Masih jadi perbincangan hangat nih Mams mengenai konflik rumah tangga pedangdut Rizky D’Academy dan Nadya Mustika Rahayu, kabarnya Risky meminta sang istri untuk melakukan tes DNA pada janin yang sedang dikandungnya. Hal ini dikarenakan usia kehamilan Nadya yang berbeda dengan usia pernikahannya. Wah, bisa begitu ya Mams! Lalu, aman nggak sih tes DNA saat hamil? Jika aman, apa nih yang harus kita lakukan dan prosedur sepertinya apa ya? Yuk, simak penjelasannya berikut:
Amankah Tes DNA Saat Hamil?
sumber gambar: reporter.kg
Tes DNA saat hamil bisa saja di lakukan loh Mams, jadi nggak perlu menunggu Si Kecil lahir untuk mengetahui siapa ayah Si Kecil. Namun, aman nggak sih sebenarnya melakukan tes DNA saat kehamilan? Di kutip dari laman health.detik.com pada awalnya tes DNA saat hamil memang cukup berbahaya, pasalnya dokter akan mengambil sel janin dari cairan ketuban atau plasenta sehingga berisiko menyebabkan keguguran.
Baca Juga: Waspada, Ini Tanda-tanda Keguguran Tanpa Pendarahan
Namun, semakin berkembangnya teknologi tindakan ini aman dilakukan namun hanya saja tes ini dibutuhkan untuk mendeteksi kelainan bawaan. Selain itu tes DNA ini bertujuan untuk mendeteksi kelainan kongenital atau kelainan kromosom pada janin. So, sangat di sayangkan jika tindakan ini dimanfaatkan untuk tes paternal atau membuktikan ayah biologis dari si janin Mams!
Prosedur Tes DNA Saat Hamil
sumber gambar: azcentral.com
Jika Mampaps ingin melakukan tindakan ini, tentu ada beberapa metode yang dapat dilakukan oleh dokter ahli, yaitu dengan mengikuti prosedur dan cara berikut:
NIPT (pemeriksaan darah)
Cara NIPT dilakukan dengan mengambil sampel darah Mama. Dengan begitu, teknologi sel free DNA, genetik antara Mama dan janin bisa diekstraksi.
Baca Juga: Alice Norin Alami Placenta Previa Totalis Accreta, Ketahui Ma!
Metode ini bisa dilakukan pada trimester awal kehamilan, namun di Indonesia sendiri metode NIPT ini belum dapat digunakan untuk membuktikan ayah biologis janin. Hal ini dikarena berkaitan dengan aspek legalitas, sehingga cara ini hanya dapat dilakukan untuk mendeteksi kelainan kromosom.
CVS (pemeriksaan jaringan bakal plasenta)
Prosedur berikutnya adalah CVS (chorionic villus sampling) atau pemeriksaan jaringan bakal plasenta. Tindakan dengan metode ini dapat dilakukan saat usia kehamilan di atas 10 minggu Mamspaps, jika dilakukan di bawah usia kehamilan 10 minggu bisa berisiko kelainan kaki pada janin karen tersentuh oleh jarum. Risiko lain yang bisa Mams rasakan menggunakan metode ini adalah meningkatkan infeksi, pendarahan, dan pecah ketuban.
Sangat disayangkan, jika Mams memaksakan untuk melakukan tes DNA saat hamil dengan metode ini. Jika tetap ingin melakukannya, maka ada baiknya untuk melakukan konsultasi pada dokter untuk mendapatkan saran dan tindakan yang tepat.
Amniocentesis (pemeriksaan air ketuban)
Metode ini dapat dilakukan pada awal trimester kedua kehamilan. Pasalnya pemeriksaan air ketuban bisa dikatakan aman di usia kehamilan ini, apabila ingin mengetahui siapa ayah biologis Si Kecil.
Baca Juga: TTTS Syndrom Gangguan Kehamilan Bayi Kembar
Jika metode amniocentesis ini digunakan untuk memeriksa kelainan genetik pada janin, bisa dikatakan cukup terlambat karena janin sudah tumbuh besar.
Metode apapun yang akan Mampaps gunakan untuk melakukan tes DNA saat hamil, ada baiknya untuk melakukan konsultasi pada dokter terlebih dahulu! Karena sangat disayangkan, jika terjadi sesuatu pada janin saat melakukan tindakan ini. Semoga bermanfaat.