Belakangan ini viral video gadis cantik di dalam mobil yang merekam dirinya sendiri ketika anggota tubuhnya di luar kendali. Ia kerap memukul kaca mobil dan dan anggota tubuhnya sendiri. Video diunggah oleh akun @infounik_id. Ternyata gadis tersebut mengalami tourette syndrome. Pernahkah Mampaps mendengar mengenai penyakit yang satu ini?
Di kolom komentar unggahan tersebut, banyak kalimat dukungan untuk sang gadis yang ada di dalam video. Tidak hanya itu, netizen pun turut bercerita mengenai pengalamannya yang serupa, yakni tidak bisa mengendalikan anggota tubuhnya (yang bergerak sendiri). Namun, apakah kondisi yang dialami netizen juga disebut dengan tourette syndrome? Sebenarnya, apa ya sindrom tersebut?
Apa Itu Tourette Syndrome
https://www.instagram.com/p/CFrAH3FJ-kS/?igshid=f0wgd2svpzps
Tourette syndrome merupakan gangguan kesehatan bawaan lahir yang menyerang sistem saraf manusia. Sindrom ini membuat seseorang tidak dapat mengendalikan gerakan tubuhnya bahkan ucapan yang terlontar dari mulutnya. Hal ini sudah dialami sejak orag tersebut masih bayi bahkan hingga dewasa. Sindrom ini dapat memunculkan gerakan tanpa kendali di berbagai bagian tubuh, seperti tangan, kaki, dan wajah.
Di lain kasus, tourette syndrome juga bisa meunculkan suara yang abnormal atau ucapan dari mulut, yang tentu saja juga tidak dapat dikendalikan oleh penderitanya. Serangan tourette sindrom dapat menyerang secara serius hingga memiliki dampak bagi orang di sekitarnya. Peneliti mengatakan bahwa tourette sindrom lebih sering terjadi pada anak laki-laki dibanding perempuan.
Penyebab Tourette Syndrome
Belum ada penelitian yang menunjukkan penyebab dari sindrom ini secara jelas dan pasti. Namun dilihat dari kondisinya, para ahli menduga bahwa ada kondisi yang dapat menjadi faktor dari tourette sindrom, yakni:
- Genetik. Sindrom ini diyakini para ahli dapat diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Maskipun demikian, hal ini belum ada jurnal yang memastikan kepastiannya.
- Adanya kelainan struktur ada otak. Dilihat dari kondisinya, kemungkinan terjadi kelainan pada struktur otak seperti ganglia basal, korteks hingga lobus frontal serta adanya indikasi gangguan neurotransmitter (dopamn, norepinefrin, dan serotonin).
Baca Juga: Lakukan 5 Hal Ini untuk Mencegah Anak Lahir dengan Down Syndrome!
Mengatasi Tourette Syndrome
Tourette Syndrome yang tergolong kronis belum ditemukan obatnya. Meskipun demikian, tetap ada penanganan yang bertujuan untuk mengendalikan serangan tics yang dapat mengganggu aktivitas. Hal ini hanya dilakukan pada penderita tourette syndrome dengana tics yang parah. Sedangkan bagi yang tics nya ringan tidak memerlukan pengobatan. Biasanya dokter menerapkan dua metode untuk mengatasi Tourette Syndome, yakni minum obat dan terapi perilaku.
Obat
Beberapa obat ang biasanya akan diberikan kepada penderita tourette syndrome adalah:
- Obat ADHD, untuk meningkatkan konsentrasi.
- Abat antipsikotik, membantu pasien dalam mengendalikan serangan tics
- Suntik Botulinum (botox). membantu meringankan serangan tics dan vokal
- Obat antidepresan, mengurangi gejala kecemasan, kesedihan, serta OCD
- Inhibitor adrenergik sentral, biasanya diberikan pada pasien yang memiliki riwayat hipertensi
- Obat anti kejang
Meskipun demkian, obat-obatan tersebut tidak dapat dikonsumsi tanpa resep dokter. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai obat untuk menangani sindrom ini, silahkan hubungi dokter.
Terapi perilaku
Tourette syndrome bukanlah gangguan mental, sehingga terapi yang diberikan pun sebatas membantu menenangkan ketika tics tiba-tiba muncul. Salah satu bentuk terapi sindrom Tourette adalah Comprehensive Behavioral Intervention for Tics, atau CBIT. Tidak hanya penderita yang diberi pengarahan melainkan anggota keluarga serta orang terdekat juga diberi edukasi mengenai cara menghadapi serangan tics yang mungkin kambuh pada pasien.
Mencegah Tourette Syndrome
Tidak ada data yang menunjukkan cara mencegah tourette syndrom, bisa dibilang bahwa sindrom ini tidak dapat dicegah.
Serangan tics yang terjadi pada penderita sindrom ini bersifat kambuh-kambuhan. Hal ini sebaiknya menjadi fokus orang tua untuk melakukan penanganan mulai dari rumah. Mampaps bisa melakukannya dengan cara mencari tahu informasi serta memberikan dukungan kepada Si Kecil yang didiagnosa mengidap sindrom ini.