Gangguan sakit kepala merupakan penyakit yang jumlah kasusnya cukup banyak dan predominan (lebih banyak dialami) oleh wanita. Lebih dari 80 % wanita usia subur mengalaminya, dan tentunya wanita hamil termasuk salah satu didalamnya. Sakit kepala saat hamil merupakan salah masalah kesehatan yang Mama alami saat kehamilan. Meski cukup wajar Mama alami, Mama juga harus waspada terhadap gejala sakit kepala yang mungkin bisa berbahaya bagi kehamilan.
Baca Juga: Waspada dan Ketahui Penyebab Keguguran Pada Ibu Hamil
Sakit Kepala Saat Hamil
Kehamilan merupakan kondisi fisiologis dimana terjadi perubahan hormonal pada ibu hamil berupa penambahan volume darah dan pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi) pada awal-awal kehamilan. Perubahan ini akan mengalami puncaknya pada usia kehamilan 26-28 minggu.
Kebanyakan sakit kepala pada ibu hamil sifatnya ringan dan tidak perlu pemeriksaan lebih lanjut. Sakit kepala jenis ini termasuk sakit kepala tipe primer, dimana dapat disembuhkan dengan obat-obatan penghilang rasa sakit dan tidak terdapat penyakit yang mendasarinya.
Baca Juga: Ini Dia Obat-Obatan Yang Boleh Dikonsumsi Saat Mama Hamil!
Beberapa Penyebab Sakit Kepala saat Hamil
Selain karena perubahan hormonal saat kehamilan, dimana terjadi penambahan volume darah dan terjadi pelebaran pembuluh darah termasuk di otak, sakit kepala tipe primer ini dapat disebabkan juga oleh:
- Gangguan sinus, yang terjadi karena peningkatan vaskularisasi dan produksi mukus / lendir sehingga terjadi bendungan sinus.
- Kurangnya istirahat / tidur, seorang ibu hamil disarankan untuk mendapat istirahat yang cukup untuk menjaga kondisi agar kehamilannya berkembang baik.
- Stress, dimana berkaitan dengan terjadinya kontraksi otot-otot sekitar leher dengan mekanisme yang belum sepenuhnya jelas. Biasanya gejalanya Mama merasakan sakit kepala di kedua sisi, terasa ketat seolah-olah diikat.
- Diet yang kurang seimbang atau kurang cocok. Makanan tertentu seperti coklat dan keju dapat memicu sakit kepala jenis migrain, yang ditandai dengan sakit kepala sebelah sisi (unilateral), bersifat berdenyut- denyut, sakit bersifat sedang dan bertambah sakit saat melakukan aktivitas.
Meringankan dan Mencegah Sakit Kepala Pada Ibu Hamil
Sakit kepala primer ini umumnya akan membaik dengan seiring bertambahnya usia kehamilan dan mudah diredakan dengan pemberian obat analgesik. Namun perlu diingat, pemilihan obat sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter kandungan. Tidak semua obat – obatan itu aman dikonsumsi oleh Mama saat hamil.
Yang perlu diperhatikan oleh Mama saat kehamilan untuk mencegah berulangnya timbul sakit kepala diantaranya :
- Hindari stress
- Cukup istirahat, seorang ibu hamil disarankan memiliki waktu istirahat siang untuk menjaga stamina.
- Hindari makanan atau minuman yang berefek kurang cocok untuk ibu hamil, yaitu makanan yang menimbulkan gas pada pencernaan seperti sayur kol/kubis, buah nangka, apel, kacang, kentang, keju, minuman bersoda, jagung, makanan gorengan / berlemak.
Baca Juga: Mama Harus Tahu: Minuman yang dilarang untuk Ibu Hamil
Sakit Kepala Seperti Apa yang Berbahaya Saat Hamil?
Selain sakit kepala umum saat hamil, ada sakit kepala tipe sekunder yang harus Mama waspadai. Sakit kepala tipe sekunder merupakan sakit kepala yang disebabkan karena adanya penyakit yang mendasarinya. Mama perlu memperhatikan sakit kepala ini lebih serius karena dapat mengancam nyawa. Sakit kepala ini diantaranya:
Preeklamsia
Preeklamsia merupakan gejala awal pertanda dapat terjadinya eklamsia. Preeklamsia ditandai dengan adanya hipertensi / darah tinggi pada usia kehamilan 20 minggu dan proteinuria (urin Mama mengandung jumlah protein yang tidak normal).
Pemeriksaan yang rutin dilakukan pada saat kontrol kehamilan, berupa pemeriksaan tekanan darah dan cek urine rutin (dimana diperiksa juga protein urine) dapat mencegah penyakit yang membahayakan ini. Tanda lain preeklamsia berupa bengkak pada tangan dan kaki, pusing atau sakit kepala berat, mual / muntah, nyeri perut, gangguan penglihatan, perubahan refleks badan dan penumpukan cairan pada paru/ edema paru mengakibatkan sesak nafas.
Preeklamsia dapat menjadi eklampsia yakni terjadinya kejang saat persalinan. Fase pertama kejang eklamsia terjadi selama 15- 20 detik berupa kedutan pada daerah wajah dan berlanjut ke fase kejang kedua yang menyebar pada otot rahang, mata dan seluruh tubuh selama 60 detik. Eklamsia ini yang sangat membahayakan baik ibu maupun janin karena suplai darah dan oksigen terhenti saat terjadinya kejang, yang dapat berakibat fatal / kematian pada ibu maupun bayi.
Trombosis vena serebral
Pada ibu hamil terjadi perubahan dalam komposisi darah sehingga terjadi kondisi yang dinamakan hiperkoaguabilitas (darah lebih pekat / kental). Dengan adanya posisi tirah baring lama dan tindakan medis saat proses persalinan termasuk operasi sesar, akan dapat memicu proses bendungan aliran darah vena dan hiperkoaguabilitas yang mengakibatkan terbentuknya gumpalan / trombus dalam pembuluh darah. Trombus yang terbawa aliran darah apabila menyumbat ke salah satu pembuluh darah di otak akan menyebabkan stroke.
Gejala yang terjadi dapat berupa nyeri kepala mendadak, terlokalisir dan menetap, dapat disertai perubahan kesadaran dan apabila stroke terjadi pada pembuluh darah yang besar, dapat terjadi gangguan neurologis berupa kelumpuhan atau mati rasa. Pemeriksaan untuk mendeteksi penyakit ini adalah dengan MRI atau MR venografi.
Malformasi arteriovena(AVM)
Dengan bertambahnya volume darah dan kondisi hiperkoagulasi pada aliran darah ibu hamil, menyebabkan terganggunya peredaran darah pada tubuh. Kondisi ini menimbulkan gejala yang lebih jelas pada malformasi arteriovena (AVM) yang sebelumnya asimtomatik / tidak ada gejala. Mekanisme kejadian AVM ini hampir sama dengan stroke akibat Trombosis vena serebral, namun kejadian stroke yang terjadi didasari karena sudah ada kelainan pembuluh darah otak sebelumnya. Untuk mendeteksi adanya AVM ini dapat dilakukan dengan MR Angiografi atau MR Venografi.
Sakit kepala tipe sekunder ini lebih sering muncul pada trimester akhir. Oleh karena itu adanya gejala sakit kepala saat kehamilan trimester akhir harus diwaspadai dan segera dikonsultasikan dengan dokter yang menangani.
Baca Juga: 7 Cara Mengatasi Sakit Kepala dengan Cepat Tanpa Obat
Pemeriksaan Apa Saja yang Perlu dilakukan Apabila Sakit Kepala Saat Hamil?
Sakit kepala yang terjadi pada awal kehamilan umumnya berupa sakit kepala tipe primer, yang dapat diatasi cukup dengan pengobatan simtomatis saja dan umumnya tidak memerlukan pemeriksaan lebih lanjut kecuali tidak ada perbaikan gejala atau gejala sakit kepala terasa semakin berat.
Yang lebih perlu diwaspadai adalah sakit kepala tipe sekunder dimana sering terjadi pada akhir kehamilan. Ibu harus waspada bila mengalami sakit kepala disaat dekat masa persalinan. Dengan lebih sering berkonsultasi dengan dokter yang menangani, dokter akan menilai apakah sakit kepala yang ada ini memerlukan pemeriksaan lebih lanjut atau tidak.
Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mengevaluasi sakit kepala saat kehamilan adalah diantaranya :
- Funduskopi (pemeriksaan menilai peningkatan tekanan intrakranial, yakni papiledema)
- Pemeriksaan neurologis (tonus, keuatan, refleks dan koordinasi alat gerak)
- Penilaian saraf kranial
- Tekanan darah dan urinalisa (menilai proteinuria)
- Penilaian radiologi lebih banyak dibatasi sehubungan dengan adanya resiko paparan radiasi yang membahayakan janin.
Nah Mams, saat menjalani kehamilan, perubahan besar di tubuh Mama seringkali menyebabkan Mama merasakan sakit yang tidak biasanya. Namun jangan terlalu khawatir ya, Mams! Selama Mama rutin memeriksakan kehamilan ke dokter kandungan dan menjaga pola makan serta pola hidup sehat, kehamilan Mama akan baik-baik saja sampai waktunya si kecil lahir.
Baca Juga: Ayo Cari Tahu! Pemeriksaan Kehamilan Penting Bagi Mama