Puncak dari semua masalah dalam kehamilan adalah keguguran. Kondisi tersebut sangat dihindari oleh pasangan yang sedang menantikan buah hatinya. Biasanya, kondisi ini terjadi ketika usia kehamilan kurang dari 14 minggu. Risikonya pun akan berkurang seiring dengan perkembanga janin bayi di dalam perut Mama.
Pada umumnya, keguguran ditandai dengan adanya pendarahan. Oleh sebab itu tidak heran jika ibu hamil panik ketika terjadi pendarahan dari vaginanya. Namun, tidak selamanya keguguran ditandai dengan pendarahan. Pernahkah Mams mendengar kasus keguguran tanpa pendarahan? Hal ini ternyata dapat terjadi lho Mams. Bahkan, seorang ibu hamil bisa saja tidak menyadari bahwa dirinya telah mengalami keguguran hingga dokter tidak lagi mendengar detak jantung ketika pemeriksaan USG rutin. Sebenarnya, seperti apa sih keguguran tanpa pendarahan tersebut?
Ciri Keguguran Tanpa Pendarahan
Sebelum mengetahui kemungkinan terjadinya fenomena ini, pendarahan ketika sedang hamil muda menjadi tolak ukur kepanikan ibu hamil. Jika keguguran bisa terjadi tanpa pendarahan, lantas bagaimana cara mendeteksinya?
Berikut ciri keguguran tanpa pendarahan yang bisa Mams jadikan tolak ukur untuk periksa lebih lanjut terkait perkembangan janin.
- Mual, muntah, atau diare
- Tes kehamilan dengan hasil negatif
- Faktor keturunan (memiliki riwayat keluarga yang pernah mengalami keguguran tanpa pendarahan)
- Sakit punggung
- Melambatnya gerakan janin atau bahkan terhenti
Baca Juga: 6 Kelainan Janin yang Bisa Dideteksi Dini
Penyebab Keguguran
Pada dasarnya, penyebab kondisi ini adalah adanya kelainan kromosom sehingga janin tidak bisa berkembang atau bertahan hidup. Selain itu, tidak membelahnya embrio dengan baik juga menyebabkan adanya kelainan pada janin yang mengakibatkan janin tidak berkembang. Dilansir dari Healthline, berikut merupakan faktor penyebab keguguran:
- Diabetes
- Paparan radiasi, bahan kimia, dan sebagainya
- Infeksi penyakit tertentu
- Mengonsumsi obat-obatan terlarang
- Kadar hormon yang terlalu tinggi maupun rendah
- Kondisi serviks yang terbuka dan menipis ketika janin belum cukup waktu untuk mengalami perkembangan
- Endometriosis (adanya jaringan yang membentuk lapisan di bagian luar dinding rahim)
Apa yang Harus Dilakukan?
Biasanya, ketika dokter menemukan terjadinya kondisi ini pada Mams, ia akan melakukan tindakan pengobatan dan perawatan. Pengobatan yang dimaksud adalah proses pengeluaran janin dari rahim Mama. Hal ini penting untuk dilakukan agar terhindar dari komplikasi seperti infeksi. Sedangkan perawatan, biasanya berbeda-beda tergantung kondisi yang dialami Mama.
Keguguran dengan pendarahan biasanya diiringi dengan keluarnya janin dari tubuh bersamaan dengan darah. Keluarnya janin tersebut diiringi dengan rasa kram kurang lebih selama satu minggu. Jika janin tidak keluar, biasanya dokter akan memberi obat atau tindakan pembedahan. Tidak lupa obat pereda nyeri yang bisa meredam kram yang dirasakan.
Baca Juga: Waspada dan Ketahui Penyebab Keguguran Pada Ibu Hamil
Sedikit berbeda, kondisi ini masih terbilang aman untuk menunggu beberapa minggu sebelum mengambil langkah pengobatan, sebab rahim memiliki kemungkinan untuk kosong dengan sendirinya.
Setelah melakukan pengobatan, pastikan Mampaps perhatikan terkait masalah mental dari ibu hamil terlebih dahulu. Meskipun sebenarnya diluar kehendak manusia, namun biasanya ibu hamil akan merasa bertanggung jawab dengan janinnya sehingga sulit menerima kenyataan. Perasaan bersalah seringkali menghantui, belum lagi kalimat orang lain yang tekadang memojokannya. Disinilah peran Papa sangat dibutuhkan untuk mengembalikan kesehatan mental pasangan.
Waktu Pemulihan
Waktu pemulihan ibu hamil pasca keguguran tidak dapat dipastikan. Banyak hal yang mempengaruhi, salah satunya adalah usia. Pada dasarnya, fisik Mams bisa pulih dengan waktu singkat, namun pemulihan jiwa Mams-lah yang terkadang membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Baca Juga: Benarkah Makan Nanas Saat Hamil Bisa Sebabkan Keguguran?
Bagaimanapun kondisinya, kondisi ini bukanlah sesuatu yang dirapkan oleh pasangan manapun. Jika hal ini terjadi pada Mams, yuk perluas kesabaran, mencari hikmah di balik cobaan, serta memaafkan diri yang mungkin bahkan tidak melakukan kesalahan.
Jika hal ini terjadi pada kerabat, semangatilah ia, yakinkan bahwa semua baik-baik saja. Beri dukungan dengan cara sering menanyakan kabar dan kondisi kesehatannya. Bila perlu, beri ia dukungan untuk kehamilan berikutnya.
Baca Artikel Lainnya :