Hai Mampaps si kecil dirumah sudah mulai sekolah? Bagaimana kalau si kecil masih sering buang air di celana? Baik itu mengompol atau buang air besar sembarangan. Kebiasaan-kebiasaan ini memang kerap Mampaps temukan. Tetapi Mampaps, apakah hal ini normal sampai usia si kecil masuk TK?
Kondisi ini dalam bahasan medis sering disebut sebagai ‘Enuresis’ dan ‘Encopresis’, dan ini perlu dicermati karena berbeda dengansering buang air di celana untuk anak-anak di usia lebih kecil. Yuk kita bahas penyebabnya dan cara mengatasinya!
Apa itu ‘Enuresis’ dan ‘Encopresis’?
Enuresis adalah mengompol atau buang air kecil di celana, seperti di sekolah ataupun pada saat tidur. Mampaps, secara biologis, anak usia TK sudah tidak mengompol lagi, karena otot-otot yang mengatur kontraksi urin sudah berkembang secara sempurna.
Sedangkan encopresis adalah buang air besar di sembarangan tempat, baik itu di dalam kelas maupun di celana. Seperti halnya enuresis, pada anak usia TK harusnya hal ini sudah tidak terjadi lagi.
Apa Penyebab ‘Enuresis’ dan ‘Encopresis’?
Lalu apa ya penyebab si Kecil sering buang air di celana dan mengompol?
1. Fisiologis: adanya gangguan pada mekanisme pengontrolan urin atau buang air besar pada tubuh si kecil seperti infeksi saluran kencing, gangguan ginjal, gangguan pencernaan atau metabolisme tubuh. Atau bisa juga trauma fisik seperti benturan di tulang belakangnya akibat jatuh atau terbentur dengan keras.
2. Psikologis: si kecil merasa takut dan cemas disebabkan beberapa hal misalnya karena terancam oleh teman, guru, keadaan sekolah yang dianggap tidak ramah, atau karena ketakutan terhadap Mampaps sendiri.
3. Gugup, takut, kedinginan atau malu berbicara kepada guru atau kepada orang disekitarnya.
4. Terbiasa memakai diapers (popok sekali pakai), sehingga si kecil cuek dan tidak terbiasa mengontrol waktu buang air kecil maupun buang air besar.
5. Hal lain. Misalnya karena faktor kelelahan karena banyaknya aktivitas motorik yang dilakukan si kecil, terlalu banyak minum, dan kebiasaan yang tidak teratur.
Apa Gejala yang Tampak?
Gejala yang tampak biasanya si kecil berkeringat dingin, gugup, atau menangis pada saat buang air kecil dan buang air besar namun ia sendiri tidak tahu harus melakukan apa.
Seperti yang sudah disebutkan umumnya si kecil memiliki sifat pendiam sehingga sulit untuk mengemukakan maksudnya. Mampaps dibandingkan encopresis, hal yang paling sering terjadi di TK adalah enuresis.
Apa Pengaruhnya terhadap Perkembangan Si Kecil?
Mampaps bila tidak diatasi, sering buang air di celana untuk anak usia sekolah tentunya berpengaruh terhadap perkembangan si kecil. Antara lain:
1. Fisiologis
Bila tidak di terapi secara medis, maka akan menyebabkan kondisi si kecil semakin parah dan semakin sulit untuk di terapi.
2. Psikologis
Si kecil akan menjadi malu, rendah diri, dan tidak percaya diri ditambah lagi ia akan mendapatkan ejekan atau pemberian “gelar” oleh temannya seperti si ngompol, atau si bau.
Panggilan-panggilan seperti ini akan berlangsung lama sehingga si kecil akan merasa tidak aman dan nyaman berada di sekeliling temannya.
Bagaimana Menanggulanginya?
Ada beberapa hal yang dilakukan, seperti:
- Mencari tahu penyebabnya, bila disebabkan karena reaksi dan tekanan, maka sekolah harus dapat memberikan suasana yang tenang untuk menghilangkan ketegangan akibat dari tekanan tersebut.
- Bila disebabkan karena kelainan fisik, maka harus segera konsultasikan ke dokter ahli, psikiater atau psikolog anak.
- Jangan memarahi si kecil jika ia melakukan hal tersebut
- Lakukan toilet training di rumah
- Peka terhadap perilaku dan kebiasaan si kecil sebelum buang air. Biasanya ia memiliki cara sendiri untuk menunjukkan keinginannya buang air besar. Ada yang mengerutkan dahi, muka memerah, menangis, jongkok dipojok ruangan, dll. Pada saat inilah Mampaps dapat menuntunnya ke kamar mandi.
- Dengan sikap tenang ajarkan si kecil dengan mendudukkannya di kloset, dan beri penjelasan bahwa inilah tempat untuk membuang air besar dan kecil.
- Usahakan si kecil tidak duduk lebih dari 5 menit karena jika terlalu lama, si kecil akan merasa bosan hal ini dapat menghambat kelancaran toilet training selanjutnya.
- Beri kebebasan pada si kecil untuk membentuk kebiasaan menahan buang air besar dan kecil. Jika Mampaps terlalu sering membawa si kecil ke kamar mandi, hal ini akan menghambat kemampuannya untuk menahan terlalu singkat.
- Ajarkan si kecil untuk memberi tanda atau bicara bila ingin buang air besar kecil dan besar.
So Mampaps, jangan pernah lelah dan bosan untuk selalu mendampingi, mengajarkan, dan membimbing si kecil bila si kecil masih mempunyai kebiasaan seperti ini.
Jangan takut juga untuk Mampaps berkonsultasi dengan para dokter ahli, pskiater, atau psikolog anak untuk membantu dan mengatasi masalah tersebut guna perkembangan si kecil di kemudian hari.
Baca Juga:
Sukses! 7 Langkah Agar Si Kecil Lulus Toilet Training Dalam Waktu 3 Hari
Ajarkan Anak Mandiri, Mulailah dari Potty Training!
Si Kecil Mulai Sekolah TK? Lihat Tanda Kesiapan Si Kecil
Masalah Anak Ketika Pertama Kali Masuk Sekolah