Saat nilai si kecil di sekolah jelek atau tak kunjung bisa memahami apa yang Mampaps ajarkan, jangan langsung asumsikan si kecil bodoh. Jika anak sudah berusaha yang terbaik tetapi masih jauh tertinggal pelajarannya, Mampaps harus mencari tahu mengapa hal itu bisa terjadi. Karena si kecil mungkin memiliki kesulitan belajar (juga dikenal sebagai LD/Learning Disabilities).
Anak yang mengidap Learning Disabilities bila dibiarkan tanpa bantuan, bisa berdampak besar pada masa depannya. Anak cenderung merasa rendah diri karena merasa bodoh, frustasi serta depresi.
Baca Juga: Hati-Hati! Ini Bahayanya Memaksa Anak Untuk Belajar!
Fakta Mengenai Learning Disabilities
Berdasarkan survey, banyak Mama Papa sudah mengenal Disleksia (kesulitan membaca, menulis dan mengeja) serta ADHD – Attention Deficit Hyperactivity Disorder (kesulitan konsentrasi dengan perilaku impulsif dan hiperaktif). Namun tidak banyak orang tua yang aware tentang Learning Disabilities atau Kesulitan belajar.
Anak yang mengidap LD diasumsikan bodoh tanpa treatment lebih lanjut. adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai masalah belajar. Berikut fakta Learning Disabilities yang perlu Mama Papa Tahu:
- ADHD tidak sama dengan LD tapi umumnya anak yang mengalami Learning Disabilities cenderung hiperaktif
- LD tidak bisa didiagnosa melalui tes laboratorium seperti tes darah atau scan otak. Diagnosa diperoleh melalui serangkaian pengamatan kompleks oleh guru, orang tua. Memerlukan anak untuk bekerja sama untuk memantau proses belajar anak sebelum dianalisa oleh ahli.
- LD tidak ada hubungannya dengan IQ. Berdasarkan penelitan, anak yang mengidap LD memiliki IQ rata-rata bahkan ada yang diatas anak pada umumnya.
- Meski belum diketahui penyebabnya, anak laki-laki memiliki persentase lebih tinggi untuk mengidap LD dibandingkan anak perempuan
Penyebab Terjadinya Learning Disabilities atau Kesulitan Belajar
Masalah-masalah gangguan belajar berkaitan erat dengan cara otak mendapatkan, menggunakan, menyimpan, dan mengirimkan informasi.
Lalu apakah penyebabnya? Sampai saat ini belum ditemukan penyebab pasti dari Learning Disabilities namun ada beberapa faktor yang dapat mempertinggi resikonya, antara lain sebagai berikut:
Saudara atau Anggota Keluarga Memiliki Latar Belakang Serupa: Pada banyak kasus, anak-anak dengan LD memiliki latar belakang orang tua atau saudara dengan kesulitan belajar yang sama.
Prematur dan Berat Badan Lahir Rendah: Faktor risiko lain termasuk berat lahir rendah dan prematuritas.
Cedera atau penyakit selama masa kanak-kanak: Misalnya, cedera kepala, keracunan timbal, penyakit masa kanak-kanak seperti meningitis.
Baca Juga: Delayed Growth atau Terlambatnya Pertumbuhan, Apa Penyebabnya?
Bagaimanakah kita mendeteksi anak mengalami kesulitan belajar?
Ada beberapa tanda-tanda yang bisa Mampaps amati, misalnya anak cenderung mengalami keterlambatan dalam pengembangan bahasa, kesulitan belajar warna, bentuk, angka dan huruf serta bermasalah dengan ucapan.
Kesulitan belajar ini ada banyak jenisnya. Seperti kesulitan belajar umum adalah gangguan membaca, gangguan menulis, gangguan matematika. Kemudian ada juga LD nonverbal yaitu kesulitan memahami konsep abstrak, bermasalah dengan matematika, menulis dan juga bahasa tubuh.
Mendeteksi LD pada anak usia prasekolah:
- Terlambat dalam pengembangan bahasa. Normalnya, pada usia 2,5 tahun anak sudah bisa berbicara kalimat pendek
- Bermasalah dalam pengucapan. Umumnya pada usia 3 tahun, anak sudah bisa berbicara dengan baik dan ucapannya sudah dapat dipahami oleh orang dewasa
- Sulit untuk belajar warna, bentuk, angka, huruf
- Masalah koordinasi tubuh. Umumnya pada usia 5 tahun, anak sudah bisa mengancingkan baju, menggunting bentuk, melompat, menggambar bentuk seperti segitiga atau kotak.
- Rentang waktu memperhatikan cukup pendek. Pada usia 3-5 tahun, seharusnya anak sudah bisa duduk diam memperhatikan atau mendengarkan cerita dalam jangka waktu lebih lama.
Mendeteksi LD pada anak usia sekolah dan remaja:
- Kesulitan mengikuti arahan dan perintah
- Tidak bisa mengatur/mengorganisir baik itu di rumah maupun di sekolah
- Mempelajari informasi dan mengingatnya
- Kesulitan mengeja, membaca dan mengucapkan kata-kata. Umumnya memiliki tulisan tangan yang sulit dibaca
- Mengalami kesulitan belajar matematika dan mengolah kata
- Tidak bisa menyampaikan informasi secara lisan maupun tulisan dengan jelas
- Sulit fokus dan mengerjakan tugas tertentu
Apakah LD atau kesulitan belajar ini ada obatnya?
Tidak ada obat tunggal untuk LD, tetapi ada banyak hal yang bisa membantunya untuk mengatasi LD. Mama dan Papa bisa melakukan diet nutrisi, diet khusus, latihan gerakan atau vitamin untuk membantu si kecil, namun paling efektif adalah berkonsultasi dengan ahlinya.
Jika Mama dan Papa khawatir tentang si kecil, bisa dimulai dengan membicarakan masalah ini dengan guru dan dokter anak. Agar mereka bisa melakukan evaluasi apakah si kecil memang bermasalah atau tidak. Profesional lain yang dapat membantu adalah psikolog dan pendidikan khusus. Tidak ada pengobatan instan untuk mengatasi anak dengan Learning Disabilities, diperlukan konsistensi dan strategi untuk memaksimalkan cara terbaik anak dalam belajar.
Mampaps juga bisa membantunya dengan beberapa hal berikut ini:
- Fokus pada kelebihan si kecil dan bantu mereka untuk mengembangkannya. Setiap anak pasti punya kelemahan dan kelebihan tertentu. Bila anak memiliki ketertarikan pada menari, dukung dan bantu mereka fokus belajar menari.
- Bantu si kecil mengembangkan kemampuan bersosialisasi dan emosionalnya. Ini akan sangat membantu mereka agar lebih percaya diri dan mengatasi emosi mereka saat si kecil merasa marah atau frustasi. Contohnya dengan mengikutkan si kecil pada klub olahraga tertentu.
- Membantu merencanakan masa depan mereka dengan mengarahkan mereka pada sekolah dan bidang yang tepat.
- Konsultasikan dengan guru dan ahli mengenai metode belajar yang bisa membantu mengatasi masalah si kecil. Apabila si kecil kesulitan menyampaikan sesuatu, minta si kecil menggambarkannya. Atau bila si kecil sulit belajar matematika, bisa lakukan repetisi dan gunakan alat bantu untuk menghapal.
Selalu ingat ya, Mampaps, anak dengan Learning Disabilities juga bisa sukses dengan dukungan dan pengarahan yang tepat. Saat Mampaps mencurigai anak mengalami kesulitan belajar, konsultasikan dengan guru serta ahli secepatnya untuk memberikan penanganan pada si kecil.
Baca Juga: Si Kecil Mulai Sekolah TK? Lihat Tanda Kesiapan Si Kecil