Tetralogy of Fallot (TOF) merupakan penyakit langka yang terjadi pada 1 dari 2500 kasus kelahiran. Penyakit ini merupakan kombinasi dari empat kelainan jantung pada bayi baru lahir. Tetralogy of Fallot (TOF) dapat mempengaruhi kondisi struktur pada jantung. Hal ini menyebabkan darah yang dipompa jantung dan akan didstribusikan ke seluruh tubuh tidak mengandung oksigen dengan jumlah yang cukup. Sayangnya, penyakit ini baru bisa terdeteksi ketika bayi sudah lahir.
Sebenarnya, bagaimana sih kondisi kelainan empat jantung tersebut? Bagaimana gejalanya dan apakah penyebabnya? Jika TOF terjadi pada Si Kecil, apa yang harus Mams lakukan? Mamapapa.id akan mengupas tuntas mengenai Tetralogy of Fallot (TOF) berikut ini.
Mengenal Tetralogy of Fallot (TOF)
Ketika menderita TOF, ada beberapa hal yang terjadi pada perangkat jantung bayi. Empat kelainan jantung pada bayi yang terjadi adalah:
- Ventricular septal defect (VSD). Adanya lubang pada dinding pemisah antara ventikel kanan dan kiri.
- Pulmonary valve stenosis. Kondisi berkurangnya darah yang menuju paru-paru, hal ini disebabkan oleh menyempitnya katup pulmonal.
- Right ventricular hypertrophy. Terjadi adanya penebalan pada ventikel kanan yang menyybabkan kerja jantung menjadi berat. Jika kondisi ini berlangsung terus menerus dapat mengakibatkan jantung menjadi lemah bahkan gagal jantung.
- Posisi abnormal pada aorta. Maksudnya, posisi aorta bergeser ke kanan seiring dengan terjadinya VSD.
Dengan adanya empat kelainan jantung pada bayi tersebut, darah yang kaya akan oksigen akan bercampur dari ventrikel kiri dengan darah yang kurang oksigen dari ventrikel kanan. Kondisi inilah yang menyebabkan kerja jantung menjadi terlalu berat. Bahkan, hal ini membuat tubuh akhirnya tidak mendapatkan cukup oksigen hingga berisiko terjadinya gagal jantung.
Gejala Tetralogy of Fallot (TOF)
Gejala TOF yang terjadi pada tubuh tergantung pada tingkat keparahan yang dialami penderitanya. Namun, gejala TOF umumnya meliputi:
- Mudah lelah
- Rewel
- Berat badan tidak bertambah
- Sesak napas
- Clubbing finger, yakni kondisi kuku bayi bulat dan cembung. Hal ini diakibatkan oleh pembesaran pada kulit dan tulang di sekitar kuku.
- Gangguan tumbuh kembang
- Sianosis, yakni kondisi dimana kulit dan bibir membiru. Hal ini diakibatkan oleh adanya peredaran darah dengan tidak cukup oksigen.
Baca Juga: 6 Kelainan Janin yang Bisa Dideteksi Dini
Penyebab Tetralogy of Fallot
Pada dasarnya, Tetralogy of Fallot terjadi sejak Si Kecil masih di dalam kandungan yakni saat sedang terjadi pembentukan jantung. Meskipun belum diketauhi jelas penyebabnya TOF terjadi, namun beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko terjadi TOF adalah:
- Diabetes saat kehamilan
- Usia ibu hamil di atas 40 tahun
- Infeksi virus saat hamil, misalnya rubella
- Kelainan bawaan lahir, seperti sindrom DiGeorge atau sindrom Down
- Konsumsi minuman beralkohol saat hamil
- Kekurangan gizi ketika hamil
Pengobatan Tetralogy of Fallot
Melakukan tindakan operasi merupakan pilihan yang paling efektif untuk mengatasi kelainan jantung pada bayi. Biasanya, ada dua pilihan operasi yang akan dilakukan dokter terhadap pasien TOF. Kedua pilihan operasi tersebut adalah intracardiac repair atau operasi sementara. Jenis operasi yang dilakukan tergantung pada tingkat keparahan pasien TOF.
Dalam kasus tertentu, dokter akan memberikan obat terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan operasi. Obat tersebut berfungsi untuk mempertahankan aliran jantung menuju paru-paru.
Intracardiac repair
Intracardiac repair dilakukan ketika byai berusia 0-1 tahun. Tujuan dari intracardiac repair adalah memperbaiki katup pulmonal yang menyempit akibat terjadinya VSD. Intracardiac repair nantinya akan membuat kadar oksigen dalam darah pasien meningkat sehingga gejala Tetralogu of Fallot akan berkurang.
Operasi sementara
Biasanya, operasi sementara dilakukan sebelum melakukan tindakan intracardiac repair. Operasi sementara dilakukan terhadap bayi dengan kondisi arteri paru-paru tidak berkembang dengan sempurna atau bayi lahir prematur. Operasi sementara bertujuan untuk mempertahankan aliran darah menuju paru-paru.
Baca Juga: Mampaps Perlu Tahu Mengenai Tahun Pertama Bayi Prematur
Setelah melakukan operasi, apakah tubuh bayi bisa kembali dengan normal?
Biasanya, bayi akan kembali normal setelah menjalani operasi. Namun, tindakan operasi tetap memiliki risiko jangka panjang. Beberapa risiko akibat operasi:
- VSD bocor kembali
- Pembesaran pembuluh darah aorta
- Terjadi kebocoran katup jantung trikuspid
- Gangguan irama jantung
- Jantung koroner
- Regurgitasi pulmonal
Namun, komplikasi pada kelainan jantung pada bayi masih bisa terjadi sekalipun usia Si Kecil sudah menuju remaja bahkan dewasa. Oleh sebab itu, sebaiknya pasien TOF tetap memeriksakan diri ke dokter sekalipun pernah menjalani operasi.
Baca juga: Yuk Cari Tahu Penyebab Penyakit Jantung Bawaan Bayi
Bagaimana jika TOF tidak ditangani?
Setiap penyakit atau gangguan pada organ tubuh memiliki risikonya tersendiri, terlebih lagi jika terjadi pada organ vital. TOF yang dibiarkan saja atau tidak tertangani bisa memicu terjadinya kejang serta gangguan pada irama jantung (aritmia) serta tumbuh kembang anak.
Jika masih dibiarkan dan tidak ditangani, TOF bisa menyebabkan kematian.
Baca Juga: Agar Tidak Kejang Saat Demam, Bolehkah Bayi Minum Kopi?
Jika terjadi gejala-gejala TOF pada Si Kecil, segeralah membawanya ke dokter anak. Semakin cepat ditangani, semakin meminimalisasi risiko komplikasi yang dapat terjadi pada Si Kecil.