Banyaknya waktu di rumah bersama pasangan membuat angka kehamilan melonjak tinggi. Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), angka kehamilan meningkat hingga 10 persen atau sekitar 420.000 calon bayi. Dari banyaknya jumlah kehamilan tersebut, ada sebagian kehamilan yang tidak terencana. Apalagi di tengah maraknya ekonomi yang paceklik menjadi salah satu alasan sebagian pasangan yang tidak menyambut baik adanya kehamilan tersebut. Kondisi ini tentunya bisa memicu stres saat hamil.
Kehamilan Tak Terencana
Pada dasarnya, kehamilan merupakan anugerah dari tuhan yang tidak ternilai harganya. Kendati demikian, ada sebagian pasangan yang tidak mengindahkan adanya kehamilan yang telah terjadi hingga memicu stres saat hamil. Bukan tanpa alasan, jarak kelahiran antar anak, usia ibu masih muda hingga keadaan ekonomi yang dirasa masih sulit untuk membiayai Si Kecil.
Berbicara mengenai hal tersebut, tahukah Mams mengenai bahaya terkait kehamilan yang tak terencana? Kondisi kehamilan tak terencana yang tidak ditangani dengan baik bisa berakibat fatal, baik bagi ibu hamil maupun calon bayi.
Baca Juga: Tips Sukses Mencegah Kehamilan dengan Sistem Kalender
Risiko Kehamilan yang Tak Terencana
Pasti ada rasa terkejut ketika mengetahui Mama hamil ketika tidak merencanakannya. Terlebih lagi sudah merasa “main aman” dengan menggunakan alat kontrasepsi sesuai dengan aturan. Namun kehendak Tuhan berkata lain, kehamilan tak terencana ini pun terjadi. Mampaps, bersuka citalah menyambut janin di perut Mama. Kalau tidah, hal-hal berikut ini lho risikonya!
Orang Tua Stres
Stres adalah pemicu utama segala penyakit di tubuh kita. Sebab, stres dapat menurunkan daya tahan tubuh. Hadapi dengan tenang, Mams. Stres justru akan memperkeruh suasana hati dan kehidupan lho. Apalagi stres saat hamil tidak baik juga bagi kondisi janin.
Hubungan Pasangan Menjadi Renggang
Adanya kehamilan tak terduga seringkali menyebabkan adanya sikap saling menyalahkan antara suami istri. Rasa kesal setiap melihat pasangan akan membuat hubungan keduanya menjadi renggang. Jika kehamilan ini bukan yang pertama kalinya, berarti ada perasaan anak-anak yang menjadi korban karena melihat orang tuanya yang tidak terlihat rukun.
Depresi Ibu Hamil
Waspadai kondisi stres saat hamil karena akan berakibat fatal pada ibu dan janin. Depresi kerap kali diiringi dengan sikap yang tidak terduga seperti tidak mau makan hingga menyiksa diri. Jika hal ini sudah terjadi biasanya akan sulit untuk membuat perasaan Mams menjadi normal kembali.
Anak Memiliki Kelainan
Rasa bodo amat yang hadir di tengah kehamilan tak direncanakan biasanya akan membuat Mams kurang perhatian terhadap makanan yang dikonsumsi. Seringnya abai dalam hal nutrisi akan membuat Si Kecil berpotensi memiliki kelainan yang tinggi. Selain itu, setelah anak lahir pun biasanya akan mengalami masalah pada tumbuh kembangnya akibat tidak adanya stimulus dari orang tuanya.
Masalah Mental pada Anak
Misalnya jika sikap orang tua atau stres saat hamil berlanjut hingga anak tumbuh besar, hal ini akan semakin membahayakan. Orang tua yang selalu kesal ketika melihat wajah anak, atau kurang perhatian bahkan cenderung malas mengurus Si Kecil akan berpotensi timbulnya masalah mental pada anak.
Gangguan Kejiwaan pada Anak
Jika masih berlanjut dan Si Kecil depresi namun tidak ditindak lanjuti secara medis, hal ini bisa berujung gangguan jiwa pada anak.
Baca Juga: Wah, Mama Ngidam Aneh Sepanjang Kehamilan? Kenapa Ya?
Mengatasi Stres Saat Hamil yang Tidak Direnanakan
Berhenti Menyalahkan Satu Sama Lain
Kehamilan terjadi karena adanya aksi dan reaksi dari pasangan, sehingga rasanya kurang pas jika terus menyalahkan satu pihak tertentu. Selain itu, menyalahkan pasangan juga tidak akan menyelesaikan permasalahannya lho.
Ngobrol dari Hati ke Hati dengan Pasangan
Bicaralah dari hati ke hati terkait apa yang dirasakan dengan penuh kelembutan dan tanpa suara yang meninggi.
- Mencari akar solusi dari hal-hal yang ditakutkan sebelumnya. Stres saat hamil pasti ada sebab, entah karena usia Mams yang masih terlalu muda, jarak dengan anak sebelumnya, hingga masalah ekonomi. Carilah penyebab stresnya kemudian cari solusi untuk menyelesaikannya. Misalnya, jika dirasa usia Mams masih terlalu muda untuk hamil, segera pergi ke dokter untuk meminta saran agar fisiknya kuat, mencari teman seusia yang pernah hamil, hingga mengikuti seminar mengenai kehamilan di usia muda.
- Melihat betapa banyak pasangan yang menantikan sosok buah hati.
- Bersikap menerima, sabar dan ikhlas atas kehamilan. Memang tidak mudah, namun tahapan ini tetap perlu dicoba dan dibiasakan.
- Tidak putus berdoa agar dimudahkan dan dilancarkan.
- Jika perlu, hubungi psikiater. Jangan takut atau malu untuk menghubungi psikiater ya Mams.