Mampaps, beberapa hari lalu kita semua dikejutkan dengan video viral KDRT pada anak. Video itu memperlihatkan ibu yang mencambuk anak kandungnya menggunakan selang saat mengerjakan tugas sekolah. Video ini beredar di Grup Facebook Info Malang Raya dengan durasi 4 menit 39 detik.
Sangat terlihat jelas, sang ibu mencambuk sang anak yang sedang ia bimbing untuk mengerjakan tugas sekolah dan berteriak dengan penuh kesal. Sungguh sangat pilu, kekerasan pada anak saat ini marak terjadi sejak pandemi melanda.
KDRT pada Anak
sumber gambar: wordpress.com
Tidak dapat dipungkiri, kasus KDRT pada anak saat ini marak terjadi karena ketidaksanggupan orang tua mengajar dan mendampingi anak untuk sekolah daring. Memang hal ini menjadi tantangan yang sangat besar bagi orang tua di masa pandemi saat ini.
Selain harus mengurusi pekerjaan lain mereka juga diharuskan untuk mendampingi sang anak untuk mengerjakan tugas-tugas sekolahnya.
Baca Juga: Kekerasan Seksual pada Anak, Korban Cenderung Jadi Pelaku?
Yap, hal ini tentu bisa meningkatkan stress orang tua terlebih jika anak tidak paham mengenai apa yang telah dijelaskan. Nah, ketidaksabaran orang tua itulah yang akan bisa membuat kasus kekerasan pada anak terjadi.
Perlu Mampaps ketahui nih, KDRT pada anak bukan hanya bersinggungan dengan kekerasan fisik yang terjadi pada video viral ibu cambuk anak saja, melainkan juga dengan psikologi anak juga lho! Mengapa tidak, luka fisik bisa saja sembuh dengan cepat namun psikologi anak akan memerlukan waktu yang cukup lama untuk diobati dan bisa saja tidak akan sembuh atau mengalami trauma hingga usianya menginjak dewasa kelak.
Dampak KDRT pada Anak
sumber gambar: dailymail.co.uk
Selain mengalami trauma yang mungkin saja bisa diingatnya kembali, masih banyak lagi nih Mampaps dampak KDRT pada anak yang bida terjadi. Nah, apa saja itu? Yuk, simak penjelasan berikut:
Mengalami Luka Fisik
Anak yang mengalami KDRT dengan aksi kekerasan yang mengenai tubuhnya, tentu akan terlihat risiko luka fisik yang dialaminya. Seperti video viral ibu cambuk anak yang dijelaskan di atas, sang anak mengalami luka lebam di sekujur tubuhnya akibat cambukan selang dari ibu. Jika tidak tampak, kekerasan fisik ini juga bisa tampak dari nafas korban pendek, gemetar tanpa sadar, ketegangan otot, dan lain sebagainya.
Depresi
Siapa saja yang mengalami tindakan kekerasan tentu akan mengalami ketakutan yang berlanjut hingga depresi. KDRT pada anak akan mengingat segala sesuatu yang mengancamnya, sehingga akan mengalami masalah mental seperti depresi atau stres yang berlebihan. Nah, inilah bentuk trauma yang mungkin akan mereka ingat bahkan hingga ia dewasa.
Baca Juga: Di Rumah Saja Bisa Bikin Gangguan Psikososial Lho!
Berprilaku Tidak Wajar
Anak akan meniru apa yang kita lakukan padanya, nah bagi Mampaps yang sering melakukan Tindakan KDRT di rumah ataupun Kekerasan pada anak bisa saja anak memiliki tingkah yang tidak wajar yang mungkin bertujuan untuk melindungi dirinya. Salah satunya adalah berbohong, selain itu aksi yang mungkin akan dilakukannya adalah mencuri, berkelahi atau menjadi korban bullying di sekolah karena pola interaksi sosialnya yang buruk.
Tumbuh Kembang Anak Terganggu
KDRT pada anak yang sangat terganggu adalah tumbuh kembang mereka Mampaps! Mengapa? Karena ia akan mengalami susah makan dan tidur bahkan anak juga merasa sendiri karena tidak ada yang peduli dengannya.
Takut dengan Orang atau Benda Tertentu
Beberapa anak yang mengalami KDRT akan merasa malu dan takut dengan orang bahkan benda tertentu, hal ini dikarenakan trauma yang ia alami akibat kekerasan. Anak juga tidak akan mudah percaya dengan orang lain dan akan menghindar.
Menghindari KDRT pada Anak
sumber gambar: verywellfamily.com
Agar kekerasan pada anak tidak terjadi memang sebaiknya kita sebagai orang tua harus menghindari hal-hal yang membuat kita emosi sehingga bisa melakukan tindakan kekerasan pada anak. Nah, berikut beberapa cara untuk menghindari KDRT pada anak:
- Tingkatkan komunikasi yang baik pada anak
- Dengarkan cerita anak jika sedang ada masalah
- Hargai keputusan anak untuk memilih sesuatu
- Tahan emosi jika anak tidak mau mendengar
- Lakukan kegiatan positif seperti olahraga, memasak dan makan bersama untuk meningkatkan kebersamaan bersama anak.
STOP KDRT pada anak dengan menghindari penyebab terjadinya kekerasan pada anak, jika Mampaps sudah terlalu lelah untuk menghadapi tingkah laku anak cobalah untuk diam dan menghindar sejenak untuk menenangkan diri. Jika sudah tenang, maka bicaralah dengan baik pada anak. Semoga Mampaps bisa mengendalikan emosi dengan baik ya.