Maraknya kasus pelecehan seksual selama pandemi memang membuat hati teriris. Terlebih lagi kebanyakan korbannya merupakan anak-anak yang masih di bawah umur. Ada rasa trauma di masa depan yang takkan terbayar dengan apapun. Oleh sebab itu, sangat penting bagi orang tua memperkenalkan seks edukasi pada anak sejak dini.
Sebagian orang tua mulai sadar dan mengajarkan anaknya mengenai seks edukasi agar Si Kecil paham sesuai dengan pemahaman seusianya. Namun masih banyak orang tua yang ragu untuk mengajarkan seks edukasi pada anak. Kebanyakan dari orang tua takut terlalu vulgar dalam menjelaskan serta khawatir menimbulkan pertanyaan hingga rasa penasaran dari Si Kecil.
Wajar rasanya jika anak kecil memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Justru karena banyaknya keingintahuan anak tentang dunia luar seharusnya membuat para orang tua lebih banyak belajar untuk menjawab setiap pertanyaan dan rasa penasaran dari anak-anaknya. Sebab akan sangat bahaya jika jawaban tersebut ia dapatkan dari orang lain tanpa pengawan dari kita selaku orang tua.
Pelecehan seks tidak pernah mengenal kata ampun bagi orang tua korban. Untuk mencegahnya, yuk kenalkan seks edukasi pada anak dengan cara berikut ini.
Pelecehan Seks pada Anak Selama Pandemi
Berdasarkan data Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (SIMFONI PPA), diketahui bahwa sejak tanggal 1 Januari-26 Juni 2020 telah tercatat sebanyak 1962 anak mengalami kekerasan seksual. Menurunnya kesejahteraan ekonomi di masyarakat membuat banyak anak dipaksa untuk bekerja hingga ekploitasi seksual seperti pelacurna anak, pornografi anak, hingga eksploitasi seksual online.
Bagaimana dengan pelecehan seksual? Selama pandemi, kasus pelecehan seksual meningkat dengan berbagai motif. Cukup miris ya Mams, maka penting sekali seks edukasi pada anak. Berikut beberapa kasus pelecehan seksual yang terjadi belakangan ini.
Pelecehan Seksual Tiga Anak di Abdya-Aceh
Kasus pelecehan seksual terjadi pada hari Senin (9/11/20) di Abdya, Aceh. Korban terdiri dari tiga orang yang masing-masing berusia 7 tahun. Kejadian tersebut terjadi di kebun kelapa sawit yang terletak di belakang rumah dari salah satu korban. Meskipun sudah berusaha kabur, namun pelaku tetap berhasil menangkap korban dua orang korban, satu diantaranya berhasil kabur. Pelaku membuka celana korban lalu menyetubuhi korban secara bergantian. Kini pelaku sudah ditangkap dengan hukuman 15 tahun penjara.
Terdapat 45 Kasus Kekerasan Seksual di Kulonprogo dalam Sebulan Terakhir
Woro Kandini, selaku Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak mengatakan bahwa setidaknya tercatat sebanyak 45 kasus kekerasan seksual pada anak. Kasus tersebut meliputi perkosaan, pelecehan seksual dan pencabulan. Kejadian tersebut terjadi di berbagai tempat, mulai dari rumah pelaku, rumah korban, tempat wisata, tempat umum ataupun hotel.
Pelecehan Seksual pada Dua Anak di Bawah Umur di Siberut Barat
Nasib naas ini terjadi pada pelajar yang masih duduk di bangku kelas 2 SD. Orang tua salah satu korban mengetahui kejadian tesebut karena mendengar sang anak diolok-olok oleh teman-temannya bahwa ia telah dilecehkan. Setelah ditelusuri, ternyata benar bahwa sang anak menjadi korban pelecehan seksual.
Baca Juga: Kekerasan Seksual pada Anak, Korban Cenderung Jadi Pelaku?
Pelaku Pelecehan Seksual Berusia Lima Tahun di Tasikmalaya
Miris mendengarya, bocah berusia lima tahun mengaku telah melakukan pelecehan seksual terhadap anak yang berusia 7 tahun. Bocah tersebut mengakui tanpa perasaan bersalah. Petugas Satuan Bakti Pekerja Sosial Kota Tasikmalaya, Ajeng mengungkapkan adanya analisa bahwa pelaku telah menonton adegan dewasa. Namun hal tersebut barulah analisa. Ajeng juga mengataan bahwa pernah terjadi kasus anak di bawah umur melakukan kejahatan seksual karena terinspirasi video porno yang diperlihatkan leh orang dewasa yang tinggal di sekitar tempat tinggalnya.
Setelah melihat berbagai kasus pelecehan anak yang terjadi selama pandemi, kita tentunya harus menyadari pentingnya seks edukasi pada anak sejak dini.
Baca Juga: Pertanyaan Anak Seputar Seks? Ini Dia Cara Menjawabnya!
Pentingnya Seks Edukasi pada Anak
Seks edukasi pada anak mengajarkan bahwa ada perbedaan anatomi pada jenis kelamin perempuan dan laki-laki. Dengan memberikan edukasi seks sedari dini, anak akan memahami bahwa ada “area terlarang” yang hanya disentuh oleh dirinya saja dan orang tuanya (bila anak masih balita). Bahkan di usia tertentu, area tersebut merupakan hak penuh atas dirinya sendiri.
Selain itu, dengan mengajarkan seks edukasi pada anak, biasanya Si Kecil akan semakin terbuka dengan kedua orang tuanya. Di fase ini, diharapkan setiap orang tua mampu memposisikan diri sebagai teman bicara yang asik demi membuat Si Kecil nyaman dan tidak mencari “teman cerita” lain di luar rumah, terutama teman lawan jenis.
Tips Ajarkan Seks Edukasi pada Anak
Seks edukasi tentu perlu dipaparkan sesuai dengan usia Si Kecil ya Mams. Berikut tips mengajarkan seks edukasi pada anak sesuai usianya.
- Usia 0-2 tahun: Menjelaskan mengenai adanya dua jenis kelamin yakni perempuan dan laki-laki. Memberi tahu nama alat kelamin dengan benar seperti penis, vagina, lubang pipis, anus. Hindari penggunaan istilah “titit”, “titit ayu”, “burung”, dan sebagainya.
- Usia 2-5 tahun: Mengenalkan anggota tubuh yang tidak boleh disentuh orang lain dan memintanya untuk melapor kepada Mampaps jika ada yang menyentuh area tersebut.
- Usia 5-8 tahun: Jelaskan proses terjadinya bayi secara ilmiah. Tidak panik ketika anak mulai bertanya mengenai apa arti dari seks. Berikanlah penjelasan sederhana dan tekankan bahwa hal tersebut hanya boleh dilakukan oleh orang yang sudah menikah.
- Usia 9-12 tahun: Menunjukkan tanda pubertas, seperti tumbuhnya payudara, adanya haid yang dialami oleh perempuan, dan mimpi basah.
- Usia 13-18 tahun: Menjadi teman bicara yang asik bagi anak, masuk ke dala kegiatan dan hobinya agar pembicaraan menjadi nyambung dan hubungan dengan anak menjadi semakin erat.
Baca Juga: Mampaps Cegah Pelecehan Seksual pada Anak Segera!
Cara Mengenalkan Organ Reproduksi yang Harus Dijaga pada Anak
Dalam mengajarkan seks edukasi pada anak, kita pun perlu untuk mengenalkan organ reproduksi yang harus dijaga.
- Menggunakan gerakan. Mams bisa mengenalkan organ reproduksi yang harus dijaga dengan cara menyentuh. Dengan demikian Si Kecil akan meniru dan menghafalkan bagian tubuh yang harus djaga tersebut.
- Menggunakan nyanyian. Biasanya, anak anak semakin mudah hafal dan paham jika menggunakan nada. Misalnya seperti lagu yang berjudul “Sentuhan tidak boleh” yang banyak terdapat di youtube.
Baca Juga: Bingung Kapan Waktu Yang Tepat Membahas Seks Pada Si Kecil? Ini Jawabannya!
Si Kecil yang penuh dengan rasa penasaran harus selalu diarahkan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Wajar rasanya jika anak kecil memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Justru karena banyaknya keingintahuan anak tentang dunia luar seharusnya membuat para orang tua lebih banyak belajar untuk menjawab setiap pertanyaan dan rasa penasaran dari anak-anaknya. Sebab akan sangat bahaya jika jawaban tersebut ia dapatkan dari orang lain tanpa pengawasan dari kita selaku orang tua.