Hai Mampaps, pernah mendengar jika si kecil yang masih bayi dianjurkan oleh dokter untuk sunat?
Jika memang benar itu anjuran dokter, seharusnya Mampaps tak perlu khawatir, karena mungkin saja itu merupakan suatu penyakit yang memang harus segera dilakukan tindakan.
Baca Juga : Penyakit Bronkopneumonia, Bronkiolitis, dan Bronkitis! Apa Sih Bedanya?
Ayo Mampaps kita lihat penyakit yang terkadang sering menyerang si kecil laki-laki kita meskipun masih bayi.
Fimosis
Fimosis merupakan kondisi dimana kulit yang melingkupi kepala penis (glands penis) tidak bisa ditarik ke belakang untuk membuka seluruh bagian kepala penis yang menyebabkan si kecil nyeri saat buang air kecil. Tetapi kondisi ini bukan suatu kondisi yang serius.
Penyebab
Penyebabnya fimosis ini bisa dari bawaan dari lahir atau didapat, misalnya karena infeksi atau benturan. Fimosis pada si kecil laki-laki yang baru lahir karena bawaan, terjadi karena ruang di antara kutup (bagian ujung) dan penis tidak berkembang dengan baik. Kondisi ini menyebabkan kulup menjadi melekat pada kepala penis, sehingga sulit ditarik ke arah pangkal.
Tanda dan Gejala
Mampaps waspada jika si kecil mengalami hal seperti ini, seperti:
- Si kecil sukar berkemih (BAK)
- Kadang-kadang begitu sukarnya berkemih, sehingga kulit yang menutupi ujung penis menggelembung seperti balon. Selain itu, ujung penis yang tampak menggelembung ini disebabkan oleh adanya penyempitan pada ujung kulit pembungkus penis karena terjadi perlengketan dengan kepala penis (gland penis) yang tidak dapat di tarik lagi ke belakang.
- Si kecil sering menangis keras sebelum urin keluar
Perawatan di Rumah
Kebanyakan kasus Mampaps enggan melakukan tindakan bedah untuk si kecil. Biasanya jika memang Mampaps enggan maka dapat menolongnya dengan cara dicoba dengan melebarkan lubang kulit yang membungkus penis dengan cara mendorong ke belakang kulit tersebut.
Tetapi Mampaps biasanya akan terjadi luka. Untuk mencegah infeksi dan agar luka tidak merapat lagi pada luka tersebut dioleskan salep antibiotik.
Perawatan Medis
Mampaps pada kasus yang berat, jika kulit pembungkus penis dicoba tetap tidak mampu didorong ke belakang. Mampaps sangat dianjurkan untuk melakukan tindakan bedah, yaitu melakukan sunat.
Tindakan ini dimaksudkan untuk kebersihan/mencegah infeksi karena adanya smegma (kotoran berwarna putih atau kuning yang dapat di temukan di lipatan kulit pembungkus penis), bukan karena keagamaan.
Catatan Khusus
Fimosis dialami oleh sebagian besar bayi baru lahir. Mampaps harus selalu waspada jika si kecil mempunyai tanda-tanda di atas. Jika tidak di diobati secara cepat dan tuntas akan mengakibatkan infeksi saluran kemih yang semakin luas.
Parafimosis
Parafimosis sering terjadi pada si kecil yang belum disunat, yaitu kondisi dimana kulup tidak bisa kembali ke posisi semula atau tidak dapat ditarik kembali ke kepala penis. Dengan kata lain kulit pada ujung penis membengkak dan terjepit.
Penyebab Parafimosis
Paling sering parafimosis disebabkan kulup seringkali tidak ditarik lagi setelah kencing atau dibersihkan. Sebab lain akibat adanya luka di daerah penis, atau akibat infeksi pada penis karena jarang dibersihkan.
Tanda dan Gejala
Mampaps tanda dan gejalanya sebagai berikut:
- Si kecil sukar untuk menarik kembali penis ke depan kepala penis
- Si kecil akan mengeluhkan nyeri, bahkan bisa ditemukan tanda peradangan (bengkak, merah, panas)
- Kepala penis bisa berubah warna menjadi merah atau kehitam-hitaman. Hal ini terjadi akibat aliran darah pada ujung penis terhambat atau berhenti.
Perawatan di Rumah
Jika Mampaps menemukan tanda dan gejala pada si kecil segeralah berkonsultasi dengan dokter
Perawatan Medis
Tindakan bedah pada kasus ini harus dilakukan dengan segera. Penyayatan kulup yang tersangkut atau terjepit akan dilakukan guna mengurangi tekanan dan meredakan pembengkakan.
Dengan ini, kulup bisa kembali ditarik ke posisi normal. Proses sunat kemudian akan dianjurkan untuk mencegah kembalinya parafimosis.
Catatan Khusus
Penanganan kondisi ini harus cepat. Hal ini dapat dilakukan dengan bantuan dokter. Jika dibiarkan, parafimosis dapat menyebabkan infeksi yang serius atau kehilangan ujung penis.
Bagaimana dengan si kecil berjenis kelamin perempuan? Apakah memang perlu di sunat?
Sunat Pada Bayi Perempuan
Tindakan sunat umum dilakukan pada si kecil yang berjenis kelamin laki-laki. Namun ada kelompok masyarakat yang melakukan tindakan sunat pada si kecil perempuan.
Dari segi medis, tidak ada rekomendasi rutin untuk melakukan sunat ini pada bayi perempuan. Biasanya sunat pada bayi perempuan ini dilakukan dengan memotong atau melukai sedikit kulit penutup (prepusium) klitoris.
Namun Mampaps nyatanya dalam dunia medis secara anatomi, tidak semua anak perempuan mempunyai kulit penutup yang menutupi klitoris sehingga tindakan sunat ini dinilai tidak perlu dilakukan pada setiap bayi perempuan.
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari bagian struktur tubuh manusia.
Di beberapa negara tindakan sunat pada bayi perempuan dikenal dengan Female Genital Cutting/Mutilation (FMG). WHO dan Persatuan Dokter Obstetri dan Ginekologi menolak semua tindakan FMG.
Begitu juga dari Persatuan Dokter Anak Amerika (American Academy of Pediatrics – AAP) juga melarang semua tindakan FMG. Tindakan FMG dianggap mengancam nyawa karena terdapat banyak pembuluh darah di daerah kemaluan perempuan sehingga memiliki resiko pendarahan hebat.
Baca Juga : ‘Noda’ pada Kulit Bayi Baru Lahir. Apakah Berbahaya?
So, Mampaps si kecil seringkali sulit untuk mengungkapkan apa yang dialaminya, sehingga Mama Papa lah yang harus cermat memperhatikan dan melihat apa yang terjadi dengan si kecil. Penanganan yang lambat akan merugikan si kecil, karena infeksi akan cepat terjadi.