Mampaps saat kehamilan, bayi terlilit tali pusar merupakan salah satu masalah yang sering dialami janin dalam kandungan. Satu dari 3 bayi dalam kandungan mengalami hal ini, baik itu terlilit di leher atau bagian tubuh yang lain. Bila Mama mengalaminya, tentu khawatir apakah hal ini bisa membahayakan si kecil. Mari Mampaps kita bahas selengkapnya.
Mama Papa Harus Tahu
Tali pusat terbentuk sejak awal kehamilan. Setelah embrio terbentuk, yaitu pada minggu ke 5, tali pusat sudah bisa terlihat melalui pemeriksaan USG, yang tampak sebagai benang tipis diantara embrio dan plasenta. Tali pusat berfungsi mengantarkan nutrisi dan oksigen dari Mama untuk si kecil sehingga tumbuh sehat dalam kandungan.
PADA ARTIKEL INI DIBAHAS: |
Penyebab Bayi Terlilit Tali Pusar
Bayi disebut terlilit tali pusar apabila tali pusat membentuk lilitan sekitar badan, bahu, tungkai atas/bawah dan leher pada si kecil. Keadaan ini dijumpai pada air ketuban yang berlebihan, tali pusat yang panjang, dan bayinya yang kecil sehingga banyaknya gerakan janin dalam kandungan menyebabkan lilitan.
Tali pusat yang panjang menyebabkan bayi terlilit. Panjang tali pusat bayi rata-rata 50 – 60 cm, namun tiap bayi mempunyai tali pusat bebeda-beda. Dikatakan panjang jika melebihi 100 cm dan dikatakan pendek jika kurang dari 30 cm.
Baca Juga: Cara Merawat Tali Pusar Si Kecil Agar Tidak Terkena Infeksi
Tanda Janin Terlilit Tali Pusar
Tanda si kecil yang mengalami lilitan tali pusat sebagai berikut:
1. Terjadi pada usia kehamilan paling tidak 34 minggu
Pada usia kehamilan ini bagian janin yang rendah, entah kepala atau pantat belum bisa sampai masuk ke dalam rongga perut.
2. Letak janin yang sungsang atau melintang
Keadaan atau posisi janin yang tidak benar bisa juga menyebabkan terjadinya janin terlilit tali pusat. Dengan keadaan sungsang atau melintang dan terjadi dalam waktu lama bisa menyebabkan bayi terlilit tali pusat.
3. Detak jantung yang menurun
Terjadinya penurunan detak jantung juga di curigai bisa dikarenakan janin terlilit tali pusat. Biasanya di ikuti dengan terjadinya kontraksi pada rahim. Bukan sekali dua kali, namun penurunan ini terjadi semakin terus menerus.
4. Menghalangi proses kelahiran
Beberapa bayi pada saat terjadi proses kelahiran, mengalami beberapa kesulitan. Salah satunya adalah akibat tali pusat yang melilit tubuh sang bayi. Oleh karena itu, biasanya Mama akan disarankan untuk melakukan proses melahirkan melalui operasi caesar.
5. Warna air ketuban sampai hijau
Hal ini bisa terjadi karena adanya tali pusat yang melilit tubuh si kecil saat berada di dalam perut. Kemudian hal ini bisa menyebabkan si kecil kekurangan oksigen. Setelah itu menyebabkan air ketuban yang harusnya berwarna putih ini beralih menjadi hijau.
Baca Juga: Waspada! Kelainan Ini Sering Terjadi Saat Mama Hamil
Cara Deteksi Bayi yang Terlilit Tali Pusar
Jika ingin mengetahui apakah si kecil terlilit tali pusar/tidak Mama bisa melakukan pemeriksaan secara teratur. Biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan dengan menggunakan USG untuk melihat, apakah si kecil terlilit tali pusat atau tidak. Jenis USG 3 dimensi / USG 4 dimensi sangat disarankan guna melihat kondisi tali pusar yang melilit si kecil.
Bagaimana Mencegah Agar Janin Tidak terlilit Tali Pusar?
Mama tidak bisa mencegah terjadinya lilitan pada tali pusat. Kejadian lilitan tali pusat sering terjadi secara alamiah. Janin akan bergerak dengan nyaman karena terdapat air ketuban dalam rahim Mama. Saat bergerak kemungkinan si kecil akan terlilit tali pusar, akan tetapi dengan gerakan yang lain maka lilitan itu juga dapat lepas.
Gerakan si kecil yang terlalu banyak mengakibatkan lilitan lebih banyak serta tidak bisa lepas. Jadi hal yang bisa Mama lakukan ialah mencegah resiko komplikasi, salah satunya dengan melakukan pemeriksaan secara teratur guna mengetahui kondisi kehamilan.
Baca Juga: 7 Pemeriksaan USG Kehamilan dan Manfaatnya
Persalinan dengan Lilitan Tali Pusar
Banyak Mama yang beranggapan bila si kecil terlilit tali pusar, Mama harus menjalani operasi caesar. Dalam penanganan si kecil yang mengalami lilitan tali pusar Mama bisa melahirkan secara normal namun bisa juga dengan cara operasi caesar. Tentu saja semua ini tergantung dari keadaan dan kondisi si kecil di dalam kandungan. Dokter menyarankan metode persalinan biasanya berdasarkan pertimbangaan bahaya dan risiko. Ini juga tergantung dari berapa banyak jumlah lilitan tali pusat pada si kecil.
Jika lilitan tali pusar hanya satu lingkaran pada leher si kecil, ini mungkin tidak menjadi masalah serius. Kelahiran normal pun mungkin masih bisa Mama lakukan. Begitu kepala si kecil keluar dari vagina, dokter atau bidan bisa segera melepaskan lilitan tali pusar dari leher si kecil. Sehingga, melahirkan normal pada situasi ini tidak membahayakan si kecil.
Namun, jika tali pusar banyak melilit sekitar leher atau anggota badan lainnya, ini bisa menjadi masalah serius. Terlebih jika hal ini sampai menyebabkan detak jantung yang melemah dan aliran darah dari Mama ke bayi terganggu. Operasi caesar mungkin butuh dilakukan agar komplikasi tidak terjadi.
Baca Juga: Waspada dan Ketahui Penyebab Keguguran Pada Ibu Hamil
Apa yang Harus Mama lakukan Bila Janin Terlilit Tali Pusar?
Jika Mama sudah terdeteksi si kecil terlilit tali pusat, ada beberapa cara yang dapat dilakukan Mama, seperti:
1. Ubah posisi tubuh Mama
Caranya adalah dengan memposisikan Mama dalam keadaan miring. Kemudian memberikan oksigen. Jika memang diharuskan persalinan akibat detak jantung si kecil yang semakin melemah. Melakukan operasi caesar menjadi salah satu alasan untuk menyelamatkan nyawa Mama maupun si kecil.
2. Rutin Melakukan Pemeriksaan
Rutin melakukan pemeriksaan bertujuan untuk memperkirakan posisi lilitan tali pusat, apakah ada di sekitar leher atau tidak. Biasanya dokter akan melihatnya dengan menggunakan USG. Hal ini menjadi sangat penting jika Mama sudah terdeteksi adanya lilitan tali pusat pada si kecil. Karena si kecil terus bergerak, posisi dan bentuk lilitan janin bisa terus berubah. Melakukan pemeriksaan rutin akan memantau secara teratur apakah ada kondisi berbahaya untuk si kecil.
3. Berkomunikasi
Kalimat sederhana layaknya meminta si kecil tidak bermain dengan tali pusat atau meminta si kecil untuk bergerak ke arah berlawanan agar lilitan ini bisa lepas bisa diucapkan Mama sembari mengelus-elus perutnya. Meskipun terlihat tidak masuk akal, menurut pengalaman beberapa Mama, janin terlihat bereaksi pada apa yang diinginkan atau diharapkan oleh Mamanya. Hal ini dipercaya karena berkomunikasi dengan janin membuat Mama lebih rileks sehingga detak jantung Mama lebih tenang dan teratur. Hal ini juga yang akan dirasakan si kecil.
Baca Juga: 7 Faktor Penyebab Kelahiran Bayi Prematur
Apakah Bayi Terlilit Tali Pusar Berbahaya?
Penelitian menunjukkan, umumnya janin yang terlilit tali pusar tidak selalu membahayakan selama tidak mencekik bayi. Tali pusat yang sehat dilindungi oleh jelly yang disebut Wharton’s jelly. Jelly ini berfungsi menjaga tali pusat tetap elastis, meski bayi aktif bergerak dalam kandungan.
Hampir separuh kasus lilitan tali pusat umumnya cukup longgar, sehingga dengan pergerakan atau perpindahan posisi bayi dalam rahim dapat melepaskannya dari lilitan sebelum dilahirkan.
Tetapi, yang perlu diwaspadai justru bila pembuluh darah dalam tali pusat terjepit atau tertekan akibat gerakan bayi dalam kandungan. Hal ini dapat menghambat aliran darah yang membawa oksigen pada si kecil. Sehingga si kecil akan mengalami hipoksia (kekurangan oksigen).
So, jika Mama sudah terdeteksi adanya lilitan tali pusar pada si kecil jangan malas untuk kontrol ke dokter kandungan. Mama juga harus lebih peka apabila merasakan perubahan pada gerakan si kecil, misalnya jadi jarang bergerak atau gerakan si kecil terasa lebih lemah dari biasanya.
Jangan pula stress ya, Mams. Tetap menjalankan pola hidup sehat dengan istirahat cukup, konsumsi makanan bernutrisi, penuhi asupan cairan, dan lakukan olahraga ringan dengan rutin.
Baca Juga: 22 Tips Untuk Mama Baru Saat Menjalani Bulan Awal Kelahiran Si Kecil