan agar semua laki-laki di sunat. Dan berikut beberapa fakta dari WHO manfaat sunat untuk bayi laki-laki, di antaranya:
Sunat untuk Kesehatan Laki-Laki
Bukan hanya HIV, alasan WHO merekomendasikan sunat juga karena manfaat sunat yang terbukti mencegah terjadinya kanker penis serta mengurangi risiko laki-laki mengalami infeksi saluran kemih. Bukan hanya itu, penyakit-penyakit lain seperti radang, infeksi, dan iritasi pun dengan mudah dicegah karena sunat.
Dengan sunat, kebersihan kelamin laki-laki menjadi lebih simple, mengapa? Hal ini karena kulup yang menutupi kepala penis bisa saja menjadi sarang kuman, di mana bagian bawah kulup seringkali terperangkap kuman karena letaknya berdekatan dengan saluran kencing.
Sunat Sebagai Pengobatan
Memang dari beberapa fakta medis sunat memiliki manfaat yang baik untuk anak laki-laki, di mana beberapa gangguan bisa saja terjadi karena tidak di sunat. Apa saja gangguan tersebut? Berikut rinciannya:
- Fimosis merupakan kulup yang terlalu kencang melekat pada kepala penis sehingga tidak dapat ditarik ke belakang kepala penis.
- Parafimosis suatu kondisi di mana kulup tidak dapat ditarik kembali ke arah kepala penis sehingga menjepit batang penis dan mengganggu peredaran darah pada penis.
- Balanoposthitis atau peradangan di kulup dan menyebabkan perih, gatal, radang, dan penyempitan saluran kencing.
- Balanitis xerotica obliterans yaitu peradangan kronis yang bisa menyebabkan kulup menjadi keras dan berpotensi menjadi kanker penis.
- Preputial neoplasms atau kulit berlebih dan robekan di kulup.
- Hypospadias dan epispadias yaitu kelainan bentuk pada penis.
Beberapa gangguan di atas bisa disembuhkan dengan sunat, dan inilah mengapa WHO menyarankan anak laki-laki untuk melakukan sunat.
Sunat Hanya untuk Laki-Laki
WHO tidak menyarankan sunat untuk perempuan, bahkan WHO menuliskan bahwa sunat perempuan adalah bentuk tindakan mutilasi yang tidak ada gunanya untuk kesehatan. Sunat perempuan justru membuat fungsi reproduksi perempuan terganggu.
Praktek sunat untuk perempuan masih dilakukan bahkan dianggap wajib, namun penelitian menyebutkan bahwa sunat pada anak perempuan tidak ada manfaatnya. Selain itu sunat untuk anak perempuan malah membuat hidup sebagian perempuan dewasa tidak bahagia.
Nah, sudah tahu dong Mampaps jawaban usia berapa sebaiknya anak disunat? Apapun keputusan Mampaps, tentu pilihannya adalah yang terbaik untuk Si Kecil.