Hai Mampaps! pernah mendengar kata-kata defekasi? Yups, defekasi merupakan proses pengeluaran feses atau tinja yang biasanya kita kenal dengan buang air besar (BAB).
Pola defekasi merupakan salah satu indikator kesehatan si kecil, mulai dari frekuensi defekasi, konsistensi feses (bentuk feses), dan warna feses.
Pola BAB ini terbentuk dan berubah sesuai dengan bertambahnya usia si kecil karena dipengaruhi dengan kematangan saluran cerna dan perubahan pola makan si kecil.
Baca juga: Waspada Disentri Saat BAB Bayi Berlendir
Mari Mampaps kita mengenali pola-pola normal BAB pada si kecil.
Frekuensi Kotoran Bayi
Si Kecil yang masih bayi memiliki frekuensi BAB yang beragam mulai dari 8-10 kali per hari sampai 2-3 kali perminggu, dengan rerata 1-2x/hari.
Frekuensi BAB pada si kecil yang baru lahir ini lebih sering dibandingkan bayi atau anak yang lebih tua usianya.
Hal ini disebabkan oleh beberapa organ dan enzim yang berperan dalam proses pencernaan zat makanan (karbohidrat, lemak, dan protein) belum berfungsi secara optimal.
Enzim adalah senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi.
Mampaps, proses ini bukan merupakan suatu keadaan yang abnormal, namun bila tidak dijelaskan kepada mama papa sekalian sering menimbulkan kegelisahan.
Dengan seiringnya waktu, aktivitas enzim ini akan bertambah sesuai dengan bertambahnya usia sehingga frekuensi BAB tidak sesering awalnya.
Frekuensi BAB pada si kecil akan mulai stabil pada umur 4 bulan, dan pada umur 6 bulan menyerupai anak yang besar atau dewasa.
Perubahan Warna Kotoran Bayi
Mampaps, warna feses umumnya berwarna kuning dan coklat. BAB pada si kecil yang baru lahir diawali dengan keluarnya mekonium.
Baca Juga : 7 Cara Merawat dan Membersihkan Tali Pusar Bayi Baru Lahir!
Mekonium adalah tinja yang berwarna hitam, kental dan lengket, seperti karet. Pada keadaan normal, mekonium akan keluar pada 36 jam pertama setelah lahir sebanyak 2-3 kali setiap harinya.
Pada si kecil yang mendapat ASI, kolostrum berperan untuk membantu mendorong mekonium keluar dari tubuh.
Selanjutnya kolostrum akan diganti oleh ASI peralihan yang berlangsung selama 7-14 hari, saat inilah kotoran si kecil akan berubah warna menjadi kuning dan coklat serta tidak lagi lengket sehingga jika mengenai kulit feses mudah dibersihkan.
Bentuk Kotoran Bayi
Penelitian Dr. Singh K, yang dimuat di Indian J Matern Child Health mengemukakan bahwa feses bayi yang mendapatkan ASI eksklusif akan cenderung lebih encer dan lembut.
Jadi bila Mama mendapati feses si kecil berwarna kuning kehijauan dengan konsistensi yang encer atau lunak, maka itu adalah hal yang normal.
Bentuk feses si kecil ini umumnya akan tetap lumak sampai umur 6-12 bulan.
Kotoran Bayi ASI VS SUFOR
Mampaps kotoran pada si kecil yang mendapatkan ASI dengan yang mendapatkan susu formula tentunya berbeda. Mari Mampaps kita lihat perbedaannya.
Frekuensi
Pada si kecil yang baru lahir sampai usia dua bulan dan sedang disusui Mama (ASI), buang air besar akan lebih sering terjadi, bisa sampai 10 kali sehari. Hal ini disebabkan karena refleks gastrokolika masih kuat.
Refleks gastrokolika ialah refleks tubuh yang meningkatkan pergerakan usus besar yang timbul akibat makan dan minum sehingga bayi buang air besar segera setelah makan.
Dibandingkan pada si kecil yang mendapatkan susu formula hanya 1-3 kali saja perhari.
Warna Feses
Pada si kecil yang mendaptkan ASI, warna fases lebih terang yang disebut dengan golden faces seperti kuning dan kecoklatan.
Sedangkan pada bayi yang mendapatkan susu formula umumnya feses akan terlihat lebih gelap, yakni kuning tua, ataupun coklat tua.
Bentuk Feses
Pada si kecil yang mendapatkan ASI feses cenderung lebih encer dan lembut. namun terkadang juga dapat ditemukan agak padat seperti pasta, berbiji, dan terkadang cair namun tetap ada ampas / biji.
Sedangkan, pada si kecil yang mendapatkan susu formula akan ditemukan feses berbentuk padat hampir menyerupai fases orang dewasa.
jika terjadi feses cair pada si kecil yang mendapatkan susu formula maka kemungkinan si kecil alergi terhadap susu formula.
Dengan demikian, dianjurkan untuk mengganti susu formula dengan susu kedelai atau susu formula yang mengandung kadar laktosa (gula susu) yang rendah.
Baca Juga : Waspada! Kenali 5 Jenis Penyakit Bayi Baru Lahir Ini!
Bagaimana Mampaps? Sudah mengerti pola defekasi atau BAB normal pada si kecil. Jika Mampaps menemukan pola buang air besar diluar yang dijelaskan diatas, Mampaps dapat langsung berkonsultasi ke dokter.